Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Riyyani Djangkaru, Sosok Presenter Jejak Petualang

3 September 2024   16:47 Diperbarui: 3 September 2024   19:38 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggemar berebut  foto Riyyani Djangkaru (foto:dokpri)

Pada sekitar tahun 2000an dunia pertelivisian nasional diramaikan dengan munculnya acara tayangan dokumenter petualangan. Dan yang menjadi pelopornya adalah acara Jejak Petualang (JP) yang disiarkan oleh TV7 yang kemudian berganti nama menjadi Trans7.

 Program Jejak Petualangan ini berisi liputan tentang fenomena alam, kebudayaan, kearifan lokal serta eksplorasi tempat menarik di seluruh Indonesia. Banyak lokasi menarik di Indonesia yang sudah dikunjungi oleh tim Jejak Petualang, mulai dari pantai, pegunungan, daerah pedalaman, hingga gua.

Tayangan acara Jejak Petualang ini menjadi sangat digemari penonton karena dibawakan oleh seorang presenter cantik bernama Riyyani Djangkaru. Dia adalah presenter pertama acara Jejak Petualang.  Tak pelak tayangan ini berhasil menyedot jumlah penonton yang banyak terutama kalangan para anak muda pendaki gunung. Mereka sepertinya menemukan tayangan favorit yang mewakili gambaran dunia petualangan mereka yaitu dunia pendakian gunung.

Anak muda pendaki gunung di era tersebut sangat mengidolakan sosok Riyyani Djangkaru. Selain berparas cantik, Riyyani mampu membawakan acara JP dengan sangat menarik dan natural. Kehadirannya sanggup menjadikan dunia petualangan khususnya pendakian gunung menjadi begitu semarak. 

Pada tanggal 5 April 2008 Riyyani Djangkaru bersama kru Jejak Petualang lainnya, termasuk Medina Kamil, Presenter JP penerus Riyyani, hadir di kota Malang Jawa Timur untuk menghadiri acara Talk Show menjadi Survivor Tangguh. Pada kesempatan yang baik tersebut Penulis sempat melakukan wawancara singkat dengan Riyyani Djangkaru terkait dengan aktifitasnya sebagai presenter JP.

Penulis bersama Riyyani Djangkaru dan medina kamil (foto: dokpri)
Penulis bersama Riyyani Djangkaru dan medina kamil (foto: dokpri)

Riyyani Djangkaru lahir di Bogor pada tanggal 31 Januari 1980. Dia merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ayahnya berasal dari Komering sedangkan ibunya berasal dari Bandung. Ketika kecil Riyyani pernah punya cita-cita untuk menjadi pilot dan arkeolog. Waktu masih duduk dibangku sekolah dia lebih suka pelajaran olah raga dibanding pelajaran lain. " Bosen di kelas terus...ha..ha..ha.." begitu alasannya sambil ngakak.

Riyyani mulai mengawali karir sebagai presenter Jejak Petualang di TV7 pada akhir Desember tahun 2002.

Awalnya dia ingin menjadi news presenter khususnya olahraga. Ia pun lalu mengirimkan lamaran pekerjaan ke TV7 yang dikenal memiliki program berita-berita olahraga. Setelah menyisihkan ratusan orang, Riyyani justru didapuk untuk menjalankan program baru TV7 yaitu Jejak Petualang.

"Yang pasti saya dipangggil casting untuk program JP. Ada tes kamera, setelah lulus ada tes dummy, lalu tes kesehatan, baru deh jalan liputan. Tugas liputan pertama saya adalah ke Flores dan gunung Rinjani selama 45 hari" begitu tuturnya.

Presenter acara petualangan ini mengaku bahwa dia tidak punya basic pecinta alam sebelum menjadi presenter JP.

" Saya ga punya basic organisasi pencinta alam, kegiatan di alam dipupuk  oleh keluarga dari kecil banget." ujarnya.

Riyyani mengaku bahwa pihak keluarga dan orang tuanya bisa menerima profesinya sebagai presenter JP yang sering pergi ke daerah pedalaman dan gunung-gunung untuk liputan.

"Karena dari mulai sebelum bergabung dengan JP saya sudah sering backpacking, jadi sebenarnya mereka tidak melihat sesuatu yang benar-benar baru dari kegiatan jalan-jalan saya. Bedanya, di JP waktunya lebih lama dan intens. Paling sempat protes karena skripsi saya tertunda lumayan lama, selebihnya ga ada masalah, dukung- dukung aja"

Bagi Riyyani semua daerah yang pernah dikunjungi itu bagus semua, makanya dia suka sebel jika ada orang menanyakan daerah mana yang paling indah yang pernah dia kunjungi.

"Saya sebenernya paling sebel kalo ditanya ini...ha..ha..ha..ga tau jawabannya..semua bagus, punya cerita masing-masing..buat saya masalah keindahan itu sangat personal dan unik, semua indah buat saya"

Ketika ditanya lebih suka pemandangan di gunung atau pemandangan di bawah laut saat diving. Riyyani menjawab lebih memilih diving.

"Untuk sekarang gua memilih diving...lagi seneng aja. Kalau dulu-dulu naik gunung dan kebetulan, kondisinya lumayan memungkinkan untuk itu., trip diving lebih singkat dan ga secapek kalo naik gunung, jadi masih memungkinkan lah buat ibu rumah tangga kayak aku" ujarnya.

Hadir diacara Talk Show Menjadi Survivor Tangguh (foto:dokpri)
Hadir diacara Talk Show Menjadi Survivor Tangguh (foto:dokpri)

Tatkala ditanyakan mengenai suka duka menjadi seorang presenter JP, Riyanni diam sejenak. Kemudian dia menjawab, "Mmm..apa ya...gini..saya tipikal orang yang ga mau musingin masalah secara berlebihan. Buat saya segala sesuatu itu harus melalui proses yang berkelanjutan, kalau saya ga pernah ngerasain duka, pasti ga tau yang namnya suka. Jadi buat saya, ga ada duka, kalaupun ada, udahnya pasti jadi suka..hahhahahaha"

Menjadi seorang public figur yang terkenal dan banyak penggemar bukanlah motivasi awal Riyyani ketika menjadi presenter JP. Dia mengaku perlu waktu yang sangat lama untuk membuat dirinya terbiasa dengan situasi seperti itu. Dielu-elukan oleh penggemar JP.

"Dari awal motivasi saya bukan menjadi populer. Terus terang, perlu waktu yang sangat lama untuk membuat saya terbiasa dengan situasi ini. Saya sering kali masih merasa grogi dan rikuh ketika harus berhadapan dengan orang - orang yang mengenali saya. Acara Jumpa fans atau talk show kadang menjadi siksaan buat saya. Bukan apa-apa, saya malu karena ngerasa kurang pantas untuk dielukan sedemikian rupa. Saya biasa saja, tidak ada yang terlalu istimewa. Buat saya menjadi terkenal bukanlah tujuan, tapi dampak. Namun ya bagaimanapun saya harus menghargai dan menghormati siapapun, apalagi yang sudah memberikan apresiasi pada sesuatu yang saya lakukan." begitu ungkapan jujur Riyyani.

Memang pada saat menjadi bintang tamu di acara Talk Show Menjadi Survivor Tangguh di gedung Universitas Islam Malang (Unisma) pada saat itu, Riyyani tampak begitu kikuk menghadapi jepretan camera saku dari para penggemarnya. Bahkan ketika selesai acara, Riyyani hampir tidak bisa keluar gedung aula, sebab dikerubuti oleh fans yang berjubel ingin bersalaman atau foto bersama idola nya tersebut.

Penggemar berebut  foto Riyyani Djangkaru (foto:dokpri)
Penggemar berebut  foto Riyyani Djangkaru (foto:dokpri)

" Groogiii beraaatttsssss" begitu komentarnya ketika ditanya kesannya menghadapi antusiasme penggemarnya tersebut.

Menurut Riyyani seseorang yang akan melakukan kegiatan di alam bebas seperti mendaki gunung itu harus melakukan persiapan yang matang. Baik persiapan fisik maupun persiapan mental.

" Perlu persiapan fisik dan mental pastinya. Sebab semuanya saling berkesinambungan, ga bisa berdiri sendiri-sendiri." begitu antara lain yang disampaikan Riyyani tentang pentingnya melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan aktifitas di alam bebas.

Fenomena dunia petualangan akhir-akhir ini begitu populer di kalangan anak muda generasi milineal. Maklum saja, perkembangan tekhnologi dan media sosial yang begitu cepat memungkinkan video petulangan banyak bermunculan di beranda media sosial. Tak pelak hal ini menjadikan dunia petualangan atau travelling begitu diminati oleh anak muda. Munculnya banyak konten creator yang membuat konten petualangan tentunya menjadi salah satu trigger begitu massifnya perkembangan dunia travelling dan petualangan.

Riyanni Djangkaru dikerubuti penggemar (foto:dokpri)
Riyanni Djangkaru dikerubuti penggemar (foto:dokpri)

Munculnya banyak selebgram pendakian gunung dan petualangan alam yang mirip - mirip dengan Presenter acara Jejak Petualang, menjadikan anak muda banyak yang ikutan berbondong-bondong pergi ke alam untuk mendaki gunung. Sehingga dampaknya banyak petualang instan yang pergi ke alam untuk kebutuhan konten mereka.

Sosok Riyyani Djangkaru mungkin tidak banyak diketahui oleh anak muda pendaki gunung generasi milineal sekarang. Tapi setidaknya, dengan membaca tulisan tentang Riyyani ini semoga bisa memberikan sebuah pemahaman bahwa dunia petualangan dan pendakian gunung pernah mengalami masa kejayaan di era seorang Riyyani Djangkaru menjadi presenter Jejak Petualang. Dan sebuah pesan penting bahwa berkegiatan di alam itu butuh persiapan yang matang agar berpetualang di alam bisa dengan nyaman, aman, dan menyenangkan. Berangkat hingga pulang ke rumah dengan selamat.

 Sebuah kalimat bijak diucapkan oleh Riyyani Djangkaru untuk para fansnya, "Mencintai  tak harus untuk dimiliki, kembalikan semua ke hakikinya" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun