Mohon tunggu...
Supri Yatno
Supri Yatno Mohon Tunggu... profesional -

Supriyatno adalah seorang Counselor, Trauma Therapist, Freelace Writer, dan Founder Peduli Trauma. Aktif memberikan konseling baik secara online maupun dalam bentuk pertemuan langsung support group mengenai permasalahan trauma masa kecil, trauma perceraian, trauma KDRT, kesehatan mental, trauma kehilangan, dan mind-body connection. Link:http://www.wix.com/supriyatno/personalsite, http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

SIAPAKAH MUSUH TERBESAR ANDA?

14 Desember 2011   10:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:18 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

SIAPAKAH MUSUH TERBESAR ANDA?

Kemiskinan adalah musuh terbesar kita karena kemiskinan dapat membuat kita merasa tidak berhak untuk kekayaan? Bukan!

Kesulitan adalah musuh terbesar kita karena kesulitan dapat membuat kita menderita? Bukan!

Ketidakberdayaan adalah musuh terbesar kita karena ketidakberdayaan dapat membuat kita putus asa? Bukan!

Kekayaan adalah musuh terbesar kita karena kekayaan dapat membuat kita merasa sebagai superman? Bukan!

Penyakit adalah musuh terbesar kita karena penyakit dapat membuat kita tidak dapat menikmati hidup? Bukan!

Menjadi Tua adalah musuh terbesar kita karena menjadi tua berarti kita lemah dan tidak dihargai? Bukan!

Musuh terbesar adalah diri kita sendiri. Mereka ada di dalam diri kita. Mereka adalah kemalasan, penundaan, tidak percaya pada diri sendiri, takut terlihat lemah, pura-pura tidak ada masalah, menyangkal, motivasi yang rendah, penghargaan terhadap diri yang rendah, butuh untuk dicintai, butuh untuk dihargai, merasa bertanggung jawab pada segala hal, kelemahan, ketidaktegasan, mementingkan diri sendiri, menghindari masalah, mengeluh, dan sebagainya.

Karena kita menyangkal, acuh, dan tidak mau atau takut untuk melihat itu semua ada di dalam diri kita, lalu kita membangun gambaran diri yang salah (false-self). Gambaran diri yang salah ini adalah topeng yang akan menutupi keadaan diri kita yang sebenarnya dengan tampil bahagia, tampil percaya diri, tampil sukses, dan tampil berkuasa. Semakin kita menguatkan gambaran diri yang salah ini, semakin kita tidak mengenal diri kita sendiri, semakin kita tidak mengenal siapa musuh di dalam diri kita sendiri. Dan jika kita tidak mengenal siapa musuh diri kita, bagaimana kita bisa menangani mereka? Bagaimana kita bisa menjadi lebih bahagia? Bagaimana kita bisa menjadi lebih damai? dan Bagaimana kita bisa mengenal siapa Tuhan kita? Bukankah ada ayat yang mengatakan, "Kenalilah dirimu, maka kau akan mengenal siapa Tuhanmu."

Love Yourself!

Supriyatno
Counselor,Trauma Therapist, Freelance Writer, Founder of Peduli Trauma
http://www.wix.com/supriyatno/personalsite
http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/
E-mail: pedulitrauma@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun