XPDC Gunung Rinjani  (Bagian 5)
Selesai menyantap makan siang berupa menu nasi goreng, tempe goreng, dan empal daging, kami segera packing dan menyiapkan perjalanan menuju danau Segara Anak. Kami baru mulai berjalan ke Segara Anak ketika jarum jam menunjukkan angka 13.40 WITA. Kami disambut oleh kabut tebal ketika mulai berjalan. Medan turunan menuju Segara Anak berupa jalan berbatu terjal. Bahkan beberapa harus dipasang tangga besi karena pinggiran jurangnya cukup curam. Rupanya akibat gempa tahun 2018 silam jalur turunan ke Segara Anak ini banyak mengalami perubahan.
Siang itu pendaki yang turun ke Segara Anak sangat banyak. Beberapa dari mereka adalah rombongan open trip dari negeri jiran Malaysia. Ada yang satu rombongan berjumlah 41 pendaki, mereka hari itu memakai kaos seragam warna merah maron. Rombongan lainnya berjumlah 27 orang, dominan pendaki wanita berhijab yang bercakap dengan logat Melayu kental. Belum lagi rombongan open trip lainnya juga turun bersama siang itu. Jadi tak heran jika sepanjang jalur menurun dipenuhi oleh pendaki yang berjalan mengular.
Setelah hampir satu jam melewati jalan berbatu, akhirnya kami tiba di jalur tanah berpasir yang konturnya cenderung mendatar. Sesekali memang ada jalan yang menurun dan juga menanjak, tapi masih tergolong jalur yang normal dan enak dilalui. Beberapa kali saya bertemu dengan lembah dengan sungai kering berisi bebatuan besar. Bahkan ada sebuah sungai tak berair yang dibuatkan jembatan diatasnya agar pendaki bisa melewatinya. Jalur seperti ini seingat saya dulu tidak ada. Mungkin akibat kejadian gempa menyebabkan jalur disini banyak mengalami perubahan.
Setelah menempuh perjalanan selama 3.5 jam akhirnya kami tiba di danau Segara Anak. Kami segera mencari tenda yang didirikan oleh porter kami. Sejenak mata saya menyapu deretan tenda yang banyak berdiri di sekeliling danau, dan akhirnya saya menemukan tenda kami yang berdiri di pinggir danau. Dua buah tenda kapasitas 4 orang dengan cover berwarna kuning dan biru. Di depannya juga ada sebuah tenda lagi yang dipasangi flysheet merah, tempat porter kami memasak. Segera saya berjalan menuju ke tenda, dan menyapa porter kami yang sedang memasak untuk menyiapkan makan malam. Rencananya kami akan menginap dua malam di danau Segara Anak ini.
Aik Kalak, Pemandian Air Panas Alami
Salah satu pesona alam yang memiliki daya tarik besar bagi wisatawan dan pendaki gunung Rinjani adalah pemandian alam Aik Kalak. Lokasinya sekitar 10 menit berjalan kaki dari camping area Segara Anak. Dalam Bahasa Sasak Aik Kalak ini artinya adalah Air Panas. Pemandian sumber air panas ini juga menjadi tempat favorit bagi masyarakat lokal Lombok. Dengan berendam di Aik Kalak dipercaya bisa memberikan penyembuhan dari berbagai macam penyakit. Sehingga banyak warga lokal yang sengaja datang ke Aik Kalak untuk mandi dan berendam. Mereka biasanya ada yang tinggal di Aik Kalak hingga satu minggu untuk mandi dan berendam.
Sumber pemandian air panas ini berada di lembah yang dikelilingi oleh bebatuan besar yang berjajar tak beraturan. Sumber air panasnya memancar keluar dari celah bebatuan dan mengalir deras keluar menuju aliran sungai. Banyak kolam-kolam kecil yang terbuat dari bebatuan alam yang menjadi tempat ideal untuk mandi dan berendam sambil menikmati pemandangan alam sekitarnya. Sensasi menikmati air hangat didukung dengan suasana tenang damai yang dirasakan oleh pengunjung ketika berendam di Aik Kala ini bagaikan sedang relaksasi jiwa raga di sebuah syurga yang tersembunyi.