Pada kegiatan pelatihan hidroponik tingkat dasar mentor dari Hidroponik Malang memberikan materi tentang tatacara budidaya pertanian hidroponik kepada semua peserta. Materi nya meliputi pengenalan berbagai system tanam hidroponik dan berbagai jenis perlengkapannya. Tiap-tiap peserta juga menerima buku panduan bertani hidroponik untuk mereka pelajari.
Sistem hidroponik yang dikenalkan kepada peserta meliputi sistem sumbu (wick system), sistem DFT, sistem NFT, sistem rakit apung, sistem irigasi tetes (Dutch bucket), dan lain -- lain. Peserta mendapat penjelasan yang lengkap tentang cara kerja setiap system beserta kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Peserta juga dikenalkan sarana prasarana yang biasa digunakan untuk pertanian hidroponik oleh mentor HIMA. Mereka juga bisa melihat langsung contoh prasarana hidroponik seperti, Nutrisi AB mix, rockwool, netpot, bibit, seedling, TDS meter, pH meter, holesaw, dan lain-lain. Bahan peraga yang dibawa oleh HIMA cukup mewakili untuk memberikan informasi kepada para peserta.
Pada pelatihan hidroponik yang diberikan secara gratis oleh PT Otsuka Indonesia (PTOI) kepada masyarakat Lawang ini, HIMA sebagai pemateri tidak hanya memberikan materi berupa teori dasar saja. Tapi, yang lebih utama seluruh peserta juga diajak untuk praktek langsung menyemai bibit tanaman di dalam kelas. Praktek menyemai benih ini menjadi bagian penting dalam kegiatan hidroponik.
Setiap peserta menyemai benih dengan menggunakan media tanam berupa rockwool dengan memakai tusuk gigi sebagai alat semainya. Ternyata tusuk gigi bisa berfungsi sebagai pengganti cangkul dalam menanam hidroponik. Tentu saja ini adalah hal baru bagi peserta yang ikut pelatihan, mereka jadi tambah antusias. Â
Berbeda dengan pelatihan hidroponik di tempat lain, umumnya pelatihan hanya belajar tentang cara menanam hidroponik saja. Untuk pelatihan hidroponik  di PTOI ini peserta diberi materi pelatihan berupa cara membuat instalasi hidroponik dari paralon.  Dengan bimbingan mentor HIMA peserta diberi pelatihan tata cara membuat instalasi hidroponik. Mereka secara berkelompok bisa langsung mempraktekkan sendiri cara melobangi paralon, lalu kemudian merangkai paralon untuk menjadi sebuah instalasi.
Â
Bukan hanya bapak -- bapak saja yang antusias melobangi paralon dengan holesaw, tapi ibu -- ibu juga tak mau ketinggalan untuk mengebor dan melobangi paralon. Mereka begitu bersemangat untuk membuat instalasi bersama kelompoknya. Selanjutnya Instalasi yang sudah jadi tersebut dihibahkan kepada kelompok peserta berdasarkan lingkungan RW masing-masing untuk digunakan menanam bersama-sama.
Tujuan utama dari pelatihan membuat instalasi ini adalah untuk memberikan keterampilan pada peserta agar mereka nantinya bisa membuat instalasi hidroponik sendiri dirumahnya. Jadi ketika menjalankan budidaya hidroponik maka mereka tidak perlu harus membeli instalasi hidroponik. Tentu saja ini bisa menghemat biaya dalam budidaya hidroponik.
Dan terbukti di kemudian hari bahwa pelatihan membuat instalasi ini ternyata mampu membantu masyarakat untuk mengembangkan budidaya hidroponik dengan membuat berbagai bentuk instalasi untuk produksi sayuran. Dan instalasi yang dibuat oleh warga lawang ini bentuknya sangat unik dan beragam sesuai dengan kreatifitas masing-masing.Â
Mereka ada yang membuat instalasi dengan menempelkan di pagar rumahnya. Atau ada yang membuatnya menggantung di depan teras rumah menyerupai sebuah kere bambu. Ada pula yang memanfaatkan lantai dua rumah untuk membuat meja instalasi untuk menambah titik tanam.
Memang untuk kebutuhan produksi sayuran hidroponik, model atau bentuk instalasi tidak lagi menjadi acuan. Tapi jumlah titik tanam sesuai dengan kondisi tempat yang ada menjadi acuan utama. Anda bisa melihat langsung model-model instalasi hidroponik bila anda berkunjung ke Kampung Hidroponik Lawang.
Lawang, 18 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H