Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berkunjung ke Dua Sekolah dalam Satu Hari

5 September 2023   21:28 Diperbarui: 5 September 2023   21:36 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
berswafoto di depan papan nama sekolah (dokpri)

Berkunjung ke Dua Sekolah dalam Satu Hari

Hari Selasa (5/9/23) saya berkunjung ke SMP 1 PPU. Ada dua tujuan pokok. Pertama, bersilaturahim karena sudah beberapa pekan saya tidak berkunjung ke sekolah yang dipimpin oleh Pak Budi Lestarianto tersebut. Kedua, saya ingin berjumpa dengan tiga guru bahasa Indonesia sekolah itu.

Beberapa hari sebelumnya, saya ditelepon Pak Budi Lestarianto yang mengabarkan bahwa ada kegiatan pemanggilan orang tua/wali siswa kelas tujuh secara bergantian. Dalam satu pertemuan, orang tua/wali duduk di samping anaknya yang kelas tujuh untuk diberi pengarahan terkait program sekolah penggerak. Dalam satu hari hanya ada satu atau dua kelas yang dipanggil. Hal itu dilakukan agar dalam sosialisasi ada komunikasi aktif antara kedua belah pihak.

Wali kelas dituntut untuk mendatangkan para orang tua/wali siswa. Pada saat pertemuan, orang tua/wali dan siswa diberi pengarahan langsung oleh kepala sekolah. Tentu saja, wali kelas ikut hadir dalam acara sosialisasi tersebut.

Program Sekolah Penggerak yang menggunakan Kurikulum Merdeka perlu disosialisasikan agar para orang tua/wali siswa tidak salah paham. Demikian pula sang anak harus mengetahui benar model pembelajaran berdiferensiasi. 

Menemui Tiga Guru Bahasa Indonesia

Selain bersilaturahim dengan kepala sekolah, kedatangan saya  ke SMP 1 PPU adalah menemui tiga guru bahasa Indonesia: Pak Samuel, Bu Putri, dan Bu Titik Sulastri. Saya perlu bersabar sebentar untuk mengumpulkan tiga guru tersebut dalam satu ruang. Mereka sudah masuk kelas. Tentu perlu ada negosiasi dengan siswa sebelum meninggalkan mereka beberapa menit.

Saya memang tidak berlama-lama dalam berkomunikasi dengan tiga guru tersebut. Intinya, ada sesuatu yang saya sampaikan. Ketiganya pun bersedia untuk melancarkan program yang sudah saya rencanakan.

berdialog dengan 3 guru SMP 21 PPU (dokpri)
berdialog dengan 3 guru SMP 21 PPU (dokpri)
Pada hari Senin (4/9/23) saya juga menemui tiga guru bahasa Indonesia SMP 21 PPU. Waktu itu, saya berkunjung ke SMP 21 PPU didampingi oleh dua pengawas baru, Bu Bahriah dan Bu Fitrawati.

Dialog yang berlangsung kurang lebih sama. Maksudnya, hal yang menjadi topik pembicaraan di SMP 21 PPU dan di SMP 1 PPU itu sama. Tidak berbeda.

Berhubung Pak Budi Lestarianto akan melanjutkan program sosialisasi Sekolah Penggerak, saya pun undur diri setelah menghabiskan satu cangkir kopi hangat. Bu Putri yang membuatkan kopi hangat tersebut.

di halaman sekolah (dokpri)
di halaman sekolah (dokpri)
Turun ke lantai satu, saya melihat anak-anak yang sedang berolah raga di halaman sekolah. Guru olahraga wanita yang tidak lama lagi akan memasuki purnatugas, terlihat masih gesit dalam memberikan pengarahan.

Dokpri
Dokpri
Saya memperhatikan sekilas aktivias anak-anak yang masih belia tersebut. Mereka cepat beraksi saat mendapatkan instruksi dari Bu Suyatmi. Kaki saya terus melangkah menuju pintu keluar. Namun, kaki saya tertahan saat melihat ada kerumunan guru dan staf di ruang tata usaha.

spanduk jalan sehat (dokpri)
spanduk jalan sehat (dokpri)
Ada spanduk dibentangkan d lantai. Sekilas saya membaca tulisan dalam spanduk tersebut. Dalam rangka memperingati HUT ke-61 SMP 1 PPU diadakan jalan sehat dengan hadiah utama sebuah sepeda motor. Wow, luar biasa! Saya pun bertanya waktu pelaksanaan jalan sehat tersebut.

"Tanggal tujuh belas, Pak!"

Saya pun mendapatkan informasi menarik. Hal itu perlu disebarluaskan informasinya. Kaki saya segera melangkah meninggalkan ruang tata usaha SMP 1 PPU. Tempat parkir sepeda motor segera saya datangi. Dalam waktu sekejap, saya sudah berpindah ke bankaltimtara yang berlokasi tidak jauh dari SMP 1 PPU.

Dokpri
Dokpri
Tujuan saya ke bank pelat merah itu adalah untuk membayar pajak bumi dan bangunan (PBB).  Jatuh tempo 31 Desember 2023. Namun, saya ingin  segera membayar. Mumpung ada kesempatan singgah. Saat antre di ruang tunggu, saya melihat ada satu orang staf SMP 10 PPU. Saya menanyakan apakah kepala sekolahnya ada di kantor. ia menjawab ada.

Kemudian saya melihat ada Bu Tanti, guru SMP 22 PPU. Saya pun menanyakan keberadaan Bu Dwi Astutik. Dijawab ada di sekolah. Saya pun ada rencana berkunjung ke sekolah-sekolah tersebut. Namun masih ada dua keperluan lagi.

Bayar Rekening Listrik, Air, dan Internet dalam Satu Tempat

Lokasi Kantor Pos cukup dekat dengan bankaltimtara. Untuk itu, saya sekalian singgah untuk membayar tagihan rekening listrik, PDAM, dan internet (IndiHome). Sekali ke satu tempat pembayaran, tiga rekening dapat dibereskan.

Dokpri
Dokpri
Hari Selasa itu tidak banyak nasabah atau pengunjung di Kantor Pos. Saya dapat duduk dengan tenang karena suhu udara tidak terlalu panas. Ada kipas angin yang berputar. Dalam ruang tunggu tidak banyak orang.

Dokpri
Dokpri
Saya dapat leluasa mengambil gambar atau memotret. Bahkan, sempat berswafoto untuk kenang-kenangan dan dokumentasi keberadaan saya pada hari Selasa itu di mana.

Setelah urusan di Kantