Majelis Wakil Cabang Nadlatul Ulama (MWCNU) kecamatan Lawang kabupaten Malang melakukan kegiatan ziaroh Muassis NU Jawa Timur pada hari Ahad, 13 Oktober 2024. Acara ziaroh ini sebagai rangkaian kegiatan menyambut Peringatan Hari Santri Nasional (PHSN) 2024.
Adapun tujuan ziaroh kali ini adalah 5 tempat, yaitu makam KH Abdul Wahab Chasbullah di Tambak beras Jombang, makam KH Bisri Syansuri di Denanyar Jombang, makam KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Tebuireng Jombang, makam Syaikhona Kholil Bangkalan, dan makam Sunan Ampel Surabaya.
Sebanyak 11 bus besar mengangkut rombongan peziaroh yang berjumlah sekitar 660 orang. Mereka adalah warga Nadliyin yang berasal dari desa-desa di kecamatan Lawang. Panitia ziaroh dari MWCNU Lawang telah mengatur titik kumpul untuk peserta ziaroh sesuai dengan asal desa nya. Rombongan yang berasal dari desa Bedali titik kumpulnya berada di depan masjid jami’ Ismail Bedali Lawang. Sementara yang berasal dari kelurahan Lawang dan sekitarnya titik kumpulnya di pasar Lawang. Dan satu titik lagi di desa Srigading.
Rombongan kami yang dari titik kumpul halaman masjid Ismail mulai berangkat pada pukul 06.11 pagi. Sebelum berangkat ketua rombongan memimpin pembacaan doa keselamatan perjalanan dan dilanjutkan dengan membaca sholawat nabi. Selesai membaca do’a ketua rombongan menghimbau seluruh peserta ziaroh untuk memperbanyak membaca istighfar agar perjalanan ziaroh ke makam para muassis NU diberi kemudahan dan kelancaran.
Pukul 06.25 bus transit di rest area tol Purwodadi untuk menunggu bus rombongan yang lain. Rupanya telah terjadi misinformasi untuk dua bus yang seharusnya menjemput peserta di desa Srigading dan Sidoluhur, tapi mereka malah menunggu di pasar Lawang. Sehingga panitia harus mengarahkan mereka ke lokasi titik penjemputan yang  benar. Baru pada pukul 07.25 rombongan berjumlah 11 bus mulai berangkat lagi melanjutkan perjalanan ke kota Jombang.
Ziaroh makam KH Abdul Wahab Hasbulloh
Pukul 09.05 rombongan jamaah ziarah MWCNU Lawang tiba di lokasi pertama yaitu makam KH Abd Wahab Chasbullah. Beliau adalah inspirator, pendiri dan penggerak Nadlatul Ulama yang juga merupakan seorang pahlawan Nasional. Menurut ketua rombongan ziaroh, KH Misbahudin, jasa terbesar Mbah Wahab ini adalah beliau berhasil melakukan negosiasi dengan Kerajaan Arab Saudi sehingga berhasil menggagalkan rencana pembongkaran makam Rasulullah.
KH Wahab Chasbullah lahir di Jombang pada tanggal 31 Maret 1888. Beliau adalah putra dari KH Hasbullah Said yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas Jombang dan Nyai Latifah. Beliau adalah seorang Pahlawan Nasional yang merupakan Inisiator dan Pendiri Nadlatul Ulama (NU). Beliau meninggal pada tanggal 29 Desember 1971 dan dimakmkan di komplek pemakaman Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur.
Setibanya di dalam lokasi pemakaman, rombongan yang berjumlah sekitar 660 peziaroh ini melakukan tahlil bersama yang dipimpin oleh panitia ziaroh dari MWCNU kecamatan Lawang. Kegiatan pembacaan do’a dan tahlil ini bertujuan untuk mendo'akan Almarhum Mbah Wahab dan kerabatnya yang dimakamkan di tempat ini.
Selama kurang lebih 45 menit pembacaan tahlil berlangsung. Jamaah yang memakai baju serba putih itu dengan khusuk memanjatkan do'a kepada Allah swt. Setelah selesai pembacaan do’a dan tahlil mereka segera membubarkan diri dan segera melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya.
Ziaroh makam KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Sesuai jadwal yang disusun oleh panitia, tujuan selanjutnya adalah kompleks makam Gus Dur di PP Tebuireng Jombang. Di area pemakaman keluarga itu juga terdapat makam KH Hasim Asyari yang merupakan pendiri NU. Beliau adalah kakek dari Presiden RI 4 yaitu KH Abdurahman Wachid atau Gus Dur. Di komplek pemakaman itu juga terdapat makam KH Wachid Hasyim yaitu ayah dari Gus Dur.
Pukul 11.00 rombongan peziarah MWCNU Lawang yang berjumlah 11 bis tiba di area pondok pesantren Tebuireng. Setelah turun dari bus para peziarah langsung diarahkan menuju lokasi makam Gus Dur dengan melewati stand pasar UMKM dan oleh-oleh. Keberadaan makam Gus Dur dan keluarganya ini telah membuka lapangan rejeki bagi masyarakat sekitar PP Tebuireng untuk berjualan aneka makanan dan oleh-oleh. Sekitar 15 menit berjalan akhirnya rombongan peziarah tiba di area pemakaman Gus Dur dan keluarga besarnya.
Kembali seluruh peziarah mengadakan acara tahlil untuk mengirim do'a kepada Gus Dur dan keluarga. Do'a dan tahlil dipimpin oleh panitia ziarah dari MWCNU kecamatan Lawang. Hari itu banyak sekali rombongan peziarah yang mengunjungi makam Gus Dur dan keluarga. Mereka juga membaca tahlil dan do'a - do'a dengan dipimpin oleh ustadz nya masing-masing. Setelah selesai membacakan do'a tahlil, rombongan peziarah dari MWCNU Lawang segera pergi meninggalkan tempat dan digantikan oleh rombongan peziarah lain.
Sesuai informasi dari ketua rombongan, peserta ziaroh diberi waktu selama satu jam untuk istirahat dan makan siang. Kebetulan memang sudah masuk waktunya untuk menikmati makan siang karena setelah pembacaan do’a tahlil berakhir. Peziarah tidak perlu khawatir untuk mencari tempat makan sebab di area keluar makan banyak warung yang menjual makanan dengan menu yang bermacam-macam dan harganya cukup terjangkau.
Ziaroh makam KH Bisri Syansuri
Pukul 13.06 rombongan mulai bergerak meninggalkan kompleks PP Tebuireng Jombang. Destinasi selanjutnya adalah menuju ke PP Mamba'ul Maarif Denanyar Jombang untuk ziarah ke makam KH Bisri Syansuri.
Butuh waktu sekitar 40 menit dari PP Tebuireng untuk menuju ke Denanyar Jombang. Dan pada pukul 13.47 rombongan peziarah tiba di lokasi PP Mambaul Maarif Denanyar Jombang. Dari tempat parkir bus butuh waktu sekitar 10 menit dengan berjalan kaki menuju lokasi makam KH Bisri Syansuri yang berada di sebelah utara masjid Mamba'ul Maarif. Â Di masjid ini para peziaroh menjalankan sholat dzuhur berjamaah dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan do'a seperti yang sudah dilakukan pada dua destinasi sebelumnya.
KH Bisri Syansuri ini adalah satu ulama tokoh Nadlatul Ulama. Beliau lahir di Tayu Pati Jawa Tengah pada tanggal 18 September 1886. Mbah Bisri ini adalah kakek dari Gus Dur. Beliau adalah pendiri Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang dan beliau terkenal atas penguasaannya di bidang fikih agama Islam. Mbah Bisri Meninggal pada tahun 1980 dan dimakamkan di sebelah utara masjid Mambaul Maarif Denanyar Jombang.
Ziaroh makam Syaikhona Kholil Bangkalan
Pukul 15.20 perjalanan dilanjutkan menuju ke kabupaten Bangkalan untuk ziaroh ke makam Syaikhona Kholil. Rombongan bus peziaroh tiba di Tanjung Perak ketika jarum jam menunjuk pukul 16.50. Dan pada pukul 17.04 bus mulai menyeberangi jembatan Suramadu yang menghubungkan kota Surabaya dan pulau Madura. Hanya butuh waktu 5 menit bus melintasi jembatan ini hingga tiba di ujung jembatan dan mulai masuk daratan pulau Madura.
Pada pukul 17.45 rombongan tiba di parkiran masjid jami' Bangkalan. Segera peziarah turun dan langsung berjalan menuju ke arah masjid. Setelah berwudlu peziarah melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Acara pembacaan tahlil untuk mendoakan KH Kholil baru bisa dilakukan setelah pelaksanaan sholat isyak dilakukan. Kurang lebih selama 30 menit acara pembacaan tahlil berlangsung di dalam masjid.
Syaikhona Kholil ini lahir di Kemayoran Bangkalan 25 Mei 1835 dan meninggal pada 23 April 1925 di Martajasah Bangkalan. Mbah Kholil ini adalah gurunya para Ulama besar di Indonesia. Diantara murid mbah Kholil ini adalah para Ulama besar pendiri Nadlatul Ulama. Mereka adalah K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Abdul Wahab Hasbullah, dan K.H. Bisri Syamsuri yang makamnya sudah dikunjungi sebelumnya.
Ziaroh makam Sunam Ampel
Dan agenda ziaroh terakhir pada hari itu adalah ke makam Kanjeng Sunan Ampel di kampung Ampel Surabaya. Rombongan peziaroh MWCNU Lawang tiba di kampung Ampel Surabaya pada pukul 20.55. Dari tempat parkir bus para peziaroh harus berjalan kaki sejauh sekitar 1km untuk tiba di lokasi makam Sunan Ampel.
Peziarah harus menyeberangi dua jalan raya dan sebuah sungai yang sudah ditutup cor dan berubah menjadi warung UMKM. Di jalan raya juga banyak anak-anak yang membantu peziaroh untuk menyeberang jalan. Setelah selesai menyeberang biasanya peziaroh akan memberi mereka uang sedekah seikhlasnya sebagai tanda ucapan terima kasih.
Setelah menyeberangi jalan, berikutnya peziaroh berjalan di sepanjang trotoar sejauh sekitar 500 meter hingga tiba di sebuah gang yang ada tulisan Masjid Agung & Makam Raden Rahmat Sunan Ampel. Di sepanjang gang ini banyak pedagang makanan dan oleh-oleh yang berjualan di kanan kiri jalan. Akibatnya, jalanan masuk menjadi padat oleh peziaroh yang akan masuk ke makam dan mereka yang akan keluar menjadi berjubel di jalanan sempit tersebut.
Tiba di lokasi makam sudah banyak peziaroh yang sedang berdo’a bersama rombongannya masing-masing. Di pintu gerbang makam ada petugas yang membantu mengatur peziaroh yang akan masuk ke makam agar tidak berjubel. Setelah tiba di dalam area pemakaman rombongan peziaroh dari Lawang langsung melakukan tahlil bersama. Lantunan do’a yang dipimpin oleh pimpinan rombongan peziaroh menjadi do’a penutup yang diaminkan oleh semua peziaroh.
Dan rangkaian acara ziaroh Muassis NU Jawa Timur pada hari itu pun berakhir. Rombongan peziaroh kembali ke bus pada pukul 22.15. Dalam perjalanan menuju tempat parkir bus, tak lupa peziaroh belanja oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Â Berbagai macam kue, buah, kurma, songkok, sarung, dan oleh-oleh lainnya banyak dijual oleh pedagang di sepanjang gang kampung Ampel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H