Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lomba Poster Anti-Perundungan Kurikulum Merdeka

14 September 2023   19:06 Diperbarui: 14 September 2023   19:10 8284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai acara pembukaan, kabid dikdas tidak segera meninggalkan SMP 1 PPU. Pak Ismail dan para kepala sekolah diarahkan menuju ruang tamu kepsek SMP 1 PPU. Minuman hangat dan kue lezat sudah disiapkan. Namun, diskusi terbatas lebih menarik dan membuat para kepsek dan saya selaku pengawas pembina SMP 1 PPU bisa ikut tertawa saat ada hal-hal lucu yang kami dengar.

Pak Ismail agak lama ikut duduk bersama para kepala sekolah jenjang SMP tersebut. Bu Yaleswati selaku ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah)  bercerita terkait tugas yang diembannya saat para kepala sekolah jenjang SMP mengikuti kegiatan Pengimbasan Program Sekolah Penggerak di aula hotel Aqila.

Baca juga: https://pengimbasan-program-sekolah-penggerak-2023

Diskusi yang sersan (serius tetapi santai) itu cukup membuat para kepala sekolah dapat memahami hal-hal yang menjadi tanggung jawab ketua MKKS. Tidak mudah untuk bersikap atau mengambil tindakan seorang pimpinan yang membawahi para kepala sekolah. Pimpinan dalam organisasi tentu saja yang dimaksudkan di sini. Bukan pimpinan dalam arti atasan. Semua kepala sekolah mempunyai kedudukan yang sama. Hanya saja, ada organisasi MKKS yang ada pengurusnya. Pengurus itulah yang perlu turun tangan saat ada sesuatu hal yang perlu dibahas dengan pejabat di Dinas Pendidikan.

Saking asyik berdikusi, kami tidak menyadari waktu lomba selama tiga jam sudah berlalu. Saya tidak sempat menyaksikan aksi para peserta lomba melakukan corat-coret dalam kertas gambarnya. Padahal, saya sangat ingin merekam aktivitas para peserta saat menggambar poster tersebut.

Hasil Lomba Membuat Poster Anti-Perundungan

Saya pun tidak kurang akal. Saya hubungi Bu Bahriah pada senja hari. Saya meminta dikirimi foto-foto hasil lomba. Kemudian saya meminta hasil penjurian. Tidak lama berselang, Bu Bahriah pun mengirimkan foto poster peserta lomba. Saya mengucapkan terima kasih karena dapat melengkapi artikel sederhana ini dengan foto poster kiriman Bu Bahriah.

Foto kiriman Bu Bahriah (dokpri)
Foto kiriman Bu Bahriah (dokpri)
Foto poster juara pertama, kedua, dan ketiga dijajar rapi. Saya cukup puas dengan hasil penjurian itu. Orang awam pun dapat membandingkan antara pemenang pertama, kedua, dan ketiga. Poster pemenang pertama memang lebih rapi daripada poster pemenang kedua, dan ketiga.

Selamat untuk para pemenang. Semoga dengan lomba ini, perundungan di sekolah-sekolah dapat dihentikan atau paling tidak dapat dikurangi.

Penajam Paser Utara, 14 September 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun