Setelah selesai menikmati hidangan masing-masing, kami minta dijepret dalam posisi santai. Kami dalam posisi duduk lesehan. Kemeja putih yang kami kenakan tampak begitu menarik dalam hasil pemotretan.
Setelah meninggalkan kantin sekolah (SMP 13 PPU), kami diajak berkeliling ke ruang-ruang yang ada di SMP 13 PPU. Mula-mula kami "mengintip" aktivitas siswa pada ruang pelajaran Seni Budaya. Bu Bahriah yang bderlatar belakang Seni singgah sebentar di ruang itu untuk berkomunikasi dengan guru yang sedang mendampingi siswa belajar melukis menggunakan cat.
Kemudian kami diajak menuju ruang SSK (Sekolah Siaga Kependudukan) yang berada tidak jauh dari ruang sebelumnya. Seperti biasa, saya berusaha berswafoto dengan latar belakang yang ada tulisan atau kalimat. Pak Mokhamad Syafii dan Pak Anas Baenana berada di belakang saya saat swafoto saya lakukan.
Ruang perpustakaan merupakan ruang ebrikutnya yang kami lewati. Bu Fitrawati sempat singgah sebentar menemui Bu Dita yang berada tidak jauh dari ruang perpustakaan itu. Beberapa waktu sebelumnya, perpustakaan SMP 13 PPU memperoleh penghargaan (memenagkan lomba) tingkat provinsi Kalimantan Timur.
Selanjutnya kami berkumpul di ruang tamu kepsek SNP 13 PPU. Tentu ada pembicaraan serius dalam ruang kerja tersebut. Sebagai penagwas sekolah kami selalu mendengarkan pemaparan setiap kepala sekolah yang kami kunjungan. Kemajuan apa yang dialami sekolah tersebut selalu kami dengarkan.
Setelah keperluan kunjungan cukup, kami segera berpamitan. Sebelum meninggalkan SMP 13 PPU, kami meminta berfoto bersama di dekat papan nama sekolah. Saat berfoto bersama di sana, kamera ponsel Bu bahriah yang digunakan. Saya belum sempat meminta foto untuk dipajang atau disertakan dalam tulisan di sini. Mudah-mudahan Bu Bahriah menulis artikel di Kompasiana dan menampilkan foto-foto tersebut.
Setelah meninggalkan SMP 13 PPU, saya mengusulkan untuk mengunjungi SMP 5 PPU di Desa Girimukti. Namun, Pak Anas Baenana menginginkan segera kembali ke kantor disdikpora. Ada tamu seorang kepala sekolah yang menunggu di sana.
Saya pun tidak dapat berbuat banyak karena sang driver setuju dengan usul Pak Anas Baenana. Sebagai penumpang saya pun harus mengikuti keputusan.
Ada Tamu Kepsek SMP 8 PPU
Tiba di kantor disdikpora, tamu yang menunggu Pak Anas Baenana masih ada. Bu Wagiyamawati, kepsek SMP 8 PPU tersebut langsung ditemui di Ruang Pengawas Dua.Â