Lima Hari Tidak Menulis, Badan dan Pikiran Tidak Tenang, Ini Benar-Benar Saya Rasakan
Sejak tanggal 23 Januari 2024 saya tidak menggoreskan tulisan di Kompasiana. Banyak hal yang menjadi penyebab. Satu penyebab utama yang sangat berperan adalah kondisi kesehatan mata. Ketika mata kurang sehat, secara otomatis, aktivitas menulis dan kegiatan lain cukup terganggu. Badan dan pikiran tidak tenang.
Benar-benar saya merasakan badan dan pikiran tidak tenang. Saat beristirahat, badan tidak mau berlama-lama dalam satu posisi. Tubuh renta ini ingin selalu bergerak, seolah berontak. Tidak nyaman berlama-lama berbaring di atas tempat tidur.
Pada hari-hari sebelumnya, saya berusaha dapat menayangkan satu tulisan di Kompasiana, meskipun hanya satu bait puisi. Selama lima hari terakhir, badan dan pikiran tidak tenang karena absen tidak menulis sama sekali.
Kondisi mata yang cukup kurang nyaman di depan layar laptop menjadikan aktivitas rutin terganggu. Badan dan pikiran tidak tenang. Istirahat tidak dapat tuntas. Kondisi itu benar-benar saya nikmati.Â
Mengeluh bukan hal yang tepat. Badan dan pikiran tidak tenang. Semua saya nikmati sebagai suatu proses untuk menyadari bahwa manusia mempunyai keterbatasan.
Dalam kondisi mata yang masih kurang nyaman, saya mencoba menulis pada hari Sabtu yang kebetulan tidak ada agenda keluar rumah. Tidak ada undangan ke sekolah.
Pada hari Sabtu (27/1/2024) ada undangan secara daring. Pihak pengundang dari lintas instansi, yaitu Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Topik yang dibahas terkait SLP (Sekolah Laboratorium Pancasila). Program SLP yang pertama dilaksanakan di DKI Jakarta.
Saya mengikuti kegiatan daring sambil mencoba perlahan-lahan mengetik. Baru beberapa menit, kedua mata terasa mulai pedih. Untuk itu, saya ingin mengakhiri tulisan ini.
Penajam Paser Utara, 27 Januari 2024Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H