Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memasarkan Produk Sayur Hidroponik

20 Desember 2024   17:09 Diperbarui: 20 Desember 2024   17:09 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu cara memasarkan sayur adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sayuran hidroponik yang sehat dan bersih (foto:dokpri)

Ada bagian paling penting dalam kegiatan hidroponik yaitu menjual hasil panenan sayur. Sesuai dengan tujuan awal kegiatan hidroponik adalah untuk mencukupi kebutuhan sayur keluarga dengan menanam sayur sendiri di rumah. Dan setelah kebutuhan keluarga terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah memasarkan dan menjual sayur ke konsumen.

Apabila sudah mampu memproduksi sayur dengan baik dan sudah bisa menjual sayur ke konsumen, maka ini akan menjadi poin penting untuk menjadikan kegiatan hidroponik akan terus berlangsung. Khususnya untuk kegiatan hidroponik yang berbasis masyarakat, maka salah satu yang bisa menjadi tolok ukur keberhasilan adalah penjualan produk sayur hidroponik.

Sebab jika tidak ada serapan pasar pada saat panen sayur, maka tentu saja masyarakat yang bertani hidroponik akan merasa enggan untuk melanjutkan kegiatan hidroponik di lingkungannya. Karena tidak ada hasil nyata berupa tambahan pendapatan yang mereka peroleh dari aktifitas bertani hidroponik.

Awal mula merintis pasar sayur hidroponik di Lawang (foto:dokpri)
Awal mula merintis pasar sayur hidroponik di Lawang (foto:dokpri)

Menyadari kondisi tersebut, maka untuk masyarakat kelurahan Kalirejo Lawang yang pernah mengikuti kegiatan pelatihan hidroponik di PT Otsuka Indonesia (PTOI) mendapat support pendampingan dari tim CSR PTOI untuk mencarikan pasar sayurnya. Terutama pada saat awal kegiatan hidroponik dijalankan, tentu bukanlah perkara mudah untuk bisa memasarkan sayur hidroponik di masyarakat.

Tim CSR PTOI membantu mencarikan pasar sayur bagi petani binaan dengan menawarkan sayur hidroponik kepada konsumen karyawan PTOI. Petani akan memberitahukan kepada tim CSR PTOI bahwa mereka punya sayur yang siap dipanen. Selanjutnya  tim akan menawarkan sayuran ini kepada karyawan. Dan ketika ada pesanan sayur, maka petani akan mengirim sayur ke koperasi karyawan yang ada di depan kantor perusahaan. Cara penjualan sayur petani by order seperti ini ternyata cukup efektif untuk membantu serapan sayur petani.

Jualan sayur hidroponik langsung dipajang di instalasinya (foto:dokpri)
Jualan sayur hidroponik langsung dipajang di instalasinya (foto:dokpri)

Selain menjual sayur ke karyawan, Tim CSR PTOI juga memasarkan sayur ke masyarakat umum dan warung makanan. Untuk warung makan umumnya sayur selada keriting yang banyak diminati. Warung makan yang membutuhkan slada keriting diantaranya adalah warung lalapan, tahu campur, gado -- gado, kebab, burger dan lain -- lain.

Tentu saja ini sangat sejalan dengan pelatihan hidroponik yang diberikan oleh PTOI. Dimana petani diajari menanam sayur slada keriting secara benar melalui lomba antar kelompok. Keahlian menanam selada ini ternyata terbukti sangat bermanfaat bagi petani di kemudian hari. Serapan selada keriting untuk warung makan ini jumlahnya lumayan banyak.

Di kota Lawang banyak warung makan yang sudah memakai sayur hidroponik untuk menu makanannya. Alasan yang mereka sampaikan sayur hidroponik lebih bersih, segar, kres, dan tidak pahit. Dan sayur hidroponik juga lebih awet dalam penyimpanannya karena sayur dipanen dengan masih menyisakan akarnya, sehingga tidak mudah layu. Jadi untuk warung makan lebih cocok menggunakan sayur hidroponik untuk menu hidangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun