Hobi Menulis Membuat Keasyikan Melebihi Aktivitas yang Lain
Pada saat mendampingi para pelajar (siswa SMA dan SMK) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dalam Pelatihan Menulis E-Book (6-7 November 2024) saya merasakan suasana yang luar biasa.
Para peserta perwakilan dari enam sekolah di PPU itu cukup tertib, rajin, dan asyik mengerjakan tugas masing-masing. Saya benar-benar tidak menyangka bahwa keterampilan memanfaatkan komputer dan gadget lain sungguh luar biasa. Mereka ada yang lebih laju, lebih cepat melaksanakan tugas daripada rekan peserta lain.
Pada hari pertama, mereka seolah-olah enggan segera pulang padahal waktu pelatihan sudah melebihi jadwal. Kemudian pada hari kedua, mereka lebih awal datang ke tempat kegiatan. Mereka langsung mengerjakan tugas (lanjutan) tanpa disuruh atau diperintah padahal acara hari kedua belum dibuka atau dimulai.
Kebetulan saya sebagai pendamping datang agak terlambat pada hari kedua karena sepeda motor saya mogok di tengah jalan (eh.. di pinggir jalan). Mereka sudah duduk rapi melantai (duduk di lantai) dengan laptop di hadapan masing-masing.
Hobi Membuat Lupa Aktivitas Lain
Hobi jenis apa pun memang dapat membuat orang terlena atau keasyikkan. Pada saat senang-senangnya menikmati hobi, seseorang bisa menghabiskan waktu melebihi "jadwal" yang sudah direncanakan. Kita ambil contoh seseorang yang hobi memancing. Semula ia mungkin hanya ingin dua jam pergi memancing. Berhubung lokasi tempat memancing cukup menantang, ia dapat menghabiskan waktu tiga hingga lima jam. Apalagi aktivitas memancing itu dilakukan pada hari libur kerja. Semakin asyiklah ia memenuhi rasa penasaran untuk dapat menggaet ikan sebanyak-banyaknya.
Demikian pula untuk seseorang yang hobi menulis. Ia dapat dengan asyik duduk berjam-jam di depan laptop. Apalagi ada target tertentu yang ingin dicapai. Sebelum target terpenuhi, ia akan asyik mengejar target tersebut.
Menulis memang sangat mengasyikkan bagi yang sudah hobi atau gemar pada aktivitas tersebut. Tidak jarang seseorang yang asyik menulis bisa lupa makan, lupa jam tidur, bahkan lupa melaksanakan ibadah!
Ini berbahaya jika sampai melupakan ibadah dan waktu istirahat. Seseorang yang lupa atau mengabaikan ibadah tentu aktivitas lain yang mengasyikkan itu jadi tidak berkah atau tiada pahala yang akan didapatkan meskipun mungkin hasil dari keasyikkannya itu sangat bagus.
Untuk itu, perencanaan atau pembagian waktu sangat penting dilakukan agar seseorang tidak terjebak dalam aktivitas yang membuat kewajiban beribadah tertunda atau terabaikan. Masih untung jika hanya tertunda. Bagaimana kalau ibadah itu ditinggalkan?
Nah, agar aktivitas hobi tetap dapat berjalan dan aktivitas ibadah dan istirahat dapat berjalan "normal" perencanaan yang matang wajib dilakukan. Kalau perlu jadwal ditulis dan ditempelkan di tempat yang mudah dilihat.
Waktu-waktu untuk beribadah diutamakan, kemudian waktu untuk beristirahat, waktu makan, waktu belajar, semua perlu dijadwalkan sehingga tidak ada waktu menganggur atau sekadar duduk terbengong-bengong di depan pesawat televisi.
Hidup di dunia hanya sementara. Kita harus dapat mengalokasikan waktu untuk aktivitas yang bermanfaat. Semakin kita cerdas dalam mengalokasikan waktu untuk aktivitas positif, kita akan dapat memetik hasilnya baik selama di dunia maupun di akherat kelak.
Penajam Paser Utara, 7 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H