Oleh: Mas Prie
Terang bulan adalah jajanan khas yang sudah sangat terkenal di masyarakat kita. Biasanya terang bulan ini dijual malam hari di gerobak pinggir jalan atau di depan pertokoan. Umumnya penjual terang bulan sekaligus juga berjualan martabak telur. Mereka memasak kue terang bulan langsung di tempat ketika ada pembeli datang. Jadi terang bulan bisa dinikmati ketika masih kondisi panas.
Selain dijual malam hari, ternyata kue terang bulan ini juga dijual siang hari di sekolah oleh pedagang keliling. Biasanya penjualnya membawa gerobak di sepeda motornya. Berbeda dengan penjual terang bulan malam hari, pedagang keliling ini sudah menyiapkan kue terang bulan dari rumah. Ketika ada pembeli, dia tinggal mengambil kue terang bulan dan menambahi susu kental manis serta meses ceres sebagai toping nya. Jajanan ini termasuk yang paling digemari oleh anak – anak di sekolah.
Tulisan ini bukan ingin membahas tentang kue terang bulan secara mendalam. Yang di beberapa tempat memiliki penyebutan nama yang berbeda seperti martabak manis, apam balik, apam pinang dan lain – lain. Tapi tulisan ini tentang pengalaman berbagi kue terang bulan oleh relawan Small Action untuk anak – anak sekolah korban erupsi Semeru di Supiturang Pronojiwo Lumajang.
Kisah ini berawal ketika saya melihat postingan kawanku Jay di facebook yang menampilkan foto kegiatan bagi - bagi kue terang bulan untuk anak pengungsi di lokasi bencana erupsi Semeru. Jay bersama kawannya, Hendro, yang memang seorang penjual kue terang bulan datang ke lokasi bencana dengan membawa langsung gerobak jualannya. “Wah keren ini” gumanku dalam hati. “Pasti anak – anak senang sekali menemukan jajanan sekolah di situasi bencana seperti itu.”
Singkat cerita aku kontak Jay untuk menanyakan apakah pada saat Small Action mengirim bantuan ke lokasi nanti bisa disiapkan kue terang bulan juga. Saya berpikir jika ke lokasi bencana membawa kue terang bulan bisa mendapat dua manfaat sekaligus. Pertama, tentu saja untuk menyenangkan hati anak – anak dengan membawakan jajanan khas sekolahan. Kedua, sekaligus kami bisa berbagi rejeki dengan penjualnya karena memborong dagangannya.
Dan ternyata keinginan kami untuk bisa membawa kue terang bulan itu bisa terwujud lantaran penjualnya sanggup untuk membuatkan. Akhirnya kami pun bisa membuat acara bagi – bagi kue terang bulan kepada anak – anak sekolah di desa Supiturang disela acara penyerahan donasi seragam. Mulai dari siswa Paud, TK Muslimat, MI Miftahul Ulum, SDN Supiturang 2, dan MTs Miftahul Ulum semua ikut merasakan nikmatnya jajanan terang bulan yang kami bawa.
Sebelum dibagikan ke anak – anak, kue terang bulan diberi toping terlebih dahulu. Satu potong kue terang bulan utuh ditaruh diatas kertas minyak sebagai alasnya. Kemudian terang bulan dibuka bagian tengahnya untuk dilumuri susu kental manis. Selanjutnya ditaburi meses ceres diatas susu dan terang bulan ditutup kembali. Tambahan toping ini bisa menambah lezatnya rasa terang bulan.
Setelah kue terang bulan selesai diberi toping, baru kue tersebut dibagikan ke anak – anak. Dengan tertib anak – anak berbaris mengantri untuk menerima kue terang bulan. Senyum ceria mengembang di bibir anak – anak tatkala tiba giliran mereka menerima kue terang bulan. Dan setelah gigitan pertama yang ‘maknyus’ tawa mereka bertambah lebar. Ternyata bahagia tidak harus mahal. Cukup dengan duduk bersama teman – teman sambil menikmati kue terang bulan sensasinya sungguh luar biasa. Bukankah demikian anak – anak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H