Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Segara Anak Rinjani Syurga Para Pendaki

1 Oktober 2024   16:08 Diperbarui: 1 Oktober 2024   16:39 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandian alam Aik kalak (foto:dokpri)

XPDC Gunung Rinjani  (Bagian 5)

Selesai menyantap makan siang berupa menu nasi goreng, tempe goreng, dan empal daging, kami segera packing dan menyiapkan perjalanan menuju danau Segara Anak. Kami baru mulai berjalan ke Segara Anak ketika jarum jam menunjukkan angka 13.40 WITA. Kami disambut oleh kabut tebal ketika mulai berjalan. Medan turunan menuju Segara Anak berupa jalan berbatu terjal. Bahkan beberapa harus dipasang tangga besi karena pinggiran jurangnya cukup curam. Rupanya akibat gempa tahun 2018 silam jalur turunan ke Segara Anak ini banyak mengalami perubahan.

Siang itu pendaki yang turun ke Segara Anak sangat banyak. Beberapa dari mereka adalah rombongan open trip dari negeri jiran Malaysia. Ada yang satu rombongan berjumlah 41 pendaki, mereka hari itu memakai kaos seragam warna merah maron. Rombongan lainnya berjumlah 27 orang, dominan pendaki wanita berhijab yang bercakap dengan logat Melayu kental. Belum lagi rombongan open trip lainnya juga turun bersama siang itu. Jadi tak heran jika sepanjang jalur menurun dipenuhi oleh pendaki yang berjalan mengular.

Danau Segara Anak (foto:dokpri)
Danau Segara Anak (foto:dokpri)

Setelah hampir satu jam melewati jalan berbatu, akhirnya kami tiba di jalur tanah berpasir yang konturnya cenderung mendatar. Sesekali memang ada jalan yang menurun dan juga menanjak, tapi masih tergolong jalur yang normal dan enak dilalui. Beberapa kali saya bertemu dengan lembah dengan sungai kering berisi bebatuan besar. Bahkan ada sebuah sungai tak berair yang dibuatkan jembatan diatasnya agar pendaki bisa melewatinya. Jalur seperti ini seingat saya dulu tidak ada. Mungkin akibat kejadian gempa menyebabkan jalur disini banyak mengalami perubahan.

Setelah menempuh perjalanan selama 3.5 jam akhirnya kami tiba di danau Segara Anak. Kami segera mencari tenda yang didirikan oleh porter kami. Sejenak mata saya menyapu deretan tenda yang banyak berdiri di sekeliling danau, dan akhirnya saya menemukan tenda kami yang berdiri di pinggir danau. Dua buah tenda kapasitas 4 orang dengan cover berwarna kuning dan biru. Di depannya juga ada sebuah tenda lagi yang dipasangi flysheet merah, tempat porter kami memasak. Segera saya berjalan menuju ke tenda, dan menyapa porter kami yang sedang memasak untuk menyiapkan makan malam. Rencananya kami akan menginap dua malam di danau Segara Anak ini.

Aik Kalak, Pemandian Air Panas Alami

Salah satu pesona alam yang memiliki daya tarik besar bagi wisatawan dan pendaki gunung Rinjani adalah pemandian alam Aik Kalak. Lokasinya sekitar 10 menit berjalan kaki dari camping area Segara Anak. Dalam Bahasa Sasak Aik Kalak ini artinya adalah Air Panas. Pemandian sumber air panas ini juga menjadi tempat favorit bagi masyarakat lokal Lombok. Dengan berendam di Aik Kalak dipercaya bisa memberikan penyembuhan dari berbagai macam penyakit. Sehingga banyak warga lokal yang sengaja datang ke Aik Kalak untuk mandi dan berendam. Mereka biasanya ada yang tinggal di Aik Kalak hingga satu minggu untuk mandi dan berendam.

View Air terjun yang indah (foto:dokpri)
View Air terjun yang indah (foto:dokpri)

Sumber pemandian air panas ini berada di lembah yang dikelilingi oleh bebatuan besar yang berjajar tak beraturan. Sumber air panasnya memancar keluar dari celah bebatuan dan mengalir deras keluar menuju aliran sungai. Banyak kolam-kolam kecil yang terbuat dari bebatuan alam yang menjadi tempat ideal untuk mandi dan berendam sambil menikmati pemandangan alam sekitarnya. Sensasi menikmati air hangat didukung dengan suasana tenang damai yang dirasakan oleh pengunjung ketika berendam di Aik Kala ini bagaikan sedang relaksasi jiwa raga di sebuah syurga yang tersembunyi.

Pemandian alam Aik kalak (foto:dokpri)
Pemandian alam Aik kalak (foto:dokpri)

Selain kolam-kolam kecil juga terdapat sebuah kolam air panas yang lebih besar dimana airnya jatuh langsung dari air terjun. Lokasinya berjarak sekitar 5 menit di bawah kolam-kolam kecil. Di tempat ini pengunjung bisa lebih leluasa berendam, namun tidak boleh berenang ke tengah mendekati jatuhnya air terjun. Pengunjung bisa berendam di pinggiran kolam sambil merasakan nikmatnya sensasi air hangat. Bagi penggemar fotografi, tempat ini menawarkan banyak spot foto yang menawarkan angle foto menarik untuk diabadikan. Sungguh pesona alam menakjubkan yang tersembunyi di gunung rinjani.

Hari kedua di Segara Anak, pagi-pagi sekali sehabis subuh, saya sudah berangkat ke Aik Kalak bersama teman-teman untuk berendam air panas. Maklum mulai berangkat dari Sembalun kemarin kami belum sempat bersih diri. Bersyukur bahwa di gunung Rinjani terdapat sumber air panas yang memungkinkan pendaki bisa mandi dan berendam. Di gunung lain belum tentu ada sumber air panas yang bisa digunakan untuk mandi. Badan yang pegal-pegal setelah berjalan jauh selama berjam-jam menjadi segar kembali setelah berendam dengan air panas alami di Aik Kalak ini.

Hampir setengah jam kami berendam di Aik Kalak pagi itu. Ketika hari semakin terang, mulailah berdatangan pendaki lain yang akan berendam di kolam air panas ini. Saya dan teman-teman segera berkemas untuk kembali ke tenda. Memberi kesempatan kepada pendaki lain yang akan mandi dan berendam.

Bisa berendam air hangat sepuasnya disini (foto:dokpri)
Bisa berendam air hangat sepuasnya disini (foto:dokpri)

Baru pada sore harinya, kembali kami datang lagi ke Aik Kalak untuk mandi. Kali ini kami sengaja menuju ke air terjun. Mandi di bawah air terjun ini ternyata lebih puas dibanding berendam di kolam kecil di atas. Sebab disini kolamnya lebih lebar dan lebih dalam, sehingga bisa lebih puas berendamnya. Dan pengunjung yang datang kesini juga tidak sebanyak yang di kolam atas. Jadi kami bisa berlama-lama berendamnya. Selesai mandi, kami tidak buru-buru pulang. Kami ambil beberapa foto untuk mengabadikan momen kebersamaan kami team XPDC Rinjani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun