Makan dengan Lauk Tahu Geprek
Seperti biasa, setelah melaksanakan ibadah siang, saya segera menikmati hidangan yang sudah tersaji di atas meja makan. Istri tercinta sudah mengetahui kebiasaan saya. Tidak bisa terlambat makan. Meskipun jumlah makanan (khususnya nasi) yang saya santap setiap kali makan tidak terlalu banyak, waktu untuk menikmatinya harus teratur. Tidak bisa terlambat terlalu lama. JIka saya terlambat makan agak lama, kepala bisa pusing.
Hidangan siang hari Kamis (11/7/2024) berupa sayur bening dan sambal tahu geprek. Lauk ikan dan tahu goreng juga disediakan di atas meja. Tidak lupa krupuk sebagai "musik" saat menikmati hidangan.
Ada tiga jenis sayur dalam panci sayur bening, yaitu sayur bayam, wortel, dan kecambah panjang. Kuah berasa manis seperti biasa. Tidak ada bumbu "kunci" yang lazim dicampurkan dalam sayur bening.
"Ini ekor ikan mas!" demikian istri tercinta berujar ketika meletakkan lauk ikan yang baru diangkat dari penggorengan.
Semangat untuk segera menikmati hidangan bangkit setelah melihat hidangan di atas meja makan. Aroma ikan goreng dan bumbu tahu geprek sangat menusuk hidung. Piring putih tempat nasi segera saya siapkan. Nasi yang saya ambil secukupnya. Saya tidak sanggup makan nasi terlalu banyak.
Selanjutnya sayur bening, sambal tahu geprek, dan sepotong ekor ikan mas dimasukkan ke dalam piring yang sudah berisi nasi putih itu. Ritual menikmati hidangan pun dimulai. Sementara itu, istri tercinta masih menyelesaikan kesibukan di depan kompor.
Anak ragil, Adib mengambil makanan dan dibawa ke kamarnya. Ia tidak biasa makan bersama kami di meja makan dapur. Kebiasaan sewaktu mondok di Yogya terbawa hingga di rumah.
Kembali ke Laptop
Pukul 13.00 Wita saya kembali duduk manis di depan laptop. Kali ini saya tidak duduk di teras rumah. Cuaca cukup panas di luar. Selain itu, sinar matahari sangat menyilaukan di teras rumah.
Untuk itu, saya duduk di depan meja kerja. Meskipun sudah pensiun sebagai PNS, meja kerja masih tetap saya gunakan untuk mengetik dan keperluan lain. Saya tidak ingin pada masa pensiun hanya duduk-duduk tanpa aktivitas yang lebih positif.***