Aktivitas 92 Hari Menjelang Purnatugas
Hari Rabu (1/11/23) tepat 92 hari menjelang purnatugas. Saya berangkat ke kantor disdikpora, PPU, Kaltim dengan tidak tergesa-gesa. Hari masih pagi. Belum pukul setengah tujuh pagi. Jalanan masih agak sepi. Belum banyak pengguna jalan. Ada beberapa mobil angkot yang berjalan perlahan mencari penumpang anak sekolah yang berdiri menunggu di pinggir jalan.
Tiba di kantor, ternyata sudah ada pengawas sekolah lain yang datang. Pak Jumio tampak bersiap keluar dari mobil pada saat saya berjalan kaki menuju ruang pengawas. Selain Pak Jumio, ada Pak Sukoco yang sudah terkenal paling rajin hadir di kantor. Pak Sukoco sering hadir lebih pagi daripada pengawas dan penilik sekolah yang lain.
Saya perlu meletakkan tas punggung kesayangan di ruang pengawas dua. Selanjutnya, saya segera berjalan kaki menuju ruang (koridor) di depan ruang kadisdikpora. Pada dinding di antara ruang kadisdikpora dan ruang sekretaris disdikpora dipasang dua buah alat perekam presensi yang disebut fingerprint. Orang Indonesia sering menyebut atau menyingkat dengan istilah pinjer.
Pada saat saya masuk ke koridor, ada seorang THL petugas kebersihan yang baru melakukan pinjer. Meskipun petugas kebersihan, pakaian yang dikenakan sama dengan pakaian THL yang lain. Untuk hari Rabu, para PNS juga mengenakan kemeja putih. Dengan begitu, pada hari Rabu, orang akan sulit membedakan mana pegawai THL dan mana PNS. Hanya mereka yang sudah kenal yang dapat membedakannya.
Saya pun segera mengarahkan satu jari tangan kanan untuk diletakkan pada tempat perekam kehadiran. Dengan sekali tekan, tulisan "MASUK" sudah muncul dan suara ucapan "TERIMA KASIH" saya dengar.
Pada tanda waktu, saya lihat menunjukkan pukul 06.45 Wita. Masih cukup pagi. Jam masuk kerja pukul 07.30 Wita. Berhubung tidak ingin antre atau berdesak-desakan saat melakukan pinjer, saya lebih baik datang lebih awal.
Selanjutnya, saya kembali ke ruang pengawas dua. laptop segera saya nyalakan. Ada yang perlu saya lakukan sebelum banyak kawan pemgawas dan penilik sekolah datang. Jika sudah banyak orang, pasti ajakan untuk mengobrol sulit ditolak.