Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sawaddee Krab ( bagian 5 )

19 Januari 2025   21:59 Diperbarui: 19 Januari 2025   21:59 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah masing-masing mendapatkan taksi yang akan membawa mereka pergi melanjutkan perjalanan entah kemana tujuanya. Akhirnya tibalah saat bagi mereka untuk berucap kata selamat tinggal. Hanya dekapan erat serta lambaian tangan yang bisa mereka lakukan untuk mengakhiri petualangan bersama yang luar biasa pada dini hari itu.  

Dalam perjalanan taksi yang membawanya ke arah bandara KLIA , Bams masih mencoba mampir ke beberapa hotel yang mungkin masih ada kamar tersisa. Tapi ternyata hasilnya nihil juga.  Semua hotel sudah fully booked, entah sedang ada apa saat itu.  Sopir taksi yang mungkin iba melihat kondisi Bams menawarkan kamar di rumahnya secara gratis. Tetapi Bams menolak secara halus karena telah membulatkan tekad untuk tidur di bandara dini hari itu. Toh besuk pagi-pagi  dia sudah harus mengadu nasib kembali berebut kursi untuk pulang  ke Surabaya dengan Air Asia.

Untungnya dini hari itu sebuah restoran cepat saji di bandara masih ramai melayani pembeli. Bams akhirnya ikut nongkrong disitu sambil mengisi perut dan memesan secangkir kopi. Tetapi rupanya keletihan badan dan mata Bams sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Akhirnya Bams mencoba mencari tempat untuk sekedar merebahkan badan. Lumayan akhirnya Bams tertidur pulas. .

foto: dok Ucik
foto: dok Ucik

Menjelang jam 5 pagi Bams pindah ke terminal sebelah dengan bus pertama yang membawa penumpang menuju bandara khusus untuk semua penerbangan dengan Air Asia.  Bams mencoba auto counter yang disediakan untuk mengecek no penerbangan dan sisa kursi yang masih tersedia untuk tujuan Surabaya. Ternyata masih cukup tersedia kursi kosong, walaupun masih perlu menunggu 2 jam lagi untuk bisa mendapatkan boarding pass .  

Sambil menunggu jadwal penerbangan Bams sempatkan untuk sekedar membersihkan badan. Dia mamakai T-Shirt baru yang dibeli di Bangkok. Dan alhamdulillah Bams masih bisa menjalankan kewajiban sebagai seorang moslem untuk menunaikan ibadah sholat subuh di pagi yang menggairahkan itu .

Bandara semakin ramai dengan penumpang dan pengantar ke segala tujuan kota di asia. Bams semakin tidak sabar untuk segera mencoba  penerbangan ala bus antar negara ini.  Sudah lama dirinya mendengar cerita mengenai inovasi terbang dengan Air Asia. Selain murah, penumpang bisa langsung datang ke bandara seperti naik bus di terminal, antri, dan bebas memilih tempat duduk.  

Ho ... ho  .... akhirnya tepat jam 10 pagi Bams sudah berada di deretan kursi terdepan di dalam cabin pesawat. Bams menjadi tambah semangat ketika bisa bertemu banyak kawan dan kembali bisa ngobrol gaya " suroboyo"  an , dengan  "cak " dan "ning". Sebuah perjalanan dan petualangan yang sungguh penuh kenangan bagi Bams.    

TAMAT

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun