Keesokan harinya, setelah menyantap bakpau isi kacang hijau beserta susu kedelai sebagai minumannya saya memulai misi hari itu dengan mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan di kota Guangzou, ada beberapa tempat yang saya kunjungi diantaranya; Clothing City, Electronic City, Shoes City, dan beberapa tempat lainnya. Uniknya dalam beberapa blok kota terdiri dari bangunan-bangunan yang hanya menjual satu jenis produk dan produk yang di jual 99% merupakan produk bermerk yang dipalsukan, atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan KW, hampir semua merk produk di dunia ada disini, bahkan banyak merk yang kurang familiar bagi saya.
Singkat cerita, setelah seminggu di Guangzou saya sudah memenuhi koper dengan berbagai pernak-pernik sebagai oleh-oleh bahkan untuk jam tangan KW dan handphone KW saya bawa lumayan banyak karena disini harganya super murah, jika di bandingkan dengan harga di Indonesia bisa 5-10 kali lipat. Saya berangkat ke bandara dengan menggunakan taksi dari hotel sekitar pukul 11 siang waktu setempat dan tiba di bandara sekitar pukul 11.30 siang, agak terkejut ketika saya membayar taksi yang hanya bertarif 60 yuan sesuai dengan yang tertera di argo, jadi saya telah tertipu 140 yuan oleh calo dan supir taksi nakal ketika saya berangkat ke Guangzou.
Satu jam menjelang keberangkatan saya duduk sembari mengobrol dengan orang indonisa yang bersuku tionghoa, kebetulan beliau habis berbelanja mainan di Yiwu, kami asik mengobrol tentang lelahnya mulut ini karena tidak berbahasa Indonesia (sedikit heran karena beliau bisa berbahas mandarin tapi tetap merasa kangen berbahasa Indonesia), semakin lama obrolan sampai pada titik dimana saya tertipu oleh calo dan supir taksi ketika pertama tiba di sini, kemudian beliau bertanya tentang harga barang-barang yang saya beli (belakangan saya tahu, ternyata harga barang-barang yang saya beli harganya seharusnya lebih murah dari yang sudah saya bayar), setelah saya menjawab semua pertanyaan beliau, dengan tertawa lepas sembari menepuk pundak saya beliau berkata "belum ke China namanya kalau belum pernah kena tipu, saya sendiri yang bisa berbahasa mandarin dan sudah sering bolak-balik sesekali masih kena tipu".
Asik larut dalam obrolan, tidak terasa satu jam telah berlalu, dan kamipun akhirnya menaiki pesawat menuju jakarta. Dalam perjalanan saya sesekali merenung dengan hati yang sedikit kesal mengingat kebodohan diri ini karena ternyata beberapa kali telah ditipu baik urusan transportasi, harga barang, dll.
Setibanya dirumah saya membagikan oleh-oleh kepada saudara dan teman dekat dan ternyata mereka sangat terkejut dengan oleh-oleh yang saya bagikan, karena menurut mereka apa yang saya bagikan harganya lumayan mahal. setelah saya selidiki ternyata jam KW yang saya beli di cina seharga Rp 175.000,- s.d. 250.000,-, kalau di indonesia ternyata dijual dalam kisaran Rp 1.000.000,- s.d. Rp 1.750.000,- berhubung saya membeli jam dalam jumlah banyak, kalau tidak salah setelah saya bagikan masih tersisa sekitar 30 unit jam tangan dan 6 hp nokia KW, kemudian teman saya ada yang memberanikan diri memborong jam tersebut dengan harga Rp 500.000,-/unit. Tanpa banyak bicara saya jual seluruh sisa jam yang saya bawa kepada teman saya senilai Rp 15.000.000,- dan saya jual HP nokia KW sisa oleh-oleh dengan Harga Rp 700.000,- s.d 800.000,- /unit, padahal saya membelinya dengan harga Rp 240.000,- /unit. Setelah di total-total ternyata saya mendapat keuntungan sekitar Rp 9.500.000,- , luar biasa..!! hanya dengan berapa unit jam tangan KW dan HP nokia KW, saya bisa menutupi seluruh biaya perjalanan saya selama ke Guangzou.
Akhirnya tertutup sudah kekesalan hati ini karena telah ditipu selama di Guangzou oleh keuntungan yang saya peroleh, tertipu saja saya masih memeroleh banyak keuntungan, tidak terbayang oleh saya besarnya keuntungan para importir barang dari China setelah memasarkannya di Indonesia. mungkin diantara teman-teman ada yang minat jadi importir, coba anda cari tahu lebih dalam tentang Guangzou dan produk apa yang bisa anda pasarkan di Indonesia, tapi hati-hati jangan sampai ketipu, tapi sepertinya syarat syah pernah ke China anda harus pernah ditipu di sana, hehehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H