" Apalagi ada sesi bintang tamu, ini yang paling seru karena setiap tamu memilki cerita yang seru dan unik sebagai penggemar lagu EGA" begitu ujarnya
Bagi Estoe tidak ada tugas berat yang harus dilakukan sebagai host acara Ngembara ini. Sebab dirinya dan partner nya masih tetap bisa bebas berekspresi sesuai karakter masing masing dalam membawakan program Ngembara. Penyuka lagu-lagu EGA sejak kecil ini berharap program Nngembara tetap konsisten untuk membumikan karya sang maestro Ebiet G Ade.
Perempuan romantis yang mengaku paling suka ngadem di sungai yang airnya jernih ini mengungkapkan bahwa kecintaannya dengan lagu-lagu Ebiet dimulai sejak dia kecil. Dulu dia sering mendengar lagu-lagu Ebiet dari radio dan kaset dari tape recorder yang diputar di rumahnya. Estoe Kohaz terlahir dalam keluarga besar. Dia adalah anak nomor 13 dari 14 bersaudara. Â
" Di keluarga saya tidak ada penggemar Ebiet. Tapi sejak saya SD, saya sudah terbiasa mendengarkan lagu Ebiet dan Iwan Fals yang disetel oleh kakak laki-laki saya dari kaset." Ujar Estoe
Sebelum menjadi host acara Ngembara, Estoe Kohas aktif di komunitas members EGA khususnya di PIC Malang Kabupaten (Malpaten) bersama kak Miko dan Almarhum Bonaventura. Mereka sering mengadakan kegiatan social di daerahnya. Dan kegiatan terakhir yang mereka lakukan adalah menggelar acara buka puasa bersama dengan para pejuang takjil di desa Pakisaji kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Acara tersebut diselenggarakan untuk merayakan ulang tahun Ebiet G.Ade dan peringatan hari Kartini.
Penyuka baju dan tempat bermotif serba etnik ini menganggap bahwa semua lagu-lagu Ebiet itu penuh kedalaman makna dan memberi kesan tersendiri. Namun ada satu lagu yang membuatnya cukup terkesan dan sangat menyukai lagu tersebut. Dan lagu yang paling disuka Estoe tersebut adalah lagu berjudul "Bingkai Mimpi".
" Bingkai Mimpi dulu pernah dibacakan oleh seorang teman teater. Pada waktu itu saya tidak tahu bahwa itu sebenarnya adalah sebuah lirik lagu karangan Ebiet G.Ade. Maknanya dalam sekali dan sangat religius serta memberi kesan tersendiri bagi saya. Dan baru belakangan saya tahu bahwa itu ternyata lagu karya Ebiet." Ucap Estoe yang juga suka menulis puisi ini.
Estoe Kohas pertama kali bertemu Ebiet G.Ade dalam sebuah acara di sebuah pesantren di Cirebon. Waktu itu Ebiet tampil di hadapan ribuan santri. Dalam pandangan Estoe, sosok Ebiet adalah seniman dengan paket komplit yaitu romantis, idealis dan sekaligus religius. Semua karya-karyanya memiliki ketiga unsur tersebut.