Hutan Pinus Pengger sangat Layak Dikunjungi untuk Berlibur di Yogyakarta
Berlibur ke hutan pinus, siapa takut? Hutan pinus yang terletak di Yogyakarta ini cukup menarik untuk dikunjungi pada masa libur. Untuk pengunjung yang hobi berswafoto atau berfoto bersama akan dapat memanfaatkan beberapa spot yang ikonik.
Sebelum berkunjung ke hutan pinus Pengger, saya sempat melihat-lihat video di youtube untuk mengetahui gambaran umum keberadaan hutan pinus tersebut.Â
Jika orang melihat foto Anda dengan latar atau objek yang ada di hutan pinus Pengger, orang yang pernah berkunjung  ke sana akan cepat bereaksi dan berkata, "Saya pernah ke sana! Itu Hutan Pinus Pengger."
Foto mereka yang pernah ke sana tentu akan dilihat lagi saat ada orang lain memperlihatkan foto dengan objek atau latar yang sama. Tempat-tempat yang biasa dijadikan latar untuk berfoto memang sangat unik, ikonik, dan menjadi ciri khas lokasi hutan pinus Pengger.
Lokasi Hutan Pinus Pengger
Dari mana Anda bertolak atau berangkat menuju hutan pinus Pengger? Jika Anda bertolak dari bandara YIA Kulonprogo diperlukan waktu sekitar satu jam menuju hutan pinus Pengger, tergantung jalur mana yang dilewati. Bisa lebih cepat atau lebih lambat.Â
Jika Anda sedang berada di kawasan Malioboro, hanya memerlukan waktu sekitar setengah jam menuju hutan pinus Pengger. Semoga tidak pas terjadi kemacetan!
Jika Anda bertolak dari terminal bus Giwangan, waktu yang ditempuh untuk sampai ke hutan pinus Pengger juga sekitar setengah jam. Nah, untuk wilayah lain saat bertolak, bisa menggunakan aplikasi atau bertanya pada mbah Google.
Objek Ikonik Hutan Pinus Pengger
Objek atau spot yang paling ikonik (menjadi ciri khas hutan pinus Pengger) adalah instalasi seni tangan raksasa dengan latar belakang pemandangan Kota Yogyakarta. Selain instalasi seni berupa tangan raksasa, ada sangkar burung besar, ada spot jari raksasa, Â dan gapura bentuk setengah lingkaran.
Selain instalasi seni, ada gardu pandang untuk menikmati keindahan perbukitan dan panorama Kota Yogyakarta. Untuk yang menginginkan fasilitas lebih, dapat menyewa hammock atau tempat tidur gantung yang diikatkan pada pohon pinus.
Jika Anda ingin menikmati suasana matahari saat akan tenggelam, ada spot yang cukup tepat digunakan untuk itu di hutan pinus Pengger. Kawasan untuk menikmati matahari akan tenggelah dinamakan Watu Adeg (Watu Ngadeg).
Pengalaman Berkunjung ke Hutan Pinus Pengger
Saya dan istri tercinta dijemput di bandara YIA oleh keluarga dengan mencarter sebuah mobil. Ada dua adik saya, Nanik dan Tarti serta dua keponakan kami, Isma dan Nurul.Â
Kami segera menuju objek wisata hutan pinus Pengger. Perjalanan menuju ke sana cukup menyenangkan. Sambil menikmati pemandangan di kiri dan kanan jalan, kami juga asyik mengobrol santai.
Tiba di lokasi objek wisata hutan pinus Pengger, kami segera membeli tiket masuk. Mas driver tidak ikut masuk. Dengan demikian, hanya enam tiket yang dibeli.
Kawasan hutan pinus Pengger cukup dekat dengan kawasan objek wisata hutan yang lain sehingga dalam tiket tertera bahwa tiket itu juga berlaku atau digunakan pada objek wisata hutan yang lain.
Saat memasuki objek wisata hutan perlu melihat atau membaca peta hutan tersebut agar tidak tersesat. Hal itu penting dilakukan agar mudah menemukan posisi teman atau kawan yang terpisah. Jika perlu peta yang terdapat di salah satu pinggir jalan itu difoto kemudian dibagikan kepada semua anggota rombongan.
Spot Utama Hutan Pinus Pengger
Dari beberapa spot yang menarik untuk dilihat atau dinikmati di hutan pinus Pengger, ada spot utama yang menjadi ikon, yaitu spot tangan raksasa.
Tangan Pancawara, demikian nama yang tertera dalam papan yang digantung di atas jalan menuju spot yang ikonik tersebut. Jalan yang dilewati tidak datar, agak sedikit menanjak kemudian ada jalan agak menurun pula.
Untuk masuk ke lokasi spot Tangan Pancawara dipungut biaya Rp 2.000 (dua ribu rupiah) per orang. Dalam tiket tertulis Tiket Masuk Studio Alam.Â
Di dalam spot tersebut ada pegawai atau petugas yang siap menjual jasa pemotretan. Untuk satu gambar (satu foto) yang diberikan berupa file dijual dengan harga Rp 3.000 (tiga ribu rupiah) pada siang hari. Pada malam hari, satu gambar yang diberikan dengan harga Rp 4.000 (empat ribu rupiah).
Sebelum menggunakan jasa tukang foto, saya menyempatkan waktu untuk berswafoto. Wajah saya tampak berkeringat karena memang dalam perjalanan menuju lokasi itu perlu "perjuangan" dengan berjalan kaki yang lumayan menguras tenaga.
Sambil beristirahat mengatur napas, saya berswafoto dari jarak dan lokasi yang berbeda. Hal itu saya lakukan sambil menunggu istri tercinta dan adik Tarti yang sedang menjalankan salat asar di musala tengah hutan pinus tersebut.
Setelah istri dan adik Tarti datang, kami pun berfoto dengan memanfaatkan penjual jasa yang sudah siap dengan pelayanan atau servis yang diberikan.
Berbagai gaya kami tampilkan dalam berfoto tetapi dalam tulisan ini tidak semua foto ditampilkan agar tidak membosankan pembaca. Rasa lelah sedikit terobati setelah kami menyaksikan hasil foto dari penjual jasa di sana.
Penutup
Hutan pinus Pengger sangat layak dikunjungi bagi yang menginginkan petulangan masuk hutan. Perlu persiapan fisik yang baik agar dapat menikmati suasana hutan yang menyenangkan. Perlu kuat berjalan kaki dengan jalan menanjak dan menurun yang agak jauh. Perlu membawa bekal makanan dan minuman yang cukup agar tidak kelaparan atau kehausan di tengah hutan.
Obat-obatan pribadi, jika perlu, dibawa ke objek wisata tersebut. Bawa payung atau jas hujan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu turun hujan. Gazebo memang ada tetapi jumlahnya terbatas.Â
Ditulis di rumah ibunda Klaten Selatan, 15 Juni 2024
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H