Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cak To Marbot Masjid di Kampungku

19 Oktober 2023   16:53 Diperbarui: 19 Oktober 2023   17:02 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan dibantu beberapa orang jamaah, dia sigap menyiapkan meja podium dan kursi untuk Pak Kyai yang akan mengisi pengajian di masjid pagi itu. Kemudian dia mengambil meja kecil dan meletakkan di sebelah kanan meja podium. Selanjutnya dia beranjak masuk ke ruang peralatan sound system untuk mengambil mic wireless dan juga sekaligus memastikan sound system dalam keadaan normal.

Ketika Pak Kyai sudah mulai menyampaikan ceramahnya, segera dia berlalu pergi ke luar ruangan masjid. Selang beberapa saat kemudian dia kembali lagi ke ruangan masjid dengan membawa nampan berisi beberapa gelas minuman. Dia berjalan mendekat ke arah podium Pak Kyai, kemudian dengan berjongkok dia menaruh gelas minuman di atas meja kecil yang tersedia di dekat podium untuk Pak Kyai.


Setelah selesai menyiapkan minuman untuk Pak Kyai, kembali dia berlalu pergi. Dalam hitungan menit i dia sudah kembali membawa nampan yang berisi banyak cangkir kopi dan teh. Kali ini dia membagikan minuman tersebut ke jamaah yang hadir satu per satu. Karena 'saking' seringnya membagi minuman, dia sampai hafal minuman kesukaan setiap jamaah. Dia akan berikan kopi kepada jamaah yang suka ngopi dan bagi jamaah yang suka ngeteh dia akan berikan cangkir teh.

dokpri
dokpri

Kalau ada jamaah baru, dia akan selalu bertanya terlebih dulu " Kopi nopo teh?". Baru setelah jamaah menjawab, dia akan sodorkan nampan minuman dan jamaah bisa memilih sendiri minuman kesukaannya. Begitu cara dia melayani dan menghormati para tamu Allah yang hadir ikut pengajian di masjid kampungku ini.

Begitulah sedikit gambaran kegiatan sehari - hari yang dilakukan oleh marbot masjid di kampungku ini. Nama panggilannya Pak To. Ada juga yang memanggilnya mbah To. Tapi juga banyak yang memanggilnya Cak To, biar lebih akrab kata mereka yang memang sudah mengenal dekat sosok marbot masjid ini. Aku taksir usianya paling sekitar 60 tahunan lebih. Hampir semua jamaah yang datang ke masjid ini pasti mengenal sosok lelaki baik hati ini.

Cak To biasanya akan berangkat ke masjid pada pukul setengah tiga pagi. Setiba nya di masjid dia akan langsung menyalakan kompor dan memasak air untuk membuat kopi dan teh para jamaah pengajian. Setelah itu dia akan membuka semua pintu masjid dan menyalakan lampu -- lampu di dalam masjid untuk menyambut jamaah sholat subuh.

"Saya tidak ingat persisnya kapan mulai membantu di masjid ini" begitu ucap Cak To suatu ketika saat berbincang denganku.

Menurut Cak To dulu yang menjadi marbot di masjid ini masih ada hubungan kerabat dengannya, yaitu pamannya. Sebelum digantikan oleh Cak To, sang paman ini pernah bermimpi bahwa dalam mimpinya dia mendapat petunjuk bahwa kelak yang akan menggantikan dirinya adalah anak dari saudaranya. Dan anak saudaranya yang dimaksud itu tidak lain Cak To. Dan benar saja di kemudian hari setelah sang paman wafat, akhirnya Cak To yang menggantikannya sebagai marbot hingga sekarang ini.

"Yang saya ingat dulu di masjid ini kalau subuh jamaah nya itu cuma sekitar 10 orang saja. Dan pada saat itu saya yang paling muda. Tapi sekarang jamaahnya sudah banyak dan saya adalah yang paling tua" ucapnya sambil tertawa.

"Dulu itu saya yang mengurusi semua urusan masjid mulai dari listrik, air, sound system, bahkan juga keuangan masjid. Padahal saya awalnya juga tidak bisa apa - apa. " lanjut Cak To lagi. Dan saat ini sejak adanya pengurus takmir dan nadzir, semua urusan kegiatan di masjid tersebut sudah ditangani oleh takmir. Pekerjaan Cak To sebagai marbot masjid sekarang lebih fokus untuk membantu kelancaran kegiatan peribadatan di masjid.

dokpri
dokpri

Menurut Cak to sekarang ini kegiatan pengajian di masjid sudah ramai dan jamaahnya juga sudah banyak. Memang di masjid kampungku ini kegiatan pengajian bakda subuh dilakukan seminggu penuh mulai hari Senin sampai hari Minggu. Sedangkan untuk pengajian bakda maghrib hanya dilakukan pada hari Jum'at, Sabtu, dan Minggu.

Untuk kebutuhan membuat minuman kopi dan teh untuk kegiatan pengajian rutin selama seminggu penuh tersebut membutuhkan bahan baku gula sekitar 150kg dan 3 dus kopi bubuk dan 1 dus teh.  Cak To tahu persis berapa banyak bahan yang dibutuhkan untuk membuat minuman karena setiap hari dia yang menyiapkan minuman di masjid ini.

Sebagai marbot masjid, Cak To telah mengabdikan hidupnya untuk membantu kelancaran kegiatan peribadatan di masjid. Dengan senang hati Cak To melayani dan menyiapkan minuman untuk Pak Kyai dan para jamaah pengajian di masjid ini. Dan itu sudah menjadi pilihan amalan ibadah bagi Cak To yang membuatnya menjadi begitu dekat dengan para Kyai dan Ustad yang mengisi kegiatan ibadah di masjid ini. Bukankah berkumpul dengan orang -- orang yang sholeh itu sangat dianjurkan dalam agama karena bisa menambah tebal iman kita dan sekaligus bisa menjadi salah satu dari obat hati.

Lawang, 19 Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun