Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setetes Darah Berjuta Makna

11 Februari 2022   13:51 Diperbarui: 11 Februari 2022   13:58 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Mas Prie

Kisah ini sungguh membuatku semakin sadar bahwa setiap kebaikan sekecil apapun itu sangat bermanfaat bagi penerimanya. Kadang kita melakukan kebaikan tanpa berpikir dampaknya. Atau bahkan dengan mudah kita melupakannya karena menganggap itu hal yang biasa saja. Tapi, tidak bagi orang yang menerima kebaikan. Dia akan sangat berterima kasih atas kebaikan tersebut. Apalagi jika kebaikan tersebut adalah sesuatu yang sangat dia butuhkan pada saat itu.

Cerita ini berawal ketika pada suatu siang salah seorang teman kerjaku di kantor, Ucik namanya, tiba- tiba ngomong kalau seorang tetangganya sedang membutuhkan pendonor darah untuk anaknya yang sedang sakit di Rumah Sakit. Kebetulan pada waktu itu stok darah yang dibutuhkan sedang kosong di RS. Pada situasi pandemi seperti ini bukanlah urusan yang gampang untuk bisa mendapatkan pendonor darah.

Mendengar hal itu, spontan aku teringat kawanku Zenzen. Sehari sebelumnya kebetulan kami bersama -- sama menjalankan tugas relawan bencana di Ampelgading. Ketika itu Zenzen ngomong kalau sekarang itu jadwalnya dia untuk donor darah, dan dia sedang bingung mencari tempat untuk donor darah. Selama ini dia melakukan donor di kota asalnya, Lamongan. Waktu itu aku sarankan Zenzen untuk donor darah di kantor PMI cabang Bedali Lawang saja yang juga membuka pelayanan donor darah untuk masyarakat.

Teringat tentang Zenzen, aku langsung bilang ke Ucik, " Aku ada teman yang kemungkinan besar bersedia membantu mendonorkan darahnya, yang penting cocok golongan darahnya"

" Oh ok pak, akan saya sampaikan dulu ke bu Rini tetangga saya itu ya" jawab Ucik.

Segera Ucik mengabarkan hal ini ke tetangganya yang bernama bu Rini lewat WA. Di waktu yang sama, aku juga segera mengirim WA ke Zenzen untuk menanyakan apakah dia bersedia untuk mendonorkan darahnya.

" Zenzen, kamu golongan darahnya apa? Ini ada anaknya teman yang butuh donasi darah. Apa kamu bisa bantu?" tanyaku.

" AB pak. Monggo kalau cocok saya siap bantu" sahut Zenzen

" OK aku sampaikan dulu ke orangnya. Apa boleh nomormu aku berikan ke orangnya juga"ujarku.

" Ok siap pak, silahkan nomor saya diberikan" jawab Zenzen.

Singkat cerita siang itu setelah komunikasi dengan bu Rini, Zenzen langsung berangkat ke PMI Bedali untuk melakukan donor darah. Proses donor darahnya juga berlangsung lancar. Dan selesai proses pengambilan darah, tak lama kemudian petugas RS datang untuk mengambil kantong darah untuk segera dibawa ke RS.

Beberapa waktu kemudian aku kirim WA lagi ke Zenzen. " Bagaimana donornya apa sudah selesai?"

" Alhamdulillah sudah selesai pak. Tadi petugas RS langsung mengambil kantong darahnya ke PMI Bedali. Informasinya tadi memang diberikan secara cuma-cuma oleh PMI Bedali kalau tidak ada pendonor pengganti" jawab Zenzen

" Alhamdulillah, terima kasih ya atas bantuannya. Semoga Allah akan membalas kebaikanmu itu " kataku.

" Amin " jawabnya singkat.

Disisi lain, bu Rini yang anaknya sakit ini merasa sangat bersyukur dan berterima kasih karena ada orang baik yang tidak dia kenal mau menolong untuk mendonorkan darah untuk anaknya yang sedang sakit.

" Bu Ucik.... mas Zenzen tadi loh ternyata donor di Lawang. Ya Allah baik banget orang itu. Tadi memang sempat salah info dari perawat. Dia bilang ke saya akan ke PMI di jalan Buring. Ternyata kurir RS ke PMI Lawang. Jadi donor dari mas Zenzen ini benar - benar tepat sasaran. Padahal saya gak kenal " tulis bu Rini pada pesan WA yang dikirim ke temanku Ucik.

Alhamdulillah, ternyata kebaikan kecil yang kami lakukan sebagai penghubung antara si ibu anak yang sakit dan temanku Zenzen bisa menjadi jalan kesembuhan untuk anak yang sedang terbaring sakit di RS ini.

Dua hari berselang, Ucik membawakan beberapa bungkus kopi bubuk titipan dari bu Rini untuk Zenzen dan aku. Rupanya bu Rini ini adalah seorang barista yang memiliki usaha kopi bubuk. Dia sengaja membawakan beberapa bungkus kopi bubuk untuk kami sebagai cendera mata dan ucapan terima kasih.

Pesan moral dari kisah ini, jangan pernah abaikan kebaikan kecil yang bisa kita lakukan. Karena bisa jadi kebaikan kecil tersebut bisa bermakna besar bagi orang lain yang membutuhkan. Dan jangan pernah lelah untuk berbuat baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun