Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menjalankan Rutinitas Pagi dengan Penuh Semangat dan Gembira

11 Juli 2024   05:56 Diperbarui: 11 Juli 2024   05:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjalankan Rutinitas Pagi dengan Penuh Semangat dan Gembira

Rutinitas pagi di rumah hari ini (11/7/2024) diawali pukul 05.30 Wita. Seperti hari-hari sebelumnya, saya menyiapkan sarapan pribadi secara mandiri. Sementara itu, istri tercinta sedang melaksanakan aktivitas pribadi di kamar.

Kompor segera saya nyalakan untuk memanaskan lauk masak yang saya ambil dari kulkas. Lauk udang dan tahu agak berkuah sehingga cukup mudah memanaskannya. Saya hanya menggunakan wajan kecil guna menghangatkan lauk untuk sarapan hari ini.

Menghangatkan lauk untuk sarapan (dokpri)
Menghangatkan lauk untuk sarapan (dokpri)
Berhubung hanya sedikit, tidak memerlukan waktu lama untuk menunggu lauk itu menjadi hangat. Sambil menunggu lauk menjadi hangat, saya menyiapkan piring dan segera mengambil nasi secukupnya.

Sarapan nasi secukupnya (dokpri)
Sarapan nasi secukupnya (dokpri)
Rutinitas menyiapkan sarapan secara mandiri sudah bertahun-tahun saya lakukan sejak saya harus berangkat pagi-pagi ke tempat tugas tahun 2004 (dua ribu empat). Kebiasaan itu terbawa terus hingga saat ini. Pagi hari jika belum sarapan, rasanya ada sesuatu yang kurang. Meskipun hanya satu sendok nasi, harus ada yang masuk perut. Begitu ibaratnya.

Merebus air untuk buat minuman kopi (dokpri)
Merebus air untuk buat minuman kopi (dokpri)
Setelah pemanasan lauk selesai, wajan mungil diturunkan diganti cerek untuk memanaskan air. Kami memiliki cerek mini yang hanya berisi beberapa liter air. Kondisi cerek bagian bawah sudah hitam, ya?

Nasi, lauk, dan kerupuk (dokpri)
Nasi, lauk, dan kerupuk (dokpri)
Sambil menunggu air dalam cerek mendidih, saya sudah menyiapkan tiga hal: cangkir langsung diisi kopi ginseng, piring nasi dituangi lauk dan sebuah krupuk, dan isi termos air panas dipindahkan.

Tiga tempat air minum (dokpri) 
Tiga tempat air minum (dokpri) 
Ada tiga tempat air minum masak berupa air putih. Teko plastik putih berisi air suhu ruang. Teko berwarna pink berisi air hangat. Kemudian satu termos  berisi air panas.

Dokpri
Dokpri
Teko palstik berguna untuk menampung air limpahan dari teko berwarna pink. Anak ragil, Adib biasanya minum air putih dari teko plastik berwarna putih. Ketika isi teko itu berkurang segera diisi air putih dari teko berwarna pink. Kemudian untuk menambah isi teko berwarna pink diambilkan air panas dari termos. 

Dengan demikian kondisi air dalam teko pink sering masih hangat. Istri tercinta suka mengambil air minum dari teko berwarna pink tersebut.

Ritual makan nasi dengan lauk udang dan tahu berkuah (entah apa nama masakannya, oseng-oseng mungkin, ya?) saya lakukan dengan cukup cepat. Sementara itu, air yang saya rebus terus berproses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun