Pak Budi Lestarianto mengenakan baju lapangan. Demikian pula Pak Abdullah, Bu Kusmiati, dan Bu Lili Suriani yang kesemuanya adalah kepala sekolah penggerak angkatan pertama.
Para kepsek laki-laki mengambil tempat duduk pada deret tengah. Mereka pun asyik dengan obrolan ringan sambil menunggu acara pengimbasan dimulai.
Pak Habel yang hadir beberapa saat kemudian, tampil dengan kemeja berwarna. Bukan kemeja putih seperti kemeja yang dikenakan para kepsek dan pengawas pada umumnya.
"Pak Habel sakit mata, ya?" Seloroh Pak Mokhamad Syafii untuk mneyatakan bahwa kemeja yang dikenakan Pak Habel keliru. Gelak tawa pun terdengar dengan ceria.Â
Saya duduk pada kursi paling depan pada lajur sebelah kanan. Di sebelah saya duduk Pak Mokhamad Syafii dan Pak M. Hanafi. Kemudian di belakang saya ada Pak Tri Wahjoedi dan Pak Sukma Widjaya.
Acara seremonial pun dimulai. Pembawa acara yang meruapakan staf pada bagian dikdas membuka acara dengan suara khasnya. Para peserta pengimbasan mulai fokus mengikuti rangkaian acara.Â
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, Pak Gamaruddin diminta untuk memimpin dalam berdoa. Dengan menggunakan panduan teks dari ponsel, Pak Gamaruddin memulai pembacaan doa.
Setelah pembacaan doa, acara selanjutnya adalah penyampaian sambutan dari ketua panitia, Bu Sripeni. Ada enam orang yang duduk pada bagian depan, di dekat spanduk.
Pak Budi Lestarinto duduk paling tepi. Di sebelah kepsek SMP 1 PPU itu adalah Pak Hendro dari BPMP Kalimantan Timur. Kemudian Pak Ismail, kabid dikdas duduk di sebebelah Pak Badriansyah. Bu Sripeni duduk di samping Bu Suharti.Â
Dalam sambutannya, Bu Sripeni menyampaikan bahwa jumlah peserta seharusnya ada enam puluh orang. Namun, yang hadir baru sekitar empat puluh orang. Sebagian mungkin masih dalam perjalanan.
Setelah Bu Sripeni menyampaikan sambutan, berikutnya Pak Ismail selaku kabid dikdas memberikan sambutan.
Â