Aktivitas 38 Hari Menjelang Purnatugas
Tanggal merah libur nasional. Saya melakukan aktivitas pagi tidak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Kalau ada sedikit perbedaan, hal itu terkait durasi atau lama suatu aktivitas dilakukan. Pada saat hari kerja, saya sering melihat tanda waktu (pada laptop atau ponsel). Hal itu saya lakukan agar waktu untuk berangkat ke tempat kerja tidak terlambat (terburu-buru).
Aktivitas keluar rumah pada hari itu sudah saya rancang sehingga ritme-nya tertata. Mula-mula saya membeli air minum isi ulang satu galon saja. Selanjutnya, saya pergi ke SPBU untuk menambah BBM dalam tangki sepeda motor. Perlu kesabaran tingkat tinggi pada saat antre di SPBU pagi hari Senin (25/12/23). Pengantre cukup banyak. Bukan hanya sepeda motor. Ada mobil yang ikut antre pada tempat yang sama (pertalite). Sementara itu, untuk pengantre pertamax boleh dikata nol.Â
Usai mendapatkan giliran antre, saya melajukan sepeda motor ke belakang SD 003 Penajam, dekat lapangan Gunung Seteleng. Saya akan membeli  buah-buahan. Satu jenis buah yang saya inginkan adalah buah nanas yang sudah dikupas.
Pada saat melihat buah lain, saya tergoda untuk membeli pula. Ada buah nangka yang sudah dipotong-potong. Satu potong seharga delapan ribu rupiah. Jika beli dua potong lima belas ribu rupiah. Saat saya lihat sudah cukup masak buah nangka itu, saya ambil dua potong.
Ada buah mangga yang menggoda. Saya beli satu kilogram saja. Tiga puluh ribu rupiah. Musim mangga yang sedang belangsung saat itu tidak mempengaruhi harga. Buah mangga yang dijual didatangkan dari luar daerah. Itulah yang membuat harga tetap mahal.
Saat mata saya melihat buah jeruk, ada keinginan untuk membeli pula. Kata sang penjual, buah jeruk yang saya incar itu adalah buah jeruk madu (dijamin manis!). Satu kilo dengan harga tiga puluh ribu rupiah. Saya mau dua kilogram. Saya pilih yang bentuk dan warnanya saya sukai. Saat ditimbang lebih dua kilogram. Saya tidak ingin dikurangi. Lebih dua kilo ndak masalah.
"Berapa?"
Sang penjual menggunakan kalkulator untuk menghitung. Satu bungkus nanas yang sudah dikupas. Dua potong buah nangka. Satu kilo buah mangga. Dua kilo+ buah jeruk madu.
"Semuanya seratus enam belas ribu!"
Tiga lembar uang kertas lima puluh ribuan segera saya serahkan. Sang penjual dengan gesit mengambilkan uang kembalian dari dalam laci meja yang berisi uang hasil penjualan.
Saya tidak menghitung ulang uang kembalian yang saya terima. Uang kembalian langsung saya masukkan ke dalam saku celana. Ada beberapa pembeli lain yang antre minta dilayani. Saya bergegas meninggalkan tempat penjual buah tersebut.
Ada rencana untuk membeli sate ayam yang biasa mangkal di depan pojok SD 003 Penajam. Saya lihat sang penjual sudah duduk santai. Tempat membakar sate sudah tidak berasap lagi. Itu pertanda dagangan sudah habis. Pupuslah keinginan untuk membeli sate ayam.
Tidak masalah. Ada buah-buahan siap santap untuk "camilan" pada hari libur tanggal merah tersebut. Tiba di rumah say  langsung mencuci buah nanas yang sudah dikupas itu. Saya mencuci dengan ditaburi garam pada air untuk mencuci. Hal itu saya lakukan untuk menambah rasa manis buah semakin terasa lezat.
Dua potong buah nanas langsung dapat saya habiskan. Kebetulan buah nanas itu sudah sangat matang. Warna kuning sangat tua. Tidak pucat. Jika warna buah nanas kuning pucat atau agak keputih-putihan dapat diduga belum matang sempurna.
Alahamdulillah pada hari Senin (25/12/23) tepat 38 hari jelang purnatugas, saya masih dapat melakukan aktivitas tanpa hambatan. Pada sore menjelang senja saya bisa menyetrika pakaian yang sudah dicuci pada pagi hari itu. Sinar surya memancarkan sinar cukup untuk mengeringkan pakaian yang saya jemur.
Hujan turun pada sore ketika pakaian sudah kering. Itu pun tidak lama. Hujan hanya turun sebentar. Saya dapat melanjutkan aktivitas tanpa gangguan berarti.
 Â
Â
Penajam Paser Utara, 25 Desember 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI