Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aktivitas 28 Hari Menjelang Purnatugas

4 Januari 2024   20:55 Diperbarui: 4 Januari 2024   21:19 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivitas 28 Hari Menjelang Purnatugas

Ada undangan untuk penyusunan SKP (Sasaran Kerja Pegawai) tahun 2024 pada hari Kamis (4/1/24). Pada masa 28 hari jelang purnatugas, perlukah saya hadir? Tentu. Saya tidak ingin tertinggal dengan informasi terkini.

Rapat atau pertemuan pengawas dan penilik sekolah untuk edisi pertama tahun 2024 dilaksanakan di ruang dua pengawas/penilik di lingkungan disdikpora PPU, Kaltim.

Kue yang menggugah selera (dokpri)
Kue yang menggugah selera (dokpri)
Sebelum acara rapat dimulai, kami berkumpul di ruang pengawas satu. Seperti hari-hari sebelumnya, selalu ada camilan atau kue-kue yang menggugah selera. Ibu-ibu pengawas dan penilik cukup rajin membawa camilan untuk dimakan bersama.

Ada gorengan pula (dokpri)
Ada gorengan pula (dokpri)
Di atas meja cukup banyak aneka camilan yang dapat dipilih. Selain kue yang dibawa dari rumah, ada pula gorengan yang dibeli dari kantin depan (seberang) ruang pengawas. Sebelum menikmati kue yang banyak pilihan itu, saya membuat minuman hangat. Meskipun di rumah sudah minum kopi ginseng, di kantor ingin minum jenis lain, yaitu teh hangat beraroma melati.

Hj. S. Khasanah, Bu Samnor Jannah, dan Pak Tri Wahjoedi adalah beberapa orang yang saya lihat membawa kue dan atau buah-buahan. Yang lain saya tidak melihat siapa yang bawa kue berbungkus dan yang beli gorengan. Saat saya masuk ruang pengawas hidangan kue-kue itu sudah ada di atas meja.

Rapat Dipimpin Korwas

Koordinator pengawas (korwas) memimpin langsung acara rapat di ruang dua yang penuh hal baru. Ada beberapa meja yang masih baru. AC (alat pendingin ruangan) baru ada dua. Namun, suhu udara masih terasa panas. Hal itu disebabkan oleh posisi ruang dua yang kurang bagus. Ada anak tangga pada salah satu sisi ruang. Hal itu membuat ruang terasa sesak.

Kebetulan saya berada di atas anak tangga. Dengan demikian,  saya dapat leluasa memotret Pak Jumio yang berada di depan kawan-kawan pengawas dan penilik. 

Pak Jumio memimpin rapat (dokpri)
Pak Jumio memimpin rapat (dokpri)
Para peserta rapat cukup antusias mengikuti arahan yang disampaikan Pak Jumio. Mereka membawa laptop untuk bekerja menyusun Rencana atau Program Kepengawasan tahun 2024.

Pak Jumio mengawali atau memulai dengan menayangkan Program Kepengawasan masa lalu. Padahal, sudah ada peraturan atau regulasi baru terkait tugas-tugas pengawas dan penilik sekolah.

Perdirjen Guru dan Kependidikan Nomor 4831/2023 mengatur tentang Peran Pengawas Sekolah dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar pada Satuan Pendidikan. Paraturan itu ditetapkan dan berlaku mulai 11 Agustus 2023.

Tahap penyesuaian sudah dilakukan sejak bulan Agustus tersebut. Realisasi dalam bentuk program baru disusun mulai tahun 2024. Hal itu terjadi karena Program tahun 2023 sudah disusun pada awal tahun 2023. Tidak mungkinlah, tiba-tiba program berubah pada empat bulan jelang akhir tahun. 

Program tetap memakai yang lama (2023) tetapi dalam pelaksanaannya menyesuaikan (adaptasi) dengan perdirjen nomor 4831 tersebut. Pak Jumio meminta masukan dari para pengawas untuk melakukan revisi pada program masa lalu tersebut.

Dokpri
Dokpri
Suasana dalam ruang rapat sering berubah. Maksudnya, orang-orang yang duduk sering berpindah posisi. Ada yang punya keperluan ke ruang sebelah, ia akan keluar. Kemudian ada orang lain masuk dan duduk pada kursi yang ditinggalkan tersebut.

Dokpri
Dokpri
Dari atas anak tangga, saya dapat leluasa memilih objek yang saya jepret. Posisi pemotretan dari atas (kepala) menghasilkan foto yang berbeda dari yang pernah saya lakukan.

Pak Dian duduk di depan anak tangga (dokpri)
Pak Dian duduk di depan anak tangga (dokpri)
Ada kawan pengawas yang mendapatkan tempat duduk di depan anak tangga, tepat di depan saya duduk. Pak Dian dengan santai menampilkan senyum terbaiknya pada saat saya jepret.

Asyik mendengarkan penjelasan korwas (dokpri)
Asyik mendengarkan penjelasan korwas (dokpri)
Para peserta rapat begitu asyik atau berkonsentrasi mendengarkan penjelasan yang disampaikan Pak Jumio. Sebagian duduk dengan menghadapi laptop. Sebagian yang lain hanya mendengarkan, belum membuka laptopnya.

Duduk di anak tangga (dokpri)
Duduk di anak tangga (dokpri)
Saya mendengarkan sambil mencari strategi agar dapat memotret kawan-kawan yang berada di "bawah" dan cukup serius mengikuti arahan korwas.

Dokpri
Dokpri
Pada saat tiba-tiba aliran listrik padam, udara terasa semakin panas. AC otomatis mati. Tayangan pada dinding juga tidak kelihatan lagi. Saya pun berjalan "turun" dari anak tangga.

Dokpri
Dokpri
Kesempatan memotret dari sisi yang berbeda pun saya manfaatkan. Dengan tenang saya mencari posisi yang nyaman untuk memotret.

Dokpri
Dokpri
Dari posisi di depan, saya beralih ke posisi di belakag ruang. Saya ingin memotret kawan-kawan yang duduk di belakang yang belum terkena jepretan dengan jelas.

Dokpri
Dokpri
Saya segera keluar ruang setelah memotret kawan-kawan yang berada pada kursi di belakang ruang, di bawah anak tangga.

Para penilik berunding (dokpri)
Para penilik berunding (dokpri)
Di luar ruang, yaitu pada teras ruang pengawas/penilik, tampak ada beberapa orang sedang berunding. Pada saat "kerja kelompok" perlu dicari tempat yang nyaman untuk mengerjakan tugas bersama itu.

Untuk menyiapkan program memang perlu musyawarah agar dalam pelaksanaan di lapangan tidak menemui hambatan berarti. Untuk para pengawas jenjang SMP bersepakat untuk mencari tempat bermusyawarah di SMP 21 PPU.

Mobil berplat merah digunakan untuk membawa rombongan ke sekolah yang dipimpin oleh Pak Jumardin tersebut. Dalam perjalanan menuju sekolah itu, saya menelepon Pak Jumardin. Pada intinya, saya agak memaksa untuk pinjam tempat di ruang kerja Pak Jumardin. Ruang itu cukup untuk menampung kami bersembilan orang.

Dokpri
Dokpri
Kami naik ke lantai dua dan langsung mencari tempat duduk di ruang kerja kepsek SMP 21 itu. saya memilih duduk di kursi sofa yang empuk dan ada pegangan (tempat tangan bersandar).

Dokpri
Dokpri
Enam orang kawan pengawas SMP duduk pada kursi yang mengitari meja. Pak Tri Wahjoedi duduk di sebelah Bu Fitrawati. Pak Mokhamad Syafii duduk di sebelah Bu Fitrawati. Kemudian Pak M. Hanafi duduk di samping Bu Bahriah. Paling pinggir, Pak Habel Hewi duduk di samping Bu Bahriah.

Pak Anas Baenana dan Pak Prayitno duduk di sofa seperti saya.

Dokpri
Dokpri
Diskusi cukup seru. Pak Habel Hewi, Bu Bahriah, dan Bu Fitrawati menjadi sentral. Ketiganya mengetik pada laptop. Kawan-kawan lain memberikan masukan atau usul dan saran.

Pak Jumardin ikut sesaat di ruang rapat kecil (dokpri)
Pak Jumardin ikut sesaat di ruang rapat kecil (dokpri)
Saya merasa bersyukur dalam masa 38 hari jelang purnatugas masih dapat berkumpul dengan kawan-kawan pengawas dalam rapat penyusunan program kepengawasan tahun 2024.

  

  

Penajam Paser Utara, 4 Januari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun