Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bernostalgia Makan Soto Ayam Seorang Diri Membuat Kikuk dan Salah Tingkah

3 Juli 2024   18:34 Diperbarui: 3 Juli 2024   18:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
iga potong tempe goreng tepung (dokpri)

Saya segera mencari tempat duduk yang agak di pinggir dengan meja berukuran kecil, bukan meja panjang. Biasanya meja panjang dipilih oleh pembeli yang berombongan. Saya agak kikuk berada di warung seorang diri, tanpa teman yang dapat diajak mengobrol.

Dokpri
Dokpri
Pada sisi sebelah kiri tempat duduk yang saya pilih ada sebuah tiang dan kaleng kerupuk. Dua benda tersebut agak sedikit menghalangi pandangan pembeli lain ke wajah saya yang sudah pensiun ini. Meskipun demikian, saya tetap beraksi dengan melakukan jeprat-jepret.

Saat asyik melakukan jeprat-jepret, terlihat beberapa pengunjung mulai berdatangan. Umumnya mereka berombongan. Ada yang berdua, bertiga, dan berempat.

Pramusaji bagian minuman mendekati saya dan menanyakan jenis minuman yang saya inginkan. Saya pun memilih minuman jeruk hangat. Ia tampak menuliskan pada sebuah buku kecil yang selalu dibawa saat menanyakan pesanan minuman kepada pengunjung yang sudah duduk.

Saya perhatikan ada empat pramusaji atau pegawai warung soto yang terkenal dengan nama Warung Soto DPR itu. DPR adalah singkatan dari kata Di bawah Pohon Rindang.  

Dokpri
Dokpri
Beberapa saat kemudian pesanan saya diantarkan ke meja. Ada tiga mangkok yang disajikan. Satu mangkok berisi kuah soto dan racikannya. Satu mangkok berisi nasi putih. Kemudian ada satu mangkok kecil berisi jeruk nipis yang dipotong-potong. Warna kuah soto yang kekuning-kuningan dan aroma bumbu yang lezat langsung menggugah selera untuk segera menikmati hidangan hangat itu.

Sebelum mulai menyantap, saya aduk-aduk lebih dahulu isi mangkok yang cukup banyak menurut ukuran saya. Potongan daging ayam saya perhatikan lebih banyak dibandingkan warung soto lain yang pernah saya kunjungi. Ada kol atau kubis yang dipotong-potong kecil. Ada daun seledri yang juga dipotong lebih kecil. Ada kecambah. Satu lagi ada bawang merah goreng yang menimbulkan aroma sangat merangsang. Kuah berwarna agak kekuning-kuningan cukup menimbulkan gairah untuk segera menyantap.

Di atas meja tersaji stoples kotak berisi lauk tambahan berupa sate hati ayam dan ampela yang digoreng. Lebih tepat, hati ayam dan ampela digoreng kemudian digabungkan (ditusuk) dengan tusukan sate.

Dokpri
Dokpri
Saya mengambil satu tusuk hati ayam dan ampela tersebut. Aroma hidangan tambahan itu semakin menambah selera untuk segera menyantap soto yang sudah menimbulkan semangat untuk segera melahap.

Satu lagi, ada kerupuk berbungkus plastik yang saya ambil sebagai "iringan musik" dalam menikmati soto ayam. Makan nasi tanpa kerupuk, ibarat orang menyanyi tanpa iringan musik!

Pada saat menikmati santapan, pandangan mata saya tidak henti melirik orang-orang yang baru masuk warung. Saya merasa agak gelisah karena hanya duduk seorang diri menikmati hidangan lezat itu. Saya mengamati lewat lirikan mata, siapa saja pengunjung yang baru masuk warung. Kebetulan saya duduk menghadap ke rombong saji soto. Setiap pengunjung pasti akan menuju rombong soto untuk memesan "model" soto yang dinginkan, tepatnya berapa lombok yang perlu digilas (diuleg) dalam mangkok soto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun