Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sebuah Cerita tentang Menanam Pohon Durian

8 Januari 2024   16:38 Diperbarui: 8 Januari 2024   16:51 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak - anak ikut menanam durian (dokpri)

Pak Slamet (kanan) dengan pohon duriannya (dokpri)
Pak Slamet (kanan) dengan pohon duriannya (dokpri)

" Monggo... saya antar ke rumah Slamet, dekat kok. Itu di pertigaan depan sana. Nah itu orangnya baru pulang dari ladang " Baru beberapa langkah kami berjalan menuju rumah pak Slamet, tiba -- tiba orang yang kami cari sudah ada di depan mata.

Kami segera menjelaskan maksud kedatangan kami kepada pak Slamet. Selanjutnya dengan diantar oleh pak Slamet segera kami berangkat menuju kebunnya. Sesampainya di kebun, kami merasa kegirangan begitu melihat sebatang pohon durian tingginya sudah mencapai kisaran 20 meter lebih. Pohon durian ini memiliki banyak cabang pohon yang menurut pemiliknya sudah pernah berbuat buah. Kami juga melihat beberapa pohon durian lainnya juga tumbuh besar disekitarnya. Walaupun tidak sebesar dan setinggi pohon yang satu ini.

Kebahagian kami lebih disebabkan oleh sebuah kenyataan bahwa sebuah proses menanam ribuan bibit pohon durian belasan tahun silam ternyata membuahkan hasil. Bibit durian yang ditanam dengan kuasa Ilahi bisa tumbuh besar dan bahkan bisa berbuah. Tujuan utama menanam pohon di lahan kritis adalah untuk menjaga lingkungan tetap lestari. Agar tidak terjadi bencana tanah longsor dan banjir ketika hujan deras mengguyur. Dan ketika yang ditanam adalah pohon durian diharapkan juga akan bisa memberi manfaat lebih kepada petani pemilik lahan dengan menjual hasil panen buahnya.

Memang sekali lagi tugas kita hanya menanam, dan Allah yang Maha Segalanya yang akan menjaga dan menghidupkan pohon tersebut. Maka, nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun