Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tradisi Memberikan dan Menerima Bingkisan Lebaran

2 April 2024   08:00 Diperbarui: 2 April 2024   08:16 2681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Memberikan dan Menerima Bingkisan Lebaran

Saya bersama istri dan anak bungsu saat ini tinggal di Kalimantan Timur. Dua anak kami yang lain sudah bekerja di luar Kalimantan. Pada lebaran tahun 2024, anak-anak kami yang bekerja di luar Kalimantan itu akan berkumpul di Penajam, Kalimantan Timur.

Tentu saja saya merasa senang. Sebagai ayah dan orang tua akan berbahagia saat anak-anaknya dapat berkumpul pada waktu lebaran. Anak kedua kami, Arifin, masih lajang, alhamdulillah pada hari Senin (1/4/2024) sudah tiba di Penajam jelang azan Magrib.

Orang Tua Biasa Terima Bingkisan

Sebagai orang tua, kami biasa menerima bingkisan dari yang lebih muda. Bingkisan yang kami terima pada saat menjelang Idulfitri umumnya berupa kue kering, minuman botol, gula, teh, dan sejenisnya. Rata-rata berupa bahan makanan.

Bingkisan lebaran yang kami terima belum lama ini berasal dari keluarga besar SMP 7 PPU (Penajam Paser Utara), Kalimantan Timur. Bingkisan yang kami terima itu diserahkan pada saat kami diundang bukber pada hari Rabu (27/3/2024) di musala SMP 7 PPU. Pemberian bingkisan itu dalam rangka purnatugas saya sebagai pengawas sekolah disdikpora, PPU.

Pada tahun-tahun sebelumnya, bingkisan lebaran sering kami terima. Tentu saja, kami merasa bersyukur, sebagai orang tua masih diingat oleh pihak-pihak yang masih muda.

Orang Tua pun Perlu Memberikan Bingkisan

Meskipun posisi saya sebagai orang tua (ayah), saat ini, saya masih mempunyai orang tua (ibu kandung) yang masih sehat. Untuk itu, sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, sudah sewajarnya memberikan bingkisan kepada ibunda tercinta.

Bingkisan paling indah adalah sesuatu yang langsung diberikan pada saat sungkem seusai salat Idulfitri. Namun, hal itu tidak dapat kami lakukan pada tahun 2024 ini. Apa alasannya? Seperti sudah saya sampaikan pada awal tulisan, pada lebaran tahun 2024, dua anak kami akan berlebaran di Penajam, di rumah kami Kalimantan Timur. Sementara ibu kandung saya tinggal di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

Daerah tempat anak-anak kami dibesarkan di Penajam sehingga wajarlah kalau mereka mudik ke Penajam. Bukan ke rumah neneknya di Jawa Tengah. Berbeda dengan saya yang dilahirkan di Jawa Tengah. Orang tua tinggal di sana. Kalau mudik, saya tentu ke rumah ibu kandung tercinta.

Seperti tahun-tahun sebelumnya pada saat tidak mudik ke Jawa Tengah, saya berusaha mengirimkan bingkisan lebaran kepada orang tua dalam bentuk "mentah", yaitu uang.

Rasanya cukup berat jika harus mengirimkan bingkisan lebaran berupa kue kering, minuman botol, dan sejenisnya ke Jawa Tengah lewat paket. Berat timbangan dan tentu saja berat biaya pengiriman ke sana.

Untuk lebih praktis, bingkisan lebaran dikirimkan dalam bentuk "mentah", yaitu uang. Berhubung lebaran masih beberapa hari lagi, pada tanggal dua April 2024 saya belum mengirimkan uang untuk ibunda tercinta.

Namun, alokasi untuk itu sudah disiapkan. Urusan transfer uang cukup praktis. Tidak ribet. Kebetulan ada internet. Kami tidak harus pergi ke Kantor Pos atau bank untuk mengirimkan uang seperti zaman belum ada internet.

Menerima dan Memberi sangat Penting

Dalam kehidupan bermasyarakat, tradisi menerima dan memberi sudah berlangsung sejak zaman dahulu kala. Untuk urusan menjelang lebaran, pemberian harus dimaknai sebagai hadiah untuk mempererat kekerabatan, persaudaraan, dan pertemanan. Bukan untuk niat yang lain.

Rasulullah pun menganjurkan kepada kita untuk saling memberikan hadiah seperti terdapat dalam hadis berikut: Saling berjabat tanganlah kalian, maka akan hilang kedengkian (dendam). Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai dan akan hilang kebencian (HR Malik).

Pemberian hadiah bingkisan lebaran dengan niat untuk lebih mengakrabkan atau mendekatkan hubungan pertemanan sangat dianjurkan.Sebagai makhluk sosial kita perlu banyak mempunyai kawan yang baik dan saling mengasihi. Dengan adanya pemberian bingkisan, hubungan persahabatan akan terjalin lebih baik.

Sumber informasi: https://www.muslimterkini.id/panduan/pr-905657568/ 6-hadits-tentang-memberikan-hadiah-ini-keutamaan-dan-pahalanya 

Penajam Paser Utara, 2 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun