Berkunjung ke Sekolah Disuguhi Es Krim Moka
pengawas sekolah perlu dilakukan dengan rasa bahagia. Saat hati merasa senang, tugas seberat apa pun akan terasa ringan.Â
Tugas atau kewajiban sebagaiPada hari Selasa (12/9/23) saya tiba di ruang pengawas, disdikpora PPU, Kalimantan Timur sebelum pukul 07.30 Wita. Baru beberapa menit saya duduk, datang Pak Sukoco dengan mengendarai mobil pribadinya. Ia parkir mobil itu di depan ruang pengawas dua.
Kami mengobrol ringan. Saya menyiapkan laptop untuk mengetik. Beberapa saat kemudian datang para pengawas dan penilik sekolah yang lain.
Kami merasa gembira karena dapat berjumpa pada hari Selasa yang cukup sejuk. Hujan yang turun pada dini hari membuat suhu udara terasa agak sejuk. Meskipun demikian, AC di ruangan tetap dinyalakan. Hal itu dilakukan karena luas ruang terbatas alias cukup sempit. Jika AC dimatikan, udara terasa pengap.
Bu Fitrawati datang lebih dahulu dibandingkan dengan Bu Bahriah. Menyusul kemudian Pak M. Arsyad dan beberapa pengawas dan penilik sekolah yang lain. Ada Bu Syamsiah dari Sepaku yang begitu datang, berjabat tangan dengan kami, langsung izin akan menghadap kadisdikpora.
Posisi duduk Pak Sukoco sudah berpindah ke kursi di dekat galon air minum. Di dekat Pak Sukoco ada Pak Sukma Widjaya dan Pak Mokhamad Syafii.Â
Pak Agus, penilik sekolah sudah hadir di kantor setelah cuti besar untuk keperluan ibadah haji. Tampak Pak Agus asyik berbincang dengan Pak Sarmidi. Sementara itu, Pak Mokhamad Syafii sudah duduk di dekat Bu Fitrawati dan Bu Bahriah.
Ada dua jenis kue yang sempat saya lihat dibawa oleh Bu Bahriah. Pertama, singkong goreng. Kedua, cimi-cimi yang dimasukkan dalam stoples ukuran sedang.
Sementara itu, ada kue ontok-ontok pula di atas meja. Kaleng roti yang berisi  biskuit legendaris masih berada di atas meja. Kaleng roti yang dibawa oleh Bu Any Mariani pada hari Jumat (8/9/23) itu belum habis isinya. Sementara itu, ada satu stoples berisi roti kering juga belum habis. Roti atau kue kering memang cukup awet di kantor. Artinya, para pengawas dan penilik tidak sanggup menghabiskan sekali duduk. Hal itu bisa terjadi karena ada pilihan kue basah yang lebih menggoda untuk dinikmati.
Baca juga: berebut-roti-kesukaan-dari-kaleng-biskuitÂ
Saat camilan basah seperti singkong goreng dihidangkan, para pengawas dan penilik segera "menyerbu". Apalagi, ada sambal yang siap menemani untuk menikmati singkong goreng tersebut.
Untuk sementara, laptop saya tutup. Khawatir terkena cipratan sambal! Dengan wajah ceria kami menikmati singkong goreng yang terasa cukup empuk tersebut.
Saya berusaha menjepret atau memotret teman-teman pada saat mereka "tidak siap". Dengan demikian aktivitas yang dilakukan tidak dibuat-buat atau dalam keadaan "action" yang wajar alias natural.
Berkunjung ke SMP 9 PPU
Agenda kami pada hari Selasa itu adalah berkunjung ke SMP 9 PPU. Sebelum berangkat, kami sudah berkomunikasi dengan Bu Kusmiati, kepsek SMP 9 PPU. Hal itu kami lakukan agar pihak sekolah dapat melakukan "persiapan" untuk menyambut kedatangan kami. Maksudnya, ada orang yang dapat dijumpai seandainya kepsek sedang ada kesibukan.Â
Kami tidak ingin kedatangan kami dianggap mendadak dan mengada-ada. Kunjungan pengawas sekolah ke suatu sekolah saat ini bukan dalam rangka melakukan supervisi atau monitoring yang "kaku". Kami datang ke sekolah untuk memastikan program kerja yang disusun sekolah berjalan lancar.
Istilah "pendampingan" lebih cocok untuk aktivitas para pengawas sekolah yang berkunjung ke suatu sekolah. Dengan melakukan pendampingan, pengawas dapat mengetahui kendala yang dihadapi pihak sekolah.
Pak Mokhamad Syafii menyediakan diri sebagai driver untuk mobil pribadinya. Saya, Suprihadi bersama Bu Fitrawati dan Bu Bahriah ikut dalam mobil Escudo yang agak kurang sehat itu. Mobil dikatakan kurang sehat karena ada bagian mobil yang kurang maksimal fungsinya. Pintu depan tidak dapat dibuka dari luar, misalnya. Tiba-tiba mesin mobil mati saat dalam perjalanan.
Saat tiba di SMP 9 PPU, ternyata Pak  Sugeng Mardisantoso sudah berada di sana. Pada awalnya kami duduk-duduk di kursi tamu yang disediakan di ruang  antara ruang guru dan ruang tata usaha.
Ada satu guru bagian kurikulum, Pak Suharjano ikut menemani kami dalam perbincangan di ruang yang cukup "panjang" itu. Ruang dikatakan cukup panjang karena mampu menampung banyak orang. Ruang itu langsung terhubung ke pintu keluar. Ada empat pintu di sisi kiri dan kanan yang menuju ruang guru, ruang tata usaha, dan ruang kepala sekolah.
Saya mengabadikan atau memotret suasana di ruang panjang itu dari dua sisi. Dengan demikian, dapat terlihat posisi mana yang lebih terang dan posisi mana yang tampak agak gelap. Di atas meja tamu terhidang es krim dalam sebuah piring . Kemasan atau bungkus es krim itu cukup menarik. Saya pun ditawari untuk menikmati es krim tersebut.
Dalam hati saya bersyukur karena seingat saya, baru kali ini selama menjadi pengawas sekolah, ada hidangan es krim disiapkan tuan rumah. Sebelum mengambil satu bungkus es krim di atas meja, saya bertanya kepada Bu Bahriah yang duduk di sebelah kiri saya.
"Rasa apa, Bu es krimnya?"
Dengan penuh semangat Bu Bahriah menjawab secara jujur. Padahal saya ingin jawaban yang lucu, "Rasah bayar!" (tidak perlu membayar untuk menikmati es krim itu... he...he...he..) Â
Pada saat saya mulai menikmati es krim itu, Pak Sugeng Mardisantoso yang duduk di sebelah kanan saya, tampak sibuk dengan laptop yang dibawanya. Saya kurang tahu apa yang sedang dikerjakan dengan piranti tersebut.
Pada saat laptop ditutup, Pak Sugeng tampak sedang menelepon seseorang yang berada di Kecamatan Sepaku. Ada rencana Pak Sugeng berkunjung ke wilayah Sepaku yang menjadi lokasi IKN (Ibu kota negara Nusantara).
Sambil berbincang, saya menikmati es krim yang tidak terlalu dingin itu. Rasa lezat mocha (moka) membuat lidah bergoyang. Sebenarnya saya kurang suka minuman dan makanan yang dingin. Berhubung di meja ruang yang panjang itu tersedia es krim, mau tidak mau saya perlu mencicipi (tapi dimakan sampai habis!).
Setelah beberapa saat kami di ruang yang agak panjang itu, kami pun berpindah ke ruang kerja Bu Kusmiati yang berpendingin (ber-AC). Di dalam ruang yang cukup nyaman itu sudah dihidangkan kue basah yang sangat menggoda. Pada saat kami sudah duduk di kursi yang cukup empuk, Bu Kusmiati menawarkan minuman hangat.
Saya pun menyebut jenis minuman yang sering saya minta saat berkunjung ke SMP 9 PPU, yaitu minuman susu coklat dengan merek yang sudah cukup familiar. Sementara itu, Bu Bahriah dan Bu Fitrawati hanya ingin minum air mineral dalam kemasan gelas plastik.
Pendidikan. Sebagai pengawas baru, Bu Bahriah dan Bu Fitrawati sangat kooperatif. Dengan demikian, saya merasa banyak terbantu dengan kehadiran mereka.
Tidak terlalu lama proses penyiapan minuman yang saya minta tersebut. Kami mengobrol santai membicarakan banyak hal yang sedang hangat di lingkungan DinasBu Kusmiati juga terbuka membahas persoalan yang dihadapi di sekolahnya. Saat ini kepala sekolah dan pengawas sekolah adalah mitra kerja. Dengan demikian, persoalan yang terjadi di sekolah dapat dibicarakan bersama dengan pengawas sekolah pembina. Persoalan harus segera diselesaikan agar tidak mencuat atau viral di masyarakat.
Aktivitas Pengawas Lain
Aktivitas para pengawas yang lain dapat saya ketahui dari postingan di WAG. Pada pukul 10.11 Wita, Hj. S. Khasanah mengunggah foto saat menghadiri KKG (Kelompok Kerja Guru) PAI (Penddikan Agama Islam) Kecamatan Penajam. Dalam foto terlihat Hj. S. Khasanah duduk di samping Bu Gustin Winaria.
Kepala SD 023 Penajam tampak berdiri memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut. Ada beberapa orang guru yang tampak dalam foto tetapi saya kurang begitu mengenal nama-nama mereka.
Sebelumnya, pada pukul 09.43 Wita, Pak Hari Sujatmiko, pengawas TK (Taman Kanak-Kanak) mengirimkan foto kegiatan Konferensi Kerja Kabupaten PGRI Penajam Paser Utara.
Tampak dalam foto, ketua PGRI kabupaten, Pak Suhardi yang sudah purnatugas sebagai PNS dan berdomisili di Kota Balikpapan. Beberapa pengurus PGRI juga tampak dalam foto. Pejabat disdikpora yang hadir adalah Pak Daman, sekretaris disdikpora.
Dalam WAG yang beranggotakan para pengawas TK, pengawas SD, pengawas SMP, dan penilik sekolah, Pak Imam Mudin juga mengirimkan foto kegiatannya di SD 004 Babulu.
Pak Imam Mudin berfoto bersama proktor SD 004 terkait kesiapan sekolah tersebut dalam menghadapi ANBK. Â Saya cukup mengenal proktor yang ada dalam foto tersebut karena pada saat saya bertugas di SMP 22 PPU, orang itu menjadi guru honorer mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sementara itu, Pak Habel Hewi yang berkunjung ke SMP 18 PPU mengirimkan foto saat berada di ruang tempat para siswa sedang melakukan simulasi ANBK. Untuk jenjang SMP pelaksanaan simulasi sudah dimulai sejak hari Senin (11/9/23).Â
Dari SMP 17 PPU, Pak Tri Wahjoedi mengirimkan foto saat berada di ruang guru. Foto itu dikirimkan di WAG khusus pengawas SMP. Bukan di grup yang ada semua pengawas dari berbagai jenjang.
Pada lokasi berbeda, Pak Anas Baenana mengirimkan foto aktivitas kepala SMP 25 PPU. Dalam foto terlihat Pak Nuzuludin Susanto sedang menyerahkan kenang-kenangan kepada guru SMP 25 yang mutasi atau berpindah tugas ke SMP lain.
Perjalanan Pulang dari SMP 9 PPU
Setelah kami berada di SMP 9 PPU cukup lama, saya segera mengajak berpamitan. Pak Mokhamad Syafii sang driver, beberapa kali saya ingatkan untuk segera berpamitan. Rasanya kurang etis berlama-lama di suatu sekolah jika urusan utama sudah selesai. Masih banyak aktivitas lain yang dapat kami lakukan.
Pada saat mobil kami akan meninggalkan halaman SMP 9 PPU, Bu Kusmiati menitipkan sesuatu. Ada seorang siswi yang sedang sakit. Ia akan pulang ke rumahnya. Â Agak lama ia menunggu jemputan dari keluarganya. Sementara itu, mobil yang dikemudikan Pak Mokhamad Syafii akan melewati tempat tinggal siswi tersebut.
Untung masih ada tempat duduk pada bangku bagian tengah. Bu Bahriah bergeser sedikit ke tengah agar siswi tersebut dapat tempat duduk di dalam mobil. Untung lagi, tubuh siswi tersebut tidak terlalu gemuk sehingga tidak berdesak-desakan di dalam mobil.
Saya pun segera memasang safety belt alias sabuk pengaman. Meskipun badan terasa terjepit, sabuk itu perlu dikenakan demi menghindari "jepretan" saat melintasi simpang tiga yang ada lampu merahnya (traffic light). Razia melalui "jepretan foto" di lampu merah sudah diberlakukan sejak awal September 2023 di kabupaten kami.
Perjalanan dari SMP 9 PPU ke kantor disdikpora berjalan lancar. Tidak lupa siswi yang ikut di dalam mobil diturunkan di pinggir jalan dekat rumah gadis tersebut.
Penajam Paser Utara, 12 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H