Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aktivitas 94 Hari Menjelang Purnatugas

30 Oktober 2023   20:29 Diperbarui: 30 Oktober 2023   20:32 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aktivitas 94 Hari Menjelang Purnatugas

Hari Senin (30/10/23) tepat 94 hari menjelang purnatugas sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara). Pada pagi hari, kami masih sempat mengikuti apel rutin setiap hari Senin. Para PNS mengenakan seragam warna krem yang sering disebut waskat. Sementara itu, para THL (Tenaga Harian Lepas) mengenakan kemeja putih dan bawahan warna hitam.

Peserta yang sudah siap apel (dokpri)
Peserta yang sudah siap apel (dokpri)

Saya memilih berdiri pada deret belakang. Dengan begitu, saya dapat memotret para peserta apel yang berdiri di depan saya. Apalagi postur tubuh saya cukup tinggi. Jika saya berbaris pada deret di depan tentu akan terlihat "menjulang".

Para pejabat siap apel juga (dokpri)
Para pejabat siap apel juga (dokpri)
Dalam barisan para pejabat terlihat ada empat orang, yaitu Pak Daman (sekretaris disdikpora), Pak Ismail (kabid dikdas), Pak Durajat (kabid PAUD DIKMAS), dan Pak Syamsul (kabid sarpras). Wajah-wajah mereka tampak ceria meskipun banyak tugas yang harus diemban saban hari. 

Sambutan Pak Daman (dokpri)
Sambutan Pak Daman (dokpri)

Dalam apel pagi hari Senin (30/10/23) itu, Pak Daman memberikan sambutan dengan nada datar. Ada beberapa informasi disampaikan terkait kegiatan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim.

Apel diakhiri dengan berdoa untuk kelancaran tugas. Kadisdikpora yang hadir dalam apel tersebut tidak memberikan sambutan atau wejangan untuk para peserta.

Berkunjung ke SMP 26 PPU

Setelah apel selesai, kami para pengawas memasuki ruang satu dan ruang dua. Saya mengambil minum air putih dan menyantap satu potong kue. Bu Fitrawati, pengawas pembina SMP 26 PPU mengajak saya untuk menemani Pak Mokhamad Syafii ke sekolah di kawasan Giripurwa, dekat Girimukti.

Tidak ada pengawas SMP lain yang ikut selain kami bertiga. Mobil Pak Mokhamad Syafii membawa kami ke sekolah yang dipimpin oleh Bu Rindi Wulandari. Perjalanan tidak memakan waktu lama.

Dokpri
Dokpri

Mobil yang dikemudikan oleh Pak Mokhamad Syafii pun memasuki halaman sekolah SMP 26 PPU. Kami melihat rumput tumbuh tidak teratur di dekat lapangan sekolah. Warna cat dinding cukup mencolok. Warna biru tua seperti warna seragam bawahan anak-anak SMP.

Dokpri
Dokpri
Kami sempat sekilas melihat anak-anak yang sedang berolah raga di lapangan yang pada bagian tepinya ditumbuhi rumput liar. Langkah kaki kami bertiga menuju ruang kantor. Dari arah berlawanan tampak Bu Rindi Wulandari keluar dari ruang kerjanya dan menyambut kedatangan kami.

Bu Rindi Wulandari (dokpri)
Bu Rindi Wulandari (dokpri)

Kemarau membuat tanah tampak kering. Namun, rumput liar terlihat bisa tumbuh di antara tanah yang kering. Mungkin itu jenis rumput yang tahan akan panas matahari dan tidak banyak membutuhkan air untuk bertahan hidup.

Duduk di lantai di aats karpet (dokpri)
Duduk di lantai di aats karpet (dokpri)
Kami berempat segera duduk di atas karpet. Kantor terlihat cukup luas. Ada ruang kepala sekolah dan ruang guru yang menyatu dalam bangunan yang masih baru tersebut.

Pembawa acara (dokpri)
Pembawa acara (dokpri)
Setelah semua guru dan staf tata usaha berkumpul (semua berjumlah 12 orang termasuk kepsek), acara pun dimulai. Ada seremonial yang sudah dipersiapkan. Setelah pembawa acara memulai acara, ada penyampaian sambutan oleh kepsek SMP 26 PPU, Bu Rindi Wulandari. Hanya dua menit Bu Rindi Wulandari memberikan sambutan. Kemudian, pengawas pembina SMP 26 PPU, Bu Fitrawati diberi kesempatan untuk memberikan sambutan pula.

Sambutan Bu Fitrawati (dokpri)
Sambutan Bu Fitrawati (dokpri)

Sebelum acara inti dimulai, saya, Suprihadi diminta memberikan sambutan dan membuka acara pendampingan persiapan akreditasi sekolah.

Kegiatan serupa sering dilakukan oleh pengawas sekolah. Terakhir, kami berkunjung ke SMP 27 PPU di wilayah Kecamatan Sepaku. Kegiatan di wilayah IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara tersebut sudah diceritakan seperti ini. 

Selanjutnya, Pak Mokhamad Syafii yang memegang mikrofon untuk memulai kegiatan pendampingan persiapan akreditasi sekolah. Seperti halnya SMP 27 PPU, sekolah yang dipimpin Bu Rindi Wulandari pada tahun pelajaran 2023/2024 baru memiliki siswa yang duduk di kelas IX. Dengan demikian, SMP 26 PPU dan SMP 27 PPU akan menjadi sekolah prioritas untuk diakreditasi bersama SD 025 Sepaku pada tahun 2024

pak Mokhamad Syafii (dokpri)
pak Mokhamad Syafii (dokpri)

Sama seperti pada saat melakukan pendampingan di SMP 27 PPU, pada saat berbicara di SMP 26 PPU, Pak Mokhamad Syafii cukup "slow" dan nada datar. Suara yang "slow" membuat suasana tenang dan paparan yang disampaikan dapat didengarkan dengan baik. 

Operator sekaligus pemateri (dokpri)
Operator sekaligus pemateri (dokpri)
Selain berbicara, Pak Mokhamad Syafii juga mengoperasikan sendiri laptop-nya. Dengan cekatan mengoperasikan komputer/laptop, tampilan di layar segera muncul.

Para guru SMP 26 PPU (dokpri)
Para guru SMP 26 PPU (dokpri)

Para guru dan staf tata usaha SMP 26 PPU duduk dengan santai sambil mendengarkan paparan yang disampaikan oleh Pak Mokhamad Syafii. Untuk persiapan akreditasi perlu memahami beberapa hal yang harus dimiliki atau disiapkan oleh sekolah. Dokumen izin operasional sekolah, dokumen kepala sekolah terkait keabsahan sebagai kepala sekolah, dan banyak lagi yang perlu disiapkan dalam bentuk pdf. Kemudian diunggah dalam aplikasi sispena.

Para guru memegang print out materi yang disampaikan Pak Mokhamad Syafii sehingga kegiatan dapat berjalan lebih lancar. Jika ada hal-hal yang perlu dipertegas, para guru bertanya kepada Pak Mokhamad Syafii.

Dokpri
Dokpri
Suasana sersan (serius tetapi santai) terjadi dalam ruang yang cukup lega tersebut (lega=tidak berdesak-desakan). Beberapa guru terlihat masih berusia muda, di antaranya anak laki-laki Pak Daman (sekretaris disdikpora). Saat saya tanyakan usianya, ia mengaku baru berusia 24 (dua puluh empat) tahun. Dalam kegiatan itu ia mengenakan kemeja putih lengan panjang.

berswafoto dengan anak Pak Daman
berswafoto dengan anak Pak Daman
Saya sempat berswafoto dengan anak laki-laki Pak Daman tersebut. Foto tersebut saya kirimkan ke WAG Pengawas Umum. Saya memberikan tebak-tebakan, siapa lelaki yang berfoto bersama saya tersebut. Dalam hitungan kurang dari tujuh menit ada jawaban yang diberikan oleh Hj. Sri Kamariah. Jawabannya sangat tepat.

