Lomba Poster Anti-Perundungan Kurikulum Merdeka
Pada hari Kamis (14/9/23) ada acara istimewa di SMP 1 Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Sebagai pengawas pembina SMP 1 PPU yang termasuk Sekolah Penggerak Angkatan Pertama, saya diundang dalam acara istimewa tersebut. Berhubung lokasi SMP 1 PPU cukup dekat dengan tempat tinggal saya, langsung saya menuju sekolah tersebut. Saya tidak ke kantor disdikpora lebih dahulu.
Setelah beberapa saat kami berbincang ringan, Bu Dwi Astutik, kepsek SMP 22 PPU itu mengajak kami naik ke lantai dua. Acara istimewa dilaksanakan di ruang pertemuan lantai dua. Saya berjalan lebih dahulu untuk menapaki tangga satu demi satu. Saya perhatikan cukup banyak siswa berseliweran di koridor.
Setelah beberapa saat memperhatikan aktivitas peserta didik di lapangan, saya pun segera melangkahkan kaki menuju ruang kerja kepala sekolah.
Baca juga: berkunjung-ke-smp-10-memilih-duduk-lesehan
Kami berbincang santai di ruang kerja Pak Budi Lestarianto. Jumlah kursi empuk terbatas di ruang tersebut. Untung saya datang lebih awal sehingga dapat tempat duduk pada posisi yang nyaman. Saya mengatakan nyaman karena saya dapat memotret dengan leluasa.
Bu Dwi Astutik yang tergeser tempat duduknya, memilih kursi kosong di depan meja komputer. Saya dapat berswafoto dengan latar Bu Dwi Astutik yang sedang asyik dengan ponselnya.
Suasana di ruang kerja Pak Budi Lestarianto kian semarak dengan kehadiran ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), Bu Yaleswati. Dengan suara yang "menggelegar" Bu Yaleswati yang merupakan kepsek SMP 5 PPU itu banyak bercerita tentang hal-hal yang terkait dengan aktivitasnya selaku ketua MKKS.
Baru beberapa menit kami mengobrol, ada ajakan untuk berpindah tempat. Kami diarahkan untuk memasuki ruang pertemuan, tempat dilaksanakannya acara istimewa.
Dalam rangka merayakan HUT ke-61 SMP 1 PPU diadakan lomba membuat poster bagi siswa SD dan SMP se-kabupaten. Lomba dengan tema anti-perundungan (bullying).
Para peserta lomba duduk dengan tertib pada kursi yang disediakan oleh panitia. Pada sisi kanan tempat duduk, selain peserta lomba, ada pendamping peserta lomba dan tamu undangan yang duduk pada deret kursi paling depan.
Sebelum acara seremonial pembukaan dimulai, ada penampilan tari dari siswi-siswi SMP 1 PPU. Tari yang ditampilkan cukup menarik untuk ditonton. Para peserta lomba dan tamu undangan menyaksikan dengan penuh konsentrasi. Sebagian ada yang memotret dan merekam dengan kamera di poselnya.
Setelah para penari meninggalkan tempat, acara pun dimulai. Bu Riska selaku pembawa acara menyampaikan susunan acara dalam seremonial pembukaan lomba membuat poster anti-perundungan tersebut.
Juri lomba dan tamu undangan duduk dalam satu baris pada kursi paling depan. Juri lomba poster ada dua orang, Bu Bahriah dan Pak Sapari. Keduanya duduk diapit oleh kepala sekolah yang diundang dalam acara tersebut. Tentu kepsek SMP yang diundang adalah  yang lokasi sekolahnya terdekat dengan lokasi SMP 1 PPU.
Pengarahan disampaikan tidak lama. Setelah usai pengarahan, para peserta lomba diminta memasuki ruang lomba di lantai satu di ruang kelas. Waktu membuat poster dibatasi selama tiga jam.
Berdiskusi dengan Kabid Dikdas
Usai acara pembukaan, kabid dikdas tidak segera meninggalkan SMP 1 PPU. Pak Ismail dan para kepala sekolah diarahkan menuju ruang tamu kepsek SMP 1 PPU. Minuman hangat dan kue lezat sudah disiapkan. Namun, diskusi terbatas lebih menarik dan membuat para kepsek dan saya selaku pengawas pembina SMP 1 PPU bisa ikut tertawa saat ada hal-hal lucu yang kami dengar.
Pak Ismail agak lama ikut duduk bersama para kepala sekolah jenjang SMP tersebut. Bu Yaleswati selaku ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Â bercerita terkait tugas yang diembannya saat para kepala sekolah jenjang SMP mengikuti kegiatan Pengimbasan Program Sekolah Penggerak di aula hotel Aqila.
Baca juga: https://pengimbasan-program-sekolah-penggerak-2023
Diskusi yang sersan (serius tetapi santai) itu cukup membuat para kepala sekolah dapat memahami hal-hal yang menjadi tanggung jawab ketua MKKS. Tidak mudah untuk bersikap atau mengambil tindakan seorang pimpinan yang membawahi para kepala sekolah. Pimpinan dalam organisasi tentu saja yang dimaksudkan di sini. Bukan pimpinan dalam arti atasan. Semua kepala sekolah mempunyai kedudukan yang sama. Hanya saja, ada organisasi MKKS yang ada pengurusnya. Pengurus itulah yang perlu turun tangan saat ada sesuatu hal yang perlu dibahas dengan pejabat di Dinas Pendidikan.
Saking asyik berdikusi, kami tidak menyadari waktu lomba selama tiga jam sudah berlalu. Saya tidak sempat menyaksikan aksi para peserta lomba melakukan corat-coret dalam kertas gambarnya. Padahal, saya sangat ingin merekam aktivitas para peserta saat menggambar poster tersebut.
Hasil Lomba Membuat Poster Anti-Perundungan
Saya pun tidak kurang akal. Saya hubungi Bu Bahriah pada senja hari. Saya meminta dikirimi foto-foto hasil lomba. Kemudian saya meminta hasil penjurian. Tidak lama berselang, Bu Bahriah pun mengirimkan foto poster peserta lomba. Saya mengucapkan terima kasih karena dapat melengkapi artikel sederhana ini dengan foto poster kiriman Bu Bahriah.
Selamat untuk para pemenang. Semoga dengan lomba ini, perundungan di sekolah-sekolah dapat dihentikan atau paling tidak dapat dikurangi.
Penajam Paser Utara, 14 September 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI