Alamak, Dapat Surat Cinta dari Admin Kompasiana!
Tergesa-gesa itu tidak baik. Aktivitas yang dilakukan dengan terburu-buru itu bisa merugikan. Hal itu terjadi pada senja hari Sabtu (4/11/23). Waktu mandi sudah tiba. Saya masih asyik mengetik sebuah artikel yang ingin segera saya tayangkan. Saat itu belum ada ilustrasi foto untuk artikel tersebut.
Bergegas saya ambil ponsel, keluar rumah sebentar, kemudian jepret. Saya memotret jalan tepat di depan pintu pagar. Jalan itu sudah bersih dari sampah daun-daun yang berguguran.
Selanjutnya foto tersebut saya gunakan untuk ilustrasi artikel berjudul "Aktivitas 89 Hari Menjelang Purnatugas". Cek-cek sebentar kalimat demi kalimat dalam isi tulisan untuk mencari tipo. Siapa tahu ada penulisan kata yang tidak tepat.
Kemudian, saya tayangkan artikel itu. Saat saya menayangkan artikel jaringan internet cukup kuat sehingga dengan sekali klik, proses sudah berjalan lancar. Berikutnya, saya membaca-baca artikel terbaru yang tayang pada hari Sabtu (4/11/23) senja itu.
Setelah beberapa artikel saya baca, ada keinginan untuk mengecek artikel saya yang baru saja saya kirimkan. Untuk mengetahui dengan cepat, biasanya saya buka notifikasi.Â
Biasanya, artikel saya yang baru muncul atau ditayangkan akan ada kompasianer yang memberikan nilai atau komentar.
Waduh, Dapat Notifikasi dari Admin
Bukan penilaian atau komentar yang saya dapatkan dari notifikasi terbaru. Justru ada Surat Cinta dari admin Kompasiana. Jantung saya berdegup lebih kencang. Kesalahan apa yang saya lakukan?
Saya pun mengingat-ingat hal apa yang terlupakan. Ya, ampun. Ternyata saya lupa mencantumkan sumber foto. Di bawah foto satu-satunya yang saya sertakan hanya tertulis "jalan/gang depan rumah usai disapu". Saya lupa menuliskan keterangan sumber foto berupa tulisan: (dokumen pribadi/dokpri).
Syukur, alhamdulillah, beberapa menit kemudian, artikel sederhana berjudul "Aktivitas 89 Hari Menjelang Purnatugas" ditayangakan. Ada notifikasi masuk.
Saya pun merasa lega dan mengucapkan terima kasih kepada admin Kompasiana yang sudah meninjau artikel "ecek-ecek" yang sebenarnya hanya berupa diary tersebut.Â
Anda yang penasaran dengan artikel tersebut silakan klik di sini.
Banyak Artikel Di-delete
Dalam beberapa hari terakhir, saya sering menemukan artikel yang tayang di Kompasiana di-delete atau dihapus oleh admin Komapsiana. hal itu terjadi karena artikel tersebut melanggar ketentuan yang sudah ditetapkan.
Para Kompasianer, khususnya pelajar atau mahasiswa perlu membaca aturan yang berlaku secara teliti dan cermat. Tindakan copas (copy-paste) adalah melanggar aturan. Memajang foto tanpa mencantumkan sumber foto juga pelanggaran seperti yang baru saja saya alami. Meskipun foto tersebut merupakan foto pribadi, hasil jepretan dengan kamera ponsel sendiri, saat ditayangkan tetap mencantumkan sumber foto.
Twrkadang saya membaca sebuah artikel dengan asyik. Setelah selesai, saya ingin memberikan penilaian dan komentar. Namun, ada informasi dari admin yang menyatakan bahwa artikel tersebut dihapus.
Sungguh sangat disayangkan tindakan para penulis yang tidak bertanggung jawab. Mungkin hanya mau coba-coba melakukan copas (copy-paste). Siapantahu bisa lolos demi mengirimkan tugas sekolah/kampus. Namun, dampaknya bisa merugikan dan membuat malu.Â
Untuk yang ingin mengetahui lebih lengkap terkait syarat dan ketentuan konten/artikel yang ditayangkan silakan klik tautan berikut ini.
Dengan adanya "Surat Cinta" dari admin Kompasiana, saya dan para kompasianer pada umumnya perlu lebih berhati-hati saat akan menayangkan konten. Teliti sebelum menayangkan perlu dilakukan. Periksa satu demi satu foto yang disertakan, apakah sumber foto sudah dituliskan atau belum.
Selamat bermalam Ahad, semoga semakin bersemangat dalam berkonten ria.
Penajam Paser Utara, 4 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H