Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kebun Puspa Agraria Panen Melon Tahap 6

12 Desember 2024   17:05 Diperbarui: 12 Desember 2024   17:05 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun melon Puspa Agraria (foto:dokpri)

Pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 7-8 Desember 2024, kebun Puspa Agraria yang berlokasi di desa Bedali kecamatan Lawang kabupaten Malang menggelar acara wisata petik melon untuk masyarakat umum. Seperti panen sebelumnya, pengunjung yang datang kesini tanpa dikenakan tiket masuk. Mereka tinggal datang, petik sendiri melonnya di kebun, lalu ditimbang dan bayar.

Ini adalah panenan tahap ke 6 sejak kebun melon hidroponik ini mulai beroperasi pada awal tahun 2023 silam. Kebun Puspa Agraria ini merupakan kebun melon hidroponik pertama di kota Lawang yang mengembangkan konsep wisata petik melon setiap kali panen tiba. Melon yang dipanen kali ini ada dua jenis yaitu melon Devina dan melon Pearl Lady. Tingkat kemanisan melon premium ini sudah menyentuh angka brix 15. Itu artinya rasa buahnya sungguh manis sekali. Dan baunya sungguh harum segar menggugah selera saja.

Anak-anak gembira ikut panen melon (foto:dokpri)
Anak-anak gembira ikut panen melon (foto:dokpri)

Masa tanam buah melon hidroponik ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan mulai dari tanam hingga panen. Benih mulai di tanam pada tanggal 8 Oktober 2024 dan sudah bisa dipanen pada tanggal 7 Desember 2024. Melon disini ditanam dengan memakai sistem drip atau irigasi tetes dengan media tanam cocopeat.

Kebun melon Puspa Agraria yang sepenuhnya dikelolah oleh anak-anak muda petani milineal ini menjadi salah satu wisata petik melon andalan di kabupaten Malang. Setiap kali musim panen tiba banyak masyarakat yang datang ke tempat ini.

"Kebun melon ini sudah menjadi destinasi wisata produk pertanian hortikultura di kabupaten Malang. Pengunjung yang datang kesini berasal dari berbagai kota di Jawa Timur seperti Malang Raya, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, bahkan ada juga rombongan dari Banjanegara Jawa Tengah " ucap Ekka Risky Fajar Anam, petani milineal yang mengelolah kebun Puspa Agraria.

Fajar Anam bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Malang Ir Avicenna M. Saniputera,MT., M.H. (foto:dokpri)
Fajar Anam bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Malang Ir Avicenna M. Saniputera,MT., M.H. (foto:dokpri)

Salah satu yang menyebabkan kebun ini cepat dikenal oleh masyarakat luas adalah pengelolah kebun Puspa Agraria ini aktif menyebarkan informasi kegiatan budidaya melon di kebun melalui media sosial mereka IG Puspa Agraria dan juga FB. Selain itu kehadiran para konten kreator atau Youtuber yang datang dan membuat konten wisata petik melon juga turut melambungkan nama Puspa Agraria.

Fajar juga menuturkan bahwa selama ini dia bersama team nya telah menerapkan tekhnologi pertanian modern dengan sistem hidroponik untuk budidaya melon jenis premium. Sarjana Pertanian Alumni Agrotekhnologi Pertanian Universitas Islam Malang ini juga menjelaskan bahwa dengan menanam memakai sistem hidroponik ini dia bisa panen melon setahun 4 kali.

Dengan mengembangkan konsep wisata petik melon sendiri di kebun, maka mereka bisa menjual melonnya langsung di kebun. Pembeli bisa langsung datang ke kebun sambil berwisata menikmati alam pedesaaan sekaligus bertransaksi membeli buah melon dengan cara memetik sendiri.

Pengunjung membeli melon devina (foto:dokpri)
Pengunjung membeli melon devina (foto:dokpri)

Konsep penjualan melon seperti ini ternyata banyak diminati oleh masyarakat. Sebab pngunjung bisa berwisata bersama keluarga sambil mengincip rasa buah melon di kebun. Apalagi buah melonnya juga dijual dengan harga yang cukup terjangkau dengan rasa buah yang sangat berkualitas. Maka tak heran, hanya dalam hitungan beberapa hari saja buah melon di kebun sudah habis terjual.

Kebun melon Puspa Agraria ini selain menjadi destinasi wisata ketika musim panen tiba juga sering dikunjungi oleh tamu . Umumnya tamu datang ke kebun untuk belajar dan melihat langsung proses budidaya melon hidroponik. Sebab kebun melon Puspa Agraria ini juga menyediakan sarana edukasi bagi masyarakat khususnya siswa sekolah dan mahasiswa perguruan tinggi.

" Kami juga sering menerima kunjungan tamu dari instansi pemerintah, mahasiswa, siswa sekolah, dan masyarakat umum seperti petani sekitar sini. Mereka datang kesini untuk melihat, berdiskusi, dan belajar tentang proses menanam melon secara hidroponik." terang Fajar lagi.

Sudah banyak siswa SMK Pertanian dan Mahasiswa Pertanian yang pernah magang di tempat ini. Mereka yang magang disini berasal dari sekolah atau kampus di berbagai kota seperti Malang, Surabaya, Kediri, Pasuruan, Bojonegoro, Pamekasan dan lain-lain. Mereka belajar budidaya melon mulai dari Nol hingga sampai ke pemasaran dan penjualan.

Kebun melon Puspa Agraria (foto:dokpri)
Kebun melon Puspa Agraria (foto:dokpri)

Seluruh kegiatan proses penanaman melon hidroponik di kebun ini sudah terdokumentasi dengan rapi dalam catatan SOP (Standard Operating Prosedur). Sebagai petani milineal yang melek tekhnologi mereka sudah mampu mengadopsi cara pertanian modern dengan menyandingkan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.

Menjadi menarik melihat kiprah petani muda milineal dalam mengembangkan budidaya melon hidroponik. Ini memunculkan sebuah harapan baru bahwa program pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional bisa segera tercapai dengan peran serta para petani milineal. Memang sudah seharusnya generasi muda milineal mau terjun di dunia pertanian untuk turut serta memajukan dunia pertanian dengan ilmu pengetahuan, skill, dan pengalaman yang dimilikinya.

Lawang, 12 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun