Bagaimana tidak, dengan cahaya jalan seperti apapun kita dapat melihat dan membedakan mana yang menurut kita jalan yang aman dan mana jalan yang berbahaya. Motivasi inilah yang bisa menumbuhkan karakter peserta didik yang bisa menghargai ilmu dan mengagungkannya.
Tetapi jangan lupakan para ahli ilmu, dalam konteks ini adalah seorang guru. Guru adalah aspek yang paling sentral dalam menuntut ilmu karena tanpa guru tak mungkin ilmu yang tadi disebutkan kemuliaannya itu bisa tersalurkan ke banyak orang.Â
Oleh sebab itu sudah sepantasnya kita harus menghormati dan menghargai jasa seorang guru. Karakter ini lah yang selanjutnya harus ditanamkan kepada peserta didik di Indonesia. Bahkan saking memuliakannya seorang guru, Ali ra berkata "sayalah menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, dimerdekakan ataupun tetap menjadi hambanya".
Mungkin itulah mengapa ayah saya dulu pernah menasehati saya ketika saya hendak memulai belajar di jenjang Madrasah Tsanawiyah, nasehat itu masih saya ingat sampai sekarang, kurang lebih bunyinya seperti ini "nak, jika nanti kamu belajar disana, patuhilah perintah gurumu bahkan jika kamu disuruh membersihkan kotorannya sekalipun" itu nasehat seorang ayah kepada anaknya yang hendak menuntut ilmu kurang lebih sepuluh tahun yang lalu.Â
Sekarang? Mungkin saya dapat menerka-nerka nasihat seorang ayah yang hendak menyekolahkan anaknya pada zaman sekarang, mungkin nasihatnya berbunyi seperti ini "nak, apabila nanti gurumu macam-macam sama kamu bilang saja sama ayah" hal ini saya utarakan bukan tanpa alasan, akan tetapi melihat penomena dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini, kata itulah yang pertama kali terlintas dalam pikiran saya saat membayangkan nasihat apa yang dikeluarkan seorang ayah kepada anaknya yang hendak menuntut ilmu di sekolah.Â
Banyak kasus kekerasan pada guru, baik dari siswa terhadap guru, maupun dari orang tua terhadap guru. Dimana letak kemuliaan seorang guru? Ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Finandia, disana profesi  guru sangat dihormati di masyarakat, hal inilah yang mungkin banyak diabaikan dalam pendidikan di Indonesia, seakan tidak ada pengaruhnya terhadap pendidikan, namun justru sebaliknya.
Kenapa saya sangat yakin dengan statement saya bahwa mengagungkan ahli ilmu atau guru berpengaruh terhadap kemajuan sistem pendidikan? Karena bahwasanya ilmu yang kita dapatkan dari guru kita itu tidak ada apa-apanya dibanding hormat kita terhadap guru kita, seperti yang selalu guru-guru saya saya katakan kepada saya dan murid-muridnya.Â
Buktinya banyak orang pintar tetapi malah jadi pemintar, banyak orang cerdas tapi malah membuat orang cemas. Bagaimana tidak, koruptor dimana-mana, terroris menyebar luas, dan kezaliman merajarela.
Oleh sebab itu, marilah kita ubah cara pandang kita terhadap ilmu dan para ahli ilmu, seperti halnya di Finlandia agar sistem pendidikan Indonesia dapat berkembang lebih baik lagi. Perlu kita ingat bahwa ilmu tidak akan busuk dimakan waktu, dan guru tetaplah guru walau kita sudah tidak belajar lagi kepadanya, karena tak ada yang namanya mantan guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H