Mereka membalikkan nalar sehat kaum beradab dan bermoral - notabene warga sekolahan. Â
MASUKNYA Paula Verhouven, yang indo Belanda ke komunitas hijabers jelas menguntungkan proyek hijabers global. Juga Baim Wong, Dimas Seto dan Dini Aminarti - untuk menunjuk nama nama yang sedang viral kini. Menyusul Neno Warisman, Peggy Melaty Sukma, Kartika Putri, Teuku Wisnu, Irwinsyah, Primus Yustisio, Arie Untung, sekondan mereka - beserta isteri masing masingnya.Â
 Tapi kini menjadi bumerang.Â
Hijrah dan tampil Islami tak menjamin tindakan dan amalan dari ajaran agama yang mereka anut. Â Meski sudah lumayan lama hijrahnya, sudah lama ngajinya. Sudah jenggotan juga. Â
Harusnya, sih, Â sudah "tawadhu" - mengutip istilah mereka - yaitu banyak menunduk, tidak 'tolah toleh' melirik makluk halus mulus, putih bening kinclong seperti Paula Verhouven - yang masih "newbie" . Â
Itu kalau sinyalemen yang dilempar Baim Wong benar adanya. Â Â
Nyatanya - jika isu itu benar - Â kena godaan yang sangat elementer dan visual: kecantikan dan berahi! Â Tak beda dengan saya dong akh! Kaum abangan slenge'an ini - yang gak kenal kitab, nggak pernah ngaji. Jauh dari air wudhu. Aliran agamanya ora cetha !Â
Saya - yang jauh dari wudhu ini - malah teguh dengan moral jaga attitude, Â untuk hal yang satu itu : pantang menggoda isteri teman. Pantang mengganggu rumah tangga orang lain! No way!Â
Mereka - para hijabers dan cingkrangers itu, menutup kepala dan tubuh mereka - tapi tak bisa menutup hal yang justru seharusnya mereka jaga rapat rapat: kelamin. Nafsu badani, berahi! Imajinasi ranjang. Syurr! Â Â
Lhaaah, sekelas Abdulah Gymnastiar juga kena. Mengawini jemaah sendiri, dan menyingkirkan isteri  tuanya yang setia dan memberi tujuh anak.  Apalah artinya mereka? Timbang pasang jenggot dan pakai celana cingkrang doang. Â
Dasar kaum munafikun ha..ha..ha..