Dokpri
Dokpri

Para guru cukup santai dalam mengikuti pendampingan persiapan akreditasi tersebut. Mereka duduk sambil membuka-buka dokumen cetak yang terkait dengan topik yang sedang dibahas oleh Pak Mokhamad Syafii.

Dokpri
Dokpri

Sesekali Pak Mokhamad Syafii mengajak dialog dengan kepsek dan para guru terkait kondisi sekolah. Berapa jumlah guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik (sertifikasi), berapa jumlah toilet siswa, dan banyak hal lagi sesuai IASP (Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan) 2020.

Sambil melakukan pendampingan kami disuguhi minuman hangat dan kue-kue tradisional. Saya sempat menikmati tiga jenis kue basah yang cukup lezat tersebut. Acara pendampingan berakhir pada saat anak-anak akan menjalankan ibadah salat zuhur secara berjamaah.

Pada saat para guru mengikuti kegiatan di kantor, para siswa diberi tugas oleh guru. Rombel hanya tiga dengan jumlah siswa 84 (delapan puluh empat). Sementara itu jumlah guru ada sepuluh ditambah satu staf tata usaha.

Kami segera berpamitan setelah para guru bersiap untuk menjalankan salat juga. Cuaca cukup panas. Sinar surya masih terasa menyengat kulit.

Singgah di Warung Makan

Sebelum kami kembali ke kantor disdikpora, kami singgah lebih dahulu ke warung makan. Saya mengusulkan makan bakso. Kemudian Bu Fitrawati mengajak ke warung Sambal Gami. Namun, warung itu tampak penuh pembeli. Selanjutnya, Bu Fitrawati mengusulkan untuk singgah ke warung Mirasani yang kebetulan sedang sepi pengunjung.

Singgah di Warung Mirasani (dokpri) 
Singgah di Warung Mirasani (dokpri) 
Masakan khas di warung Mirasani adalah rawon. Namun, Bu Fitrawati memilih nasi campur. Saya dan Pak Mokhamad Syafii memesan nasi rawon. Untuk minuman, Bu Fitrawati memesan es jeruk. Saya dan Pak Mokhamad Syafii memilih jeruk panas.

Rawon pakai piring bukan mangkok (dokpri)
Rawon pakai piring bukan mangkok (dokpri)
Pada saat pesanan makanan diantarkan ke meja kami, Pak Mokhamad Syafii nyeletuk, "Kok pakai piring, bukan mangkok!"

Kami pun tertawa. Umumnya hidangan rawon disajikan memakai mangkok seperti halnya hidangan bakso berkuah. Saya pun mengomentari makanan pesanan Bu Firrawati. Tadi Bu Fitra memesan nasi campur. Namun, yang dihidangkan lauk dan nasi masih terpisah.

"Wah, nasi campur tetapi belum dicampur!"

Ada beberapa piring kecil berisi beberapa lauk untuk dicampukan dengan nasi. Ada satu ceting nasi untuk kami bertiga. Rupanya ang penjual tidak mau repot. Satu ceting berisi nasi untuk porsi tiga orang.

Selesai menikmati makanan dan minuman, Bu Fitrawati yang membayar untuk semuanya. Alhamdulilah, ada yang menraktir makan di siang hari Senin tanggal tiga puluh Oktober 2023 itu.

Saya merasakan masih cukup lama (akan) bekerja. Padahal, tinggal 94 hari lagi membersamai para pengawas dalam menjalankan tugas. Semoga masih diberi kesehatan dan semangat dalam menjalankan tugas.

Penajam Paser Utara, 30 Oktober 2023 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun