Mohon tunggu...
Supriyadi Aisyana
Supriyadi Aisyana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Realistis & rasional https://twitter.com/supri_aisyana https://www.facebook.com/javapeopleonly

Selanjutnya

Tutup

Politik

EDUKASI POLITIK

13 April 2014   08:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil quick count sementara dari beberapa lembaga survey menyatakan bahwa PDI-P menjadi winner Pileg 2014 dan juga diprediksi akan menjadi penguasa parlemen dalam 5 tahun mendatang.Euforia para winner di seluruh Republik ini,memperlihatkan betapa demokrasi itu nampak seperti sudah benar-benar dilaksanakan.Tapi bagi para looser,mungkin berbanding terbalik dengan euforia tersebut.Ada yang blokade jalan dan ada juga yang membongkar kembali sumbangan yang sudah diberikan ke masjid,naudzubilah.

Dari intermezzo di atas timbul beberapa pertanyaan,salah satunya adalah masalah etika dan estetika berpolitik yang pastinya mengacu pada “EDUKASI POLITIK”.Setahu saya yang namanya legislatif itu orientasi`nya adalah orang-orang terpilih,seperti halnya yudikatif dan eksekutif.Yang harusnya bisa menjadi contoh buat para masyarakat,terutama sipil.Dalam konsep Trias Politica,legislatif mempunyai arti pembuat kebijakan(klo ga salah lho ya..hehe).
Tapi klo melihat coretan saya di atas,apa iya sih bisa layak disebut begitu?.Sedangkan baru jadi calon pembuat kebijakan saja,beliau tersebut sudah berbuat keanehan yang tidak bijak.
Apa mungkin setelah menjadi pembuat kebijakan yang sesungguhnya,beliau tersebut benar bisa bijak?Bisa saja dengan adanya otoritas yang lebih,beliau tadi justru anti menjadi bijak.

Makna dari ”EDUKASI POLITIK” itu adalah contoh dan essensi dari “EDUKASI POLITIK” adalah mendidik.Alangkah bijaknya sikap dewasa dan legowo itu bisa menjadi bagian inti dari para pelaku circle politik tersebut.Ketika partai A menjadi pemenang,partai B sampai Z harus respect,bukan saling membuat opini negatif di media.Perlu diingat bahwa sehebat-hebatnya anda,sesakti-saktinya anda,seganteng-gantengnya anda,belum tentu menjadi jaminan bahwa anda adalah pemenang.Ingat,yang memilih anda itu bukan anda sendiri,tapi yang memilih adalah masyarakat anda.Maka ciptakan opini positif yang akan menjadikan masyarakat menyukai,bukan opini negatif yang justru membuat masyarakat menjadi membenci.

Nelson Mandela berkata”Seorang pemberani bukanlah tidak punya rasa takut,tapi seorang pemberani selalu belajar menaklukkan rasa takut”.
Winnie The Pooh berkata”U`re bigger than,what u think u`re”,bahwasannya anda bisa menjadi besar,lebih dari yang anda bayangkan.Karena besar tidaknya anda,hanya anda sendiri yang menentukannya.Dan satu kata penutup”Seorang jagoan itu bukan dinilai dari berapa banyak yang dikalahkannya,tapi seorang jagoan bisa dinilai dari berapa banyak kesalahan yang berani diakuinya”.
Salam....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun