Mohon tunggu...
Supri Yatno
Supri Yatno Mohon Tunggu... profesional -

Supriyatno adalah seorang Counselor, Trauma Therapist, Freelace Writer, dan Founder Peduli Trauma. Aktif memberikan konseling baik secara online maupun dalam bentuk pertemuan langsung support group mengenai permasalahan trauma masa kecil, trauma perceraian, trauma KDRT, kesehatan mental, trauma kehilangan, dan mind-body connection. Link:http://www.wix.com/supriyatno/personalsite, http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perjalanan Kematian Anda

17 Oktober 2011   02:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERJALANAN KEMATIAN ANDA

Bayangkan Anda melihat diri Anda sudah meninggal, dan sekarang Anda sedang berada di prosesi pemakaman diri Anda sendiri, di mana puluhan atau bahkan ratusan pelayat datang. Ada istri/suami, anak, rekan kerja, bawahan, atasan, tetangga, atau orang-orang lainnya. Apakah yang akan mereka katakan dalam hati tentang diri Anda pada saat itu? Apakah mereka merasa kehilangan diri Anda atau tidak?.

Bagaimana dengan istri/suami? Apa yang ada di dalam benak mereka? Bagaimana ingatan yang ada di dalam pikirannya? Istri/suami yang penyayangkah?

Bagaimana dengan anak-anak Anda? Apakah mereka menganggap Anda adalah ayah/ibu yang menjadi panutan terbaik bagi mereka? Apakah mereka bersyukur telah dilahirkan oleh Anda?

Bagaimana dengan rekan kerja Anda? Apakah mereka berpikir Anda adalah sahabat yang baik, menolong tanpa pamrih, mampu memberikan semangat kepada Anda? Apakah Anda sahabat yang dirindukan kehadirannya oleh mereka, atau yang dijauhkan oleh mereka?

Bagaimana dengan bawahan Anda? Apakah Anda dipandang sebagai pemimpin yang bijaksana oleh bawahan Anda? Apakah Anda disukai oleh mereka, atau mereka senang dengan ketidakhadiran Anda? Apakah mereka hormat - bukan takut - pada Anda?

Bagaimana dengan atasan Anda? Ingatan apakah yang dimiliki atasan Anda terhadap Anda? apakah Anda dipandang sebagai bawahan yang mampu memberikan kontribusi yang baik? Yang bisa bekerja sama dengan orang lain? Yang loyal dan berdedikasi tinggi?

Dan bagaimana dengan orang-orang lain yang tidak Anda kenal secara dekat? Apakah Anda punya arti khusus bagi mereka? Apakah mereka kehilangan Anda? Apakah mereka kehilangan sosok pribadi yang dapat menjadi panutan? Apakah mereka selalu merindukan kehadiran Anda karena Anda dapat memberikan rasa damai?

Kemudian, renungkan apa yang Anda inginkan agar mereka pikirkan tentang diri Anda ketika menghadiri pemakaman Anda nanti. Dari sini, pikirkan seperti apa Anda hendak dikenang oleh mereka.

Jika Anda ingin dikenang sebagai suami/istri yang baik, jadilah suami/istri yang baik bagi pasangan Anda, cintailah mereka dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka.

Jika ingin Anak-anak Anda mengenang Anda sebagai orang tua yang terbaik, sahabatkanlah diri Anda dengan mereka.

Jika Anda ingin dikenang sebagai rekan kerja yang baik atau bawahan yang baik, jadikanlah diri Anda pribadi yang positif, dapat bekerjasama dengan orang lain, dan bekerja dengan segenap kemampuan Anda.

Jika Anda ingin dikenang sebagai atasan yang bijaksana dan dapat diteladani, jadilah seorang pemimpin yang berani menanggung segala kesalahan bawahan Anda, mengayomi, dan memimpin dengan kasih sayang.

Jika Anda ingin dikenang dan dimuliakan oleh berjuta-juta orang, tugaskanlah diri Anda untuk melakukanlah satu hal penting yang akan dapat membawa perubahan bagi kehidupan dan manfaat yang besar untuk sesama.

Fisik Anda memang tidak kekal dan akan hancur menyertai kematian Anda, tapi nama Anda dapat hidup lebih lama dari usia fisik Anda.

Supriyatno
Counselor,Trauma Therapist, Freelance Writer, Founder of Peduli Trauma
http://www.wix.com/supriyatno/personalsite
http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun