Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Evaluasi Dan Lomba Hidroponik Di Kelurahan Kalirejo Lawang

18 Desember 2024   17:47 Diperbarui: 18 Desember 2024   17:02 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengikuti program pelatihan hidroponik yang diadakan oleh PT Otsuka Indonesia (PTOI), warga kelurahan Kalirejo Lawang diberikan pendampingan dalam bentuk evaluasi atas kegiatan menanam yang mereka lakukan. Seluruh peserta pelatihan setiap batch dikumpulkan dan diberi kesempakatan untuk berdiskusi tentang segala kendala yang dihadapi selama proses menanam di rumah atau di instalasi kelompok masing – masing.

Pada saat evaluasi ini tim PTOI didampingi mentor HIMA yang akan membantu memberikan solusi atas problematika budidaya yang dihadapi oleh petani hidroponik. Biasanya pada saat kegiatan evaluasi ini PTOI akan memberikan bantuan bahan untuk menanam berupa bibit sayur, nutrisi, dan rockwool sebagai motivasi bagi masyarakat untuk melanjutkan kegiatan hidroponik di rumahnya.

Biasanya agenda evaluasi untuk setiap batch pelatihan dilakukan sebanyak dua kali. Pada evaluasi pertama lebih difokuskan untuk berdiskusi dengan petani dan menggali permasalahan petani pada saat praktek menanam di rumahnya. Sedangkan untuk evaluasi tahap kedua, selain momen sharing dan diskusi tim PTOI juga akan menyampaikan informasi agenda lomba hidroponik antar kelompok di dalam satu batch pelatihan. Tim PTOI dan HIMA akan mensosialisasikan tata cara dan ketentuan lomba hidroponik antar kelompok.

Dan seluruh bahan untuk keperluan lomba disediakan oleh PTOI. Setiap kelompok akan memperoleh bahan tanam berupa bibit sayur, rockwool, dan nutrisi. Bibit yang digunakan adalah sayur slada keriting. Setiap kelompok akan menerima pembagian bahan lomba yang sama.

Lomba hidroponik antar kelompok

 

PTOI berkomitmen tinggi untuk membantu masyarakat agar berhasil dalam mengembangkan budidaya pertanian hidroponik. Karena itu PTOI memberi dukungan kepada warga yang pernah menjadi peserta pelatihan hidroponik untuk meningkatkan kemampuan mereka melalui even lomba menanam hidroponik antar kelompok.

Tujuan utama dari lomba ini agar masyarakat bisa menanam hidoponik dengan benar dan bisa menghasilkan sayur yang berkualitas bagus. Diharapkan sayur yang dihasilkan bukan Cuma untuk kebutuhan keluarga, tapi bisa dijual ke konsumen untuk menambah pendapatan keluarga. Jadi lomba hidroponik bukan sekedar untuk mencari juara lomba, tapi lebih dari itu yakni mengajari petani agar bisa budidaya saur hidroponik dengan baik dan benar.

Penilaian sayuran warga yang ikut lomba hidroponik (foto:dokpri)
Penilaian sayuran warga yang ikut lomba hidroponik (foto:dokpri)

Lomba menanam hidroponik ini sendiri melibatkan tim juri dari HIMA (Hidroponik Malang) yang juga sebagai mentor pada saat kegiatan pelatihan. Sedangkan untuk pemilihan jenis sayur slada keriting yang digunakan untuk lomba juga mempunyai tujuan khusus. Yaitu kelak petani hidroponik di Lawang sini bisa memproduksi sayur slada keriting untuk memasok pasar dan konsumen. Mengingat selada keriting ini banyak dibutuhkan oleh konsumen, seperti warung lalapan, gado-gado, tahu campur, kebab, salad, dan sebagainya. Sehingga nantinya pasar untuk penjualan sayur selada keriting ini lebih terbuka lebar.

Kriteria penilaian lomba bukan hanya pada hasil akhir menanam berupa sayur yang siap panen. Melainkan mencakup keseluruhan proses menanam hidroponik. Mulai dari menyemai bibit, pindah tanam bibit ke instalasi, dan pemberian identitas tanaman pada instalasi. Termasuk juga kreatifitas setiap kelompok untuk menambah titik tanam diluar instalasi utama. Semua tahapan proses menanam tersebut dokumentasinya wajib dikirimkan kepada juri lomba.

Tim Juri dari HIMA Malang (foto:dokpri)
Tim Juri dari HIMA Malang (foto:dokpri)

Untuk Penilaian lomba dilakukan sebanyak dua kali. Untuk penilaian pertama dilakukan dua minggu setelah proses pindah tanam. Pada kesempatan penilaian pertama ini peserta lomba masih diperkenankan untuk konsultasi dengan juri penilai tentang kondisi tanaman mereka. Sebab lomba ini sebenarnya sebagai bagian dari proses pembinaan dan pendampingan menanam kepada warga agar mereka bisa melakukan proses menanam hidroponik dengan baik.

Baru pada saat penilaian kedua, atau satu bulan setelah pindah tanam juri tidak bisa lagi diajak konsultasi. Karena pada penilaian kedua ini juri bertugas menilai tampilan tanaman peserta untuk mencari pemenang lomba. Tanaman yang dinilai juri adalah tanaman yang ada di instalasi utama dan juga di instalasi tambahan yang dibuat oleh peserta lomba.

Semua proses menanam pada lomba ini sejatinya adalah sebagai bagian dari pendampingan kepada petani tentang cara budidaya hidroponik. Sehingga kelak ketika mereka sudah bisa menjual sayur kepasar, maka mereka bisa mengatur produksi sayurnya secara kontinyu. Termasuk juga rotasi menanam bisa dijadwalkan dengan baik.

(foto:dokpri)
(foto:dokpri)

Dengan begitu maka tahapan proses menanam hidroponik mulai dari menyemai, pindah tanam, memanen, hingga mengemas sayur menjadi satu bagian utuh yang dipelajari oleh semua kelompok petani. Dan semua aktifitas tersebut diawasi langsung oleh dewan juri ketika mereka mengikuti lomba. Kelak, kemampuan ini bisa menjadi bekal berguna bagi petani ketika mereka sudah bisa mengisi pasar.

Dalam acara pengumuman pemenang lomba hidroponik, panitia menyediakan hadiah berupa 1 set instalasi hidroponik untuk juara pertama. Sedangkan untuk juara 2 dan 3 menerima hadiah peralatan hidroponik berupa pH meter dan TDS EC sebagai sarana pelengkap untuk kegiatan hidroponik.

Dan sebagai bentuk penghargaan kepada semua peserta lomba yang sudah berusaha dengan baik, maka tim PTOI memberikan bantuan paralon kepada masing – masing kelompok peserta. Diharapkan warga bisa menambah jumlah titik tanam dengan bantuan paralon tersebut. Sehingga hasil panenan sayurnya bisa lebih meningkat lagi dengan tambahan jumlah titik tanam baru.

Lawang, 18 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun