Sebagai bentuk upaya untuk menjaga alam tetap lestari perlu melakukan tindakan nyata di lapangan. Salah satunya adalah dengan menanam pohon di hutan.Seperti yang dilakukan oleh PT Otsuka Indonesia (PTOI) pabrik Lawang yang telah menanam 1500 pohon di hutan Precet desa Toyomarto kecamatan Singosari kabupaten Malang pada tanggal 9 -10 Desember 2023 silam.
PTOI secara konsisten telah melakukan kegiatan penanaman pohon sejak tahun 2008 silam. Sudah puluhan ribu pohon yang telah ditanam di lahan kritis di berbagai wilayah di sekitar kecamatan Lawang dan Singosari kabupaten Malang Jawa Timur. Penanaman pohon telah menjadi program tahunan CSR lingkungan PTOI. Kegiatan ini dilakukan oleh PTOI dengan melibatkan masyarakat khususnya pendaki gunung di Jawa Timur dan juga petani hutan di sekitar gunung Arjuna.
Untuk tahun 2023 ini kegiatan penanaman pohon dilakukan bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wonosantri Abadi Singosari kabupaten Malang. KTH Wonosantri adalah sebuah Kelompok Tani Hutan yang berada di desa Toyomarto kecamatan Singosari yang melakukan budidaya tanaman kopi mulai dari pembibitan, penanaman, pengolahan, dan pemasaran. Kopi Lemar (Lembah Arjuna) adalah produk kopi unggulan yang dihasilkan oleh kelompok tani ini. KTH Wonosantri ini dimpimpin oleh seorang Gus pengasuh Pondok Pesantren Darul Karomah Singosari yaitu Fathul Ulum atau lebih dikenal dengan panggilan Gus Ulum.
Sebelum kegiatan tanam pohon dilakukan, team CSR PTOI terlebih dulu melakukan kunjungan ke KTH Wonosantri untuk berdiskusi tentang rencana program tanam pohon yang akan dilakukan. Setelah itu dilanjutkan survey lokasi medan yang akan dilakukan penanaman yang terletak di hutan Precet di kawasan Budug Asu sebelah barat daya gunung Arjuna. Di lokasi hutan ini terdapat sumber air yang dimanfaatkan airnya oleh masyarakat desa Langlang dan desa Kelampok kecamatan Singosari.
Setelah lokasi penanaman disepakati oleh team CSR PTOI akhirnya dilakukan pembahasan lebih lanjut terkait tekhnis kegiatan penanaman. Untuk bibit pohon yang akan ditanam adalah jenis pohon trembesi, kemiri, dan apukat. Sedangkan peserta yang akan dilibatkan penanaman adalah komunitas pendaki gunung di Jawa Timur yang selama ini sudah aktif terlibat dalam kegiatan penanaman. Mereka nantinya akan berkolaborasi dengan santri petani anggota KTH Wonosantri.
Hari H pelaksanaan tanam pohon jatuh pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 9 - 10 Desember 2023. Semua peserta tanam dari berbagai komunitas pendaki datang dan berkumpul di lokasi KTH Wonosantri di desa Toyomarto Singosari untuk mengikuti acara seremoni tanam pohon. Undangan yang hadir pada acara seremoni ini antara lain, Kepala Desa Toyomarto, Kepala Cabang Dinas Kehutanan Kabupaten Malang, Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Malang, dan Perhutani Malang. Â Â Â
Kepala Desa Toyomarto, Sumito SH dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian PTOI dan para pendaki untuk menanam pohon di desanya. " Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk warga desa penyanggah hutan. Sehingga tidak ada lagi bencana alam dan banjir disaat musim hujan itu. Kejadian bencana banjir lumpur seperti tahun 1998 silam semoga tidak terulang lagi. Harapan kami kegiatan tanam pohon ini bisa bermanfaat untuk kita semua."
Gus Ulum mewakili KTH Wonosantri mengungkapkan bahwa awal dari semangat Wonosantri bukan hanya untuk bisnis semata, tapi juga turut peduli kepada alam.
"Terima kasih atas peran semuanya untuk memperbaiki alam dan menanam pohon. Saya percaya njenengan menanam tidak berharap apa - apa. Saya berani memastikan ini shodaqoh kita berupa udara dan air yang tidak bisa dihitung . Semoga yang dilakukan hari ini menjadi awal yang lebih besar."
Perhutani Malang yang diwakili oleh Pujianto menyampaikan terima kasih kepada PTOI sebagai penggerak penanaman. " Terima kasih kepedulian PT Otsuka, masyarakat, ponpes, KTH untuk menanam pohon. Dengan menanam pohon kita sedekah oksigen.Semoga nanti tidak menanam saja tapi juga diperhatikan pemeliharaannya. Dengan kebersamaan hutan di Malang aman. Semoga di Malang tidak ada banjir besar dan kebakaran yang luas. Kami mensupport kegiatan tanam pohon ini."
Kepala Cabang Dinas Kehutanan kabupaten Malang Agustiningtyas Marini S.Hut.M.AP Â menyampaikan harapan agar kelak tanaman bisa tumbuh baik dan bisa bermanfaat bagi lingkungan.
"Semoga acara penanaman pohon berjalan baik dan kondisi alam di wilayah singosari semakin hijau. Kami juga berharap tanaman yang ditanam hari ini akan tumbuh baik dan memberi manfaat ekologis dan ekonomis. KTH Wonosantri mendapat kepercayaan mengelolah 133ha hutan lindung. Tidak boleh memotong pohon di dalam hutan lindung. Yang dimanfaatkan adalah hasil tanamannya. Buahnya bisa dipetik untuk kesejahteraan masyarakat dan hutannya makin lestari. Even tanam pohon ini akan disampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Jawa timur. Selamat sedekah oksigen sebagai catatan amal baik bapak ibu semuanya."
Dari Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Malang yang diwakili oleh Nuning menyoroti banyaknya sampah, penebangan pohon, pembukaan lahan, dan kebutuhan air.
"Kalau ada tambahan satu anak lahir berapa banyak sampah? Berapa kebutuhan air?. Anak sekolah butuh kertas berapa pohon yang ditebang? Ketika butuh makan, berapa lahan yang dibuka?
Carbon offset untuk emisi carbon yang dihasilkan oleh mesin produksi perusahaan telah mencemari lingkungan. Karena memiliki dampak terhadap lingkungan maka perusahaan akan menggantinya dengan menanam pohon. Semoga acara tanam pohon ini bisa menjadi rintisan dan dapat mengajak yang lain. Terima kasih kepada PT Otsuka Indonesia dan Wonosantri yang telah menanam pohon di gunung."
Tatik Istiqamah yang mewakili manajemen PTOI menyampaikan sambutannya di penghujung acara seremoni.
"Terima kasih kepada KTH Wonosantri yang telah memfasilitasi kegiatan tanam pohon ini. Setiap bulan November mesti turun hujan. itu adalah saatnya kami untuk menanam pohon. PTOI sudah melakukan aktifitas tanam pohon sejak tahun 2008. Jumlah bibit pohon yang ditanam setiap tahun sebanyak 1000 - 2000 pohon. PTOI mempunyai target harus zero impact pada 2050. Pada tahun 2030 bisa mengurangi emisi 75% dibanding tahun 2017. Tapi masih ada emisi yang dikeluarkan, maka offsetnya dengan menanam pohon secara terus menerus untuk mengurangi impact bisnis terhadap lingkungan. Semoga upaya ikhtiar merawat alam ini di ridhoi Allah dan pohon bisa sebagai penyangga dan melindungi masyarakat sekitar. Semoga amal ibadah bapak ibu dicatat oleh Allah. dan kita bukanlah bagian yang melakukan perusakan alam tapi kita adalah bagian yang merawat alam."
Dan acara seremoni diakhiri dengan berdo'a bersama yang dipimpin oleh Gus Ulum demi kelancaran acara tanam pohon yang akan berlangsung selama dua hari. Selesai berdoa dilanjutkan dengan acara serah terima bibit pohon secara simbolis kepada parwakilan peserta tanam. Selanjutnya acara diakhiri dengan foto bersama peserta tanam pohon yang berjumlah 160 orang yang siap menanam bibit sebanyak 1500 pohon. Dengan rincian bibit kemiri 750 pohon, trembesi 500 pohon, dan apukat 250 pohon. Semua peserta tanam pohon bermalam di lokasi hutan Precet dengan mendirikan tenda disana. Selain menanam pohon sebagai ikhtiar merawat alam, para pendaki juga bisa bercengkerama bersama untuk merawat persahabatan diantara mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H