Sama seperti pada saat melakukan pendampingan di SMP 27 PPU, pada saat berbicara di SMP 26 PPU, Pak Mokhamad Syafii cukup "slow" dan nada datar. Suara yang "slow" membuat suasana tenang dan paparan yang disampaikan dapat didengarkan dengan baik.Â
Selain berbicara, Pak Mokhamad Syafii juga mengoperasikan sendiri laptop-nya. Dengan cekatan mengoperasikan komputer/laptop, tampilan di layar segera muncul.
Para guru dan staf tata usaha SMP 26 PPU duduk dengan santai sambil mendengarkan paparan yang disampaikan oleh Pak Mokhamad Syafii. Untuk persiapan akreditasi perlu memahami beberapa hal yang harus dimiliki atau disiapkan oleh sekolah. Dokumen izin operasional sekolah, dokumen kepala sekolah terkait keabsahan sebagai kepala sekolah, dan banyak lagi yang perlu disiapkan dalam bentuk pdf. Kemudian diunggah dalam aplikasi sispena.
Para guru memegang print out materi yang disampaikan Pak Mokhamad Syafii sehingga kegiatan dapat berjalan lebih lancar. Jika ada hal-hal yang perlu dipertegas, para guru bertanya kepada Pak Mokhamad Syafii.
Suasana sersan (serius tetapi santai) terjadi dalam ruang yang cukup lega tersebut (lega=tidak berdesak-desakan). Beberapa guru terlihat masih berusia muda, di antaranya anak laki-laki Pak Daman (sekretaris disdikpora). Saat saya tanyakan usianya, ia mengaku baru berusia 24 (dua puluh empat) tahun. Dalam kegiatan itu ia mengenakan kemeja putih lengan panjang.
Saya sempat berswafoto dengan anak laki-laki Pak Daman tersebut. Foto tersebut saya kirimkan ke WAG Pengawas Umum. Saya memberikan tebak-tebakan, siapa lelaki yang berfoto bersama saya tersebut. Dalam hitungan kurang dari tujuh menit ada jawaban yang diberikan oleh Hj. Sri Kamariah. Jawabannya sangat tepat.
Para guru cukup santai dalam mengikuti pendampingan persiapan akreditasi tersebut. Mereka duduk sambil membuka-buka dokumen cetak yang terkait dengan topik yang sedang dibahas oleh Pak Mokhamad Syafii.