XPDC Gunung Rinjani (Bagian 6)
Sejak sebelum berangkat ke Rinjani saya sudah menyiapkan perangkat pancing untuk digunakan memancing di danau Segara Anak.
Selain keindahan alam yang sungguh memukau, danau Segara Anak juga menjadi surga bagi para pemancing.
Di danau tersebut banyak dihuni oleh ikan mujaer dan ikan mas atau ikan tombro. Masyarakat setempat menyebut ikan tombro ini dengan sebutan ikan karper.
Dan yang unik lagi untuk memancing di Segara Anak ini tidak bisa menggunakan sembarang umpan.
Jenis umpan yang paling disukai oleh ikan di danau Segara Anak ini adalah umpan celilong. Yaitu sejenis umpan yang terbuat dari singkong yang diparut, kemudian dibuat adonan dan dibungkus daun pisang lalu dimasak.Â
Celilong dalam Bahasa Jawa disebut 'lemet', atau dalam Bahasa Sunda disebut ' katimus'. Bedanya kalau lemet atau celilong yang biasa dibuat jajanan untuk dimakan itu ditengahnya diberi gula merah. Tapi kalau celilong yang dibuat untuk umpan pancing ini tanpa ditambahi gula merah.
Saya minta bantuan temanku Hengki yang tinggal di Mataram untuk menyiapkan umpan celilong.
Saya cuma berpesan untuk dibuatkan lemet, tapi tidak usah gula merah. Sebagai gantinya bisa ditambahi kunyit, bawang putih, dan udang agar umpan disukai ikan.
Jadi untuk pendakian kali ini saya sudah menyiapkan 3 buah joran pancing lengkap dengan umpan celilong. Bahkan agenda menu masakan selama ngecamp di Segara Anak sudah disetting dengan menu olahan ikan hasil pancingan.
Begitu tiba di Segara Anak hal pertama yang saya lakukan adalah menyiapkan piranti pancing untuk agenda memancing.
Malam itu juga saya mulai memancing bersama tiga orang porter kami, yaitu bang Luzi, bang Fadil dan Aldi yang paling muda. Menurut bang Luzi ikan karper biasanya akan makan di malam hari. Rupanya mereka bertiga ini jago memancing.
Malam itu mereka berhasil menangkap 2 ekor 'Empak Belik' yaitu ikan karper berukuran besar, dan banyak ikan mujaer. Ikan hasil tangkapan mereka ini keesokan harinya dimasak untuk dijadikan menu sarapan pagi.
Saya malam itu hanya sebentar saja memancing bersama para porter, karena sudah mengantuk dan segera pergi tidur. Baru pada pagi harinya saya mulai memancing dari pagi hingga sore hari.
Pendeknya, agenda memancing ikan di Segara Anak menjadi momen yang paling mengasyikkan bagi saya. Walaupun kali ini saya tidak mendapatkan strike ikan karper, tapi bisa mendapatkan strike ikan mujaer sudah cukup puas.
Saya beberapa kali pindah tempat untuk mencari spot memancing yang banyak ikannya. Dan terakhir kembali lagi ke spot awal yang letaknya persis di depan tenda.
Hari itu pendaki yang memancing ikan di Segara Anak banyak sekali.
Bahkan beberapa orang pendaki asal Surabaya yang ngecamp di sebelah tenda kami juga ikut memancing. Mereka membawa banyak joran pancing dan mendapatkan hasil tangkapan ikan mujaer cukup banyak.
Begitu pula dengan pemancing lainnya juga mendapatkan tangkapan ikan yang lumayan untuk dijadikan lauk makan malam.
Danau Segara Anak memang benar-benar menjadi surga pendaki yang hobi memancing. Karena ikannya yang melimpah dan mudah sekali untuk dipancing dengan umpan celilong.
Sementara bagi yang tidak hobi memancing, mereka bisa memanjakan diri dengan menikmati keindahan danau Segara Anak yang memiliki air yang jernih dengan warna kehijauan.
Pendaki bisa membuat suasana romantis dengan menikmati secangkir kopi hitam atau segelas susu milo hangat, dan meminumnya di pinggir danau sambil menikmati keindahan danau.Â
Atau pendaki bisa mengabadikan momen istimewa di danau Segara Anak dengan mengambil foto dan video untuk kenangan atau membuat konten di media sosial mereka.
Hari itu terlihat beberapa orang menerbangkan drone untuk mengambil dokumentasi kegiatan mereka di Segara Anak.
Oh ya bagi pendaki yang ingin menikmati kopi hangat atau mie rebus yang tidak perlu memasak sendiri tidak usah khawatir, karena di Segara Anak sekarang juga sudah tersedia warung.
Saya melihat ada dua warung yang menjual makanan, minuman, rokok, minyak goreng, dan tabung gas. Jadi pendaki bisa leluasa untuk beli jajanan di warung bila mereka kehabisan logistic atau sedang malas memasak.
Tapi jangan kaget kalau harga barang-barang yang dijual di warung tersebut lebih mahal dari yang dijual di pasar. Maklum saja untuk membawa naik barang dagangan tersebut butuh effort yang tidak mudah.
Memang danau Segara Anak Rinjani ini menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para pendaki.
Banyak panorama alam indah yang bisa dinikmati oleh setiap pendaki yang datang ke danau yang memiliki luas 1.100 ha dengan kedalaman 230 meter.
Tak heran jika keindahan danau Segara Anak dengan gunung Barujari ini pernah diabadikan pada mata uang kertas Rp 10.000 pada tahun 1998.
Pendaki sangat kerasan untuk berkemah di sekitar danau Segara Anak ini. Sebab selain memberikan panorama alam yang indah, danau ini juga memiliki ikan yang melimpah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H