Siswa Berliterasi dengan Makanan Bergizi
Guru Bahasa Indonesia dapat menugasi setiap siswa untuk bercerita terkait  makanan yang disantap setiap harinya. Mungkin bisa harian atau mingguan tugas ditagih (ditanyakan). Siswa diminta bercerita secara lisan atau dalam bentuk tulisan terkait jenis makanan yang dipilih di kantin. Bagaimana rasanya. Bagaimana porsi yang disajikan, apakah cukup atau masih kurang untuk memenuhi kebutuhan makannya.
Dengan membuat cerita nyata seperti itu, guru Bahasa Indonesia akan mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang gizi, porsi makan, selera makan, kebersihan tempat makan, dan banyak hal yang dapat diceritakan siswa.
Cerita berbentuk lisan atau tulisan itu dapat dijadikan bahan evaluasi untuk penyediaan makanan pada bulan-bulan berikutnya. Selain itu, dengan lebih sering siswa diminta untuk bercerita, kemampuan siswa untuk berliterasi akan semakin meningkat.Â
Kesimpulan
Kebijakan pemerintah terkait makan bergizi gratis harus disambut baik oleh pihak sekolah. Dana untuk makan bergizi gratis sebaiknya dikelola oleh pihak sekolah. Dana disalurkan seperti BOS Kinerja. Pihak sekolah perlu melakukan survei atau membuat angket terkait makanan yang diinginkan siswa melalui program tersebut. Makanan bergizi tidak harus berupa nasi dan lauk-pauk konvensional.
Pihak sekolah dapat bekerja sama dengan kantin atau koperasi sekolah. Sebaiknya setiap siswa diberi voucher untuk ditukar dengan makanan di kantin atau koperasi sekolah. Siswa yang tidak hadir di sekolah dapat memanfaatkan voucher pada hari berikutnya saat ia kembali masuk ke sekolah.
Penajam Paser Utara, 4 Juni 2024