" Monggo... saya antar ke rumah Slamet, dekat kok. Itu di pertigaan depan sana. Nah itu orangnya baru pulang dari ladang " Baru beberapa langkah kami berjalan menuju rumah pak Slamet, tiba -- tiba orang yang kami cari sudah ada di depan mata.
Kami segera menjelaskan maksud kedatangan kami kepada pak Slamet. Selanjutnya dengan diantar oleh pak Slamet segera kami berangkat menuju kebunnya. Sesampainya di kebun, kami merasa kegirangan begitu melihat sebatang pohon durian tingginya sudah mencapai kisaran 20 meter lebih. Pohon durian ini memiliki banyak cabang pohon yang menurut pemiliknya sudah pernah berbuat buah. Kami juga melihat beberapa pohon durian lainnya juga tumbuh besar disekitarnya. Walaupun tidak sebesar dan setinggi pohon yang satu ini.
Kebahagian kami lebih disebabkan oleh sebuah kenyataan bahwa sebuah proses menanam ribuan bibit pohon durian belasan tahun silam ternyata membuahkan hasil. Bibit durian yang ditanam dengan kuasa Ilahi bisa tumbuh besar dan bahkan bisa berbuah. Tujuan utama menanam pohon di lahan kritis adalah untuk menjaga lingkungan tetap lestari. Agar tidak terjadi bencana tanah longsor dan banjir ketika hujan deras mengguyur. Dan ketika yang ditanam adalah pohon durian diharapkan juga akan bisa memberi manfaat lebih kepada petani pemilik lahan dengan menjual hasil panen buahnya.
Memang sekali lagi tugas kita hanya menanam, dan Allah yang Maha Segalanya yang akan menjaga dan menghidupkan pohon tersebut. Maka, nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H