Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanam Pohon untuk Penyelamatan Sumber Air

10 Januari 2023   17:36 Diperbarui: 10 Januari 2023   17:41 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sempat terhenti selama dua tahun akibat wabah pandemi yang melanda dunia, akhirnya kegiatan tanam pohon PT Otsuka Indonesia (PTOI) kembali dilaksanakan pada tanggal 26 – 27 November 2022 silam. Lokasi tanam pohon yang dipilih adalah lahan di sekitar sumber air milik masjid jami’ Ismail desa Bedali kecamatan Lawang kabupaten Malang. Sedangkan jumlah pohon yang ditanam adalah sebanyak 1500 bibit pohon yang terdiri bibit pohon trembesi, jabon, dan alpukat.

Sebelum penanaman tim CSR PTOI melakukan survey ke lokasi lahan sumber air masjid Ismail untuk melihat kelayakan lahan lokasi tanam. Dan setelah dilakukan observasi lapangan, akhirnya diputuskan bahwa lokasi lahan sumber air masjid Ismail Bedali dianggap layak untuk dijadikan lokasi kegiatan tanam pohon.

dokpri
dokpri

Untuk kegiatan tanam pohon ini tim CSR PTOI bekerja sama dengan pengurus takmir masjid jami’ Ismail Bedali sebagai pihak yang memiliki lahan. Dengan mempertimbangkan bahwa lokasi penanaman berupa lahan kritis dan lahan produktif, maka jenis bibit pohon yang ditanam juga dibagi dua macam yaitu pohon tegakan dan tanaman produktif. Untuk pohon tegakan dipilih bibit pohon trembesi dan jabon. Sedangkan untuk tanaman produktif dipilih bibit buah apukat Pameling yang asli dari Lawang.

dokpri
dokpri

Alpukat Pameling Lawang memiliki keistimewaan ukurannya lebih besar dengan bentuk yang agak lonjong. Berat per buah bisa mencapai 600 gram hingga 2 kilogram. Apulkat jenis ini memiliki buah tebal, berwarna kuning dengan biji yang kecil. Lalu produktivitas pohonnya cukup banyak, satu pohon bisa menghasilkan 400 kilogram buah. Diharapkan ke depan hasil buah alpukat ini bisa bermanfaat untuk kemakmuran masjid Ismail Bedali.

Sedangkan untuk pemilihan pohon trembesi ini karena pohon trembesi dianggap punya kemampuan tinggi untuk menyerap karbon. Beberapa penelitian memberikan catatan yang berbeda dan cukup bervariasi terkait penyerapan karbon pohon trembesi. Penelitian dari mahasiswa Universitas Bojonegoro yang dimuat dalam Jurnal Universitas Diponegoro tahun 2021 mencatat bahwa satu pohon trembesi dengan umur 6-17 tahun memiliki pertumbuhan tahunan biomassa 3,2 ton atau diperkirakan menyerap 1,5 ton karbon setiap tahun.  

dokpri
dokpri

Perwakilan dari Cabang Dinas Kehutanan Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur, Lilik Listyowati, SP M Agr yang hadir pada acara seremoni tanam pohon menyampaikan apresiasi kepada PTOI yang masih tetap konsisten melakukan kegiatan tanam pohon untuk konservasi sumber air. Ke depan dia berharap agar kegiatan tanam pohon untuk konservasi bisa diperluas ke lokasi sumber air lainnya.

dokpri
dokpri

Nur Husaini  selaku perwakilan manajemen PTOI menyampaikan bahwa kegiatan tanam pohon  ini merupakan sebuah langkah awal untuk mengajak seluruh elemen masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan CSR ini merupakan kegiatan berkelanjutan, namun sempat berhenti karena pandemi. Manajemen PTOI sangat mendukung kegiatan tanam pohon ini.

dokpri
dokpri

Pengurus masjid jami' Ismail yang diwakili oleh Abdul Aziz menyampaikan “ Saya ucapkan terimakasih banyak atas kegiatan panjenengan semua. Karena pohon ditanam di tanah waqaf yang dijadikan sumber mata air masjid Ismail. Dan air tersebut dijadikan sumber air di masjid untuk berwudu ribuan jamaah yang beribadah di masjid Ismail. Semoga kegiatan ini menjadi investasi akherat panjenengan. Dan semoga PT Otsuka Indonesia semakin jaya”

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bibit pohon secara simbolis kepada perwakilan peserta tanam. Kegiatan tanam pohon ini diikuti oleh lebih dari 150 orang peserta tanam dari Malang Raya, Pasuruan, dan Surabaya. Mereka sebagian besar berasal dari komunitas pendaki gunung di Jawa Timur yang selama ini sudah aktif terlibat dalam kegiatan tanam pohon PTOI di Pos 2 gunung Arjuna Lawang. Selain peserta pendaki gunung, kegiatan ini juga diikuti oleh peserta dari pemuda karang taruna dan masyarakat desa Bedali.

dokpri
dokpri

Setibanya di lokasi tanam peserta langsung melakukan penanaman di titik tanam yang sudah disiapkan. Namun karena cuaca kurang mendukung, kegiatan tanam sore itu dihentikan ketika hujan turun sangat deras. Baru keesokan paginya seluruh peserta tanam menyelesaikan tugasnya menanam bibit pohon di lokasi tanam. Semua bibit pohon ditanam sesuai dengan lokasi titik tanam yang sudah disiapkan oleh panitia. Setiap bibit pohon yang ditanam diberi acir bambu untuk mengikat tanaman agar bisa tegak dan tidak roboh.

Menanam pohon adalah aksi nyata untuk menjaga kestabilan alam dan konservasi sumber air. Termasuk juga merawat bibit pohon yang sudah ditanam adalah bagian penting yang harus diperhatikan. Pada akhirnya, menjaga kelestarian alam harus dipahami sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui perannya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun