Dari rumah saya berangkat menjelang sore sebab pada pagi hingga siang saya menghadiri kegiatan MGMP IPS di SMP Muhammadiyah 2 di Kecamatan Babulu. Saya mengendarai sepeda motor sejauh seratus kilometer pergi pulang. Habis dari Babulu, saya beristirahat sebentar, baru kemudian berangkat ke Kota Balikpapan.
Proses perjalanan dari rumah ke Kota Balikpapan menempuh jalur darat-laut-darat, padahal hanya sekitar tujuh  kilometer jarak yang harus saya tempuh. Dari rumah saya mengendarai sepeda motor kesayangan.
Baca juga: menguji-ketahanan-fisik-naik-sepeda-motor-seratus-kilometer
Jarak dari rumah ke tempat penitipan sepeda motor sekitar satu setengah kilometer. Lokasi penitapan sepeda motor cukup dekat dengan pelabuhan kapal klotok. Saya memilih tempat penitipan sepeda motor yang buka 24 jam. Ada pintu pengaman yang baik penitipan langganan itu.
Beberapa meter dari tempat penitipan sepeda motor terdapat gapura yang berisi ucapan selamat jalan (meninggalkan) Kabupaten Penajam Paser Utara. Meskipun sinar surya cukup terik pada jelang sore itu, saya berusaha berswafoto dengan latar gapura yang dibuat oleh sponsor.
Kaki saya terus melangkah menuju loket tempat pembelian tiket kapal klotok. Satu penumpang kapal klotok perlu merogoh kocek sepulih ribu rupiah untuk sekali jalan naik kapal klotok dengan lama perjalanan sekitar 25 menit. Lama perjalanan bergantung kecepatan laju kapal dan gelombang laut (Teluk Balikpapan).
Setelah mendapatkan tiket, saya bertanya kepada petugas loket, kapal nomor berapa yang harus saya naiki. Meskipun dalam tiket sudah tertera angka yang menunjukkan nomor kapal, saya tetap bertanya untuk meyakinkan hal itu. Terkadang, antara nomor yang tertera pada tiket tidak sama dengan kapal yang harus dinaiki. Hal itu terjadi karena kapal yang seharusnya mendapatkan giliran untuk membawa penumpang, ternyata belum datang. Kapal masih berada di pelabuhan Kampung Baru, Balikpapan.