Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Air Terjun Penimbungan dan Birisan Nangka

10 Oktober 2024   11:10 Diperbarui: 10 Oktober 2024   11:15 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bang Luzi dan Aldi menyiapkan mie rebus untuk makan siang (foto:dokpri)

Menurut informasi mas Yudi air terjun ini adalah spot foto terbaik di jalur Torean ini. Dan air terjun ini juga menjadi obyek foto terakhir sebelum tiba di Pos 1 Torean. Kami melanjutkan lagi perjalanan turun hingga akhirnya tiba di Pos Birisan Nangka pada pukul 13.48 WITA. Di tempat ini kami istirahat agak lama untuk ishoma dan sekaligus menunggu beberapa teman yang masih ada di belakang. Beruntung mas Yudi dan temannya memasak air untuk membuat kopi. Jadinya, saya bisa ikut menikmati segelas kopi sambil beristirahat di Birisan Nangka ini. Kami juga tak lupa untuk sempatkan foto di depan papan nama tulisan Gunung Rinjani National Park Birisan Nangka.

Foto bersama kawan pendaki lain di Birisan Nangka (foto:dokpri)
Foto bersama kawan pendaki lain di Birisan Nangka (foto:dokpri)

Di Birisan Nangka ini kami juga bertemu dengan beberapa kawan pendaki lain yang sering berbarengan selama mendaki ke Rinjani ini karena schedule pendakian kami hampir sama. Mereka adalah anak-anak muda dari berbagai kota di Indonesia yang tergabung di sebuah  pendakian Open Trip. Mereka antara lain Loren, Ika, Ilham, Seri, Uni, dan kawan-kawannya yang saya tidak tahu namanya. Kami juga foto bersama mereka di depan papan nama Birisan Nangka.

Teman seperjalanan selama pendakian Rinjani (foto:dokpri)
Teman seperjalanan selama pendakian Rinjani (foto:dokpri)

Menurut informasi mas Yudi dari Birisan Nangka sampai Ladang Jagung butuh waktu sekitar satu jam. Itu artinya perjalanan kami turun via Torean ini sudah dekat dan tidak sampai kemalaman di jalan. Seperti yang sempat kami khawatirkan sebelumnya bahwa kami ada potensi kemalaman di jalan bila terlalu banyak berhenti di jalan. Dan benar saja, sekitar satu jam berjalan kami sudah tiba di titik akhir perjalanan turun jalur Torean. Tempat ini dinamakan Ladang Jagung. Walaupun saya tidak melihat ada batang jagung yang sedang tumbuh disitu.

Tiba di Ladang Jagung yang merupakan batas kampung dan pintu hutan saya menemukan sebuah warung sederhana yang menjual minuman segar. Saya segera membeli minuman  Pocari Sweat yang disimpan di lemari pendingin untuk memuaskan nafsu dahaga. Penjualnya seorang perempuan muda yang mengasuh seorang anak kecil. Dia mengaku bahwa suaminya seorang porter Rinjani yang sekarang sedang bekerja mengantar tamu ke gunung. 

Dari warung tadi saya hanya butuh berjalan 100 meter saja untuk tiba di pangkalan ojek. Untuk menghemat waktu dan tenaga kami semua memutuskan untuk naik ojek dari perkampungan ini menuju ke Torean. Biaya naik ojek untuk siang hari adalah Rp 50.000 per orang, namun jika malam hari harganya naik menjadi Rp 75.000/orang. Jarak dari Ladang Jagung ke dusun Torean masih sekitar 1.5 jam jika ditempuh dengan jalan kaki. Tapi jika naik ojek hanya perlu waktu sekitar dua puluh menit saja. Ya, lebih baik naik ojek saja karena memang sudah capek dan hitung-hitung sekaligus berbagi rejeki kepada penduduk setempat.

Ojek yang saya tumpangi melaju dengan kencang melewati jalan paving di tengah perkebunan kopi. Jalanan menurun yang berkelak-kelok tidak membuat bang ojek nya mengurangi kecepatan. Yang terjadi malah sebaliknya, bang ojek nya justeru menggeber sepeda motornya sampai mentok pedal gas motor nya. Ketika berpapasan dengan motor dari bawah, motor yang dari bawah mengalah dan memberi jalan motor yang membawa penumpang dari atas. Jadi gak kalah deh lihainya bang ojek ini dengan pembalap George Martin yang menjuarai MotoGP Mandalika 2024.

Ketika tiba di Pos 1 Torean, ojek kami berhenti dan kami harus turun untuk menyerahkan bungkusan sampah kami dan sekaligus konfirmasi ke petugas bahwa kami sudah turun. Petugas kemudian mencocokkan data kami dengan data yang ada di computer. Setelah selesai urusan dengan petugas, kami boleh melanjutkan perjalanan lagi menuju ke dusun Torean. 

Dusun Torean (foto:dokpri)
Dusun Torean (foto:dokpri)

Dan akhirnya kami tiba di dusun Torean ketika jarum jam menunjuk angka 16.35 WITA. Di Torean ini kami sudah dijemput oleh bang Anto dan supir mobil pick up yang akan membawa kami turun. Bang Anto ini adalah porter yang dulu menemani kami mendaki, tapi kali ini dia tidak bisa ikut naik karena ada urusan keluarga sehingga digantikan oleh temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun