Pada lokasi berbeda, Pak Anas Baenana mengirimkan foto aktivitas kepala SMP 25 PPU. Dalam foto terlihat Pak Nuzuludin Susanto sedang menyerahkan kenang-kenangan kepada guru SMP 25 yang mutasi atau berpindah tugas ke SMP lain.
Perjalanan Pulang dari SMP 9 PPU
Setelah kami berada di SMP 9 PPU cukup lama, saya segera mengajak berpamitan. Pak Mokhamad Syafii sang driver, beberapa kali saya ingatkan untuk segera berpamitan. Rasanya kurang etis berlama-lama di suatu sekolah jika urusan utama sudah selesai. Masih banyak aktivitas lain yang dapat kami lakukan.
Pada saat mobil kami akan meninggalkan halaman SMP 9 PPU, Bu Kusmiati menitipkan sesuatu. Ada seorang siswi yang sedang sakit. Ia akan pulang ke rumahnya. Â Agak lama ia menunggu jemputan dari keluarganya. Sementara itu, mobil yang dikemudikan Pak Mokhamad Syafii akan melewati tempat tinggal siswi tersebut.
Untung masih ada tempat duduk pada bangku bagian tengah. Bu Bahriah bergeser sedikit ke tengah agar siswi tersebut dapat tempat duduk di dalam mobil. Untung lagi, tubuh siswi tersebut tidak terlalu gemuk sehingga tidak berdesak-desakan di dalam mobil.
Saya pun segera memasang safety belt alias sabuk pengaman. Meskipun badan terasa terjepit, sabuk itu perlu dikenakan demi menghindari "jepretan" saat melintasi simpang tiga yang ada lampu merahnya (traffic light). Razia melalui "jepretan foto" di lampu merah sudah diberlakukan sejak awal September 2023 di kabupaten kami.
Perjalanan dari SMP 9 PPU ke kantor disdikpora berjalan lancar. Tidak lupa siswi yang ikut di dalam mobil diturunkan di pinggir jalan dekat rumah gadis tersebut.
Penajam Paser Utara, 12 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H