Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aktivitas 94 Hari Menjelang Purnatugas

30 Oktober 2023   20:29 Diperbarui: 30 Oktober 2023   20:32 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesekali Pak Mokhamad Syafii mengajak dialog dengan kepsek dan para guru terkait kondisi sekolah. Berapa jumlah guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik (sertifikasi), berapa jumlah toilet siswa, dan banyak hal lagi sesuai IASP (Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan) 2020.

Sambil melakukan pendampingan kami disuguhi minuman hangat dan kue-kue tradisional. Saya sempat menikmati tiga jenis kue basah yang cukup lezat tersebut. Acara pendampingan berakhir pada saat anak-anak akan menjalankan ibadah salat zuhur secara berjamaah.

Pada saat para guru mengikuti kegiatan di kantor, para siswa diberi tugas oleh guru. Rombel hanya tiga dengan jumlah siswa 84 (delapan puluh empat). Sementara itu jumlah guru ada sepuluh ditambah satu staf tata usaha.

Kami segera berpamitan setelah para guru bersiap untuk menjalankan salat juga. Cuaca cukup panas. Sinar surya masih terasa menyengat kulit.

Singgah di Warung Makan

Sebelum kami kembali ke kantor disdikpora, kami singgah lebih dahulu ke warung makan. Saya mengusulkan makan bakso. Kemudian Bu Fitrawati mengajak ke warung Sambal Gami. Namun, warung itu tampak penuh pembeli. Selanjutnya, Bu Fitrawati mengusulkan untuk singgah ke warung Mirasani yang kebetulan sedang sepi pengunjung.

Singgah di Warung Mirasani (dokpri) 
Singgah di Warung Mirasani (dokpri) 
Masakan khas di warung Mirasani adalah rawon. Namun, Bu Fitrawati memilih nasi campur. Saya dan Pak Mokhamad Syafii memesan nasi rawon. Untuk minuman, Bu Fitrawati memesan es jeruk. Saya dan Pak Mokhamad Syafii memilih jeruk panas.

Rawon pakai piring bukan mangkok (dokpri)
Rawon pakai piring bukan mangkok (dokpri)
Pada saat pesanan makanan diantarkan ke meja kami, Pak Mokhamad Syafii nyeletuk, "Kok pakai piring, bukan mangkok!"

Kami pun tertawa. Umumnya hidangan rawon disajikan memakai mangkok seperti halnya hidangan bakso berkuah. Saya pun mengomentari makanan pesanan Bu Firrawati. Tadi Bu Fitra memesan nasi campur. Namun, yang dihidangkan lauk dan nasi masih terpisah.

"Wah, nasi campur tetapi belum dicampur!"

Ada beberapa piring kecil berisi beberapa lauk untuk dicampukan dengan nasi. Ada satu ceting nasi untuk kami bertiga. Rupanya ang penjual tidak mau repot. Satu ceting berisi nasi untuk porsi tiga orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun