Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sawaddee Krab ( Bagian 1 )

17 Januari 2025   10:58 Diperbarui: 19 Januari 2025   06:34 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ilustrasi : dok Ucik

BAGIAN PERTAMA

 

Cerita ini diambil dari sebuah kisah nyata perjalanan dinas seorang teman penulis ke negeri jiran Thailand yang berakhir menjadi sebuah petualangan alam nan penuh kenangan. Sebut saja namanya Bams, bukan nama sebenarnya sih. Pada kisaran tahun 2008 Bams melakukan perjalanan dinas yang menegangkan akibat gejolak demonstran yang melanda kota Bangkok pada waktu itu. Perjuangannya untuk bisa keluar dari Thailand memunculkan KISAH drama menegangkan yang serba tak terduga.

Hari itu Senin, 24 Nopember 2008 matahari pagi ramah sekali memancarkan teriknya. Dengan sedikit tergesa Bams pagi itu berangkat ke kantor untuk mengambil beberapa dokumen penting sekalian membetulkan setting laptop. Hari itu Bams akan melakukan perjalanan dinas selama 2 hari ke Thailand dan Philipina untuk sebuah urusan bisnis.

Bams berangkat ke Jakarta lewat bandara Abdurachman Saleh Malang dengan pesawat tua yang sudah sering dia naiki setiap kali pergi ke Jakarta. Setibanya di bandara Soekarno Hatta Jakarta, Bams segera tutun pesawat dan harus berjalan cepat dengan sedikit berlari untuk pindah ke bandara internasional dan segera berganti dengan Thai Airlines yang akan membawanya terbang ke Bangkok.

 

Setibanya di dalam pesawat, Bams duduk di dekat jendela. Nuansa Thai mulai terasa begitu pramugari dengan suara merdunya  menyapa " sawa dee krab " !   Mulai terbayang suasana menyenangkan setiap kali Bambs melakukan perjalanan dinas atau wisata ke negeri Ratu Sirikit itu. Ya, siapapun yang pernah berkunjung ke negeri gajah putih  itu selalu mempunyai kesan istimewa akan lezatnya masakan Thai, ranumnya buah-buahan Thai. Atau suasana di Bangkok yang penuh dengan wisatawan manca negara dan segala sarananya.  Maklum, kota Bangkok menjadi salah satu tujuan wisatawan terkemuka di Asia.

Waktu penerbangan 4 jam dinikmati oleh Bams dengan membaca buku, ngobrol dengan teman sebelah kursi dan menonton sajian mini TV dalam cabin pesawat. Dia juga sempat nonton "flash news " CNN yang merekam demo di depan kantor parlemen. Tapi, penumpang yang duduk di sebelah kursinya nyeletuk, "Ah itu sih biasa di Bangkok hanya sebagian orang yang minta Perdana Menteri mundur". Dalam hati Bams mengiyakan karena memang seringkali ada kudeta disana dan berjalan begitu saja.

Jam 4.30 sore pesawat mendarat di bandara Internasional  Swanabumi, Bangkok. Bandara baru yang nyaman dan terlihat  modern karena  baru beroperasi sekitar satu tahun. Setelah turun dari pesawat Bams menjalani proses imigrasi secara normal dan cepat di bandara. Sama sekali tidak terlihat sesuatu yang perlu dikuatirkan.

Perasaan Bams semakin tenang ketika bertemu dengan Mr Thaksin, relasi bisnisnya di Thailand yang berdiri menunggu di pintu keluar. Segera mereka berdua memasuki mobil yang menunggu di parkiran dan langsung meluncur menuju jantung kota Bangkok. Sepanjang jalan terlihat jelas jalanan kota Bangkok cukup padat tapi lancar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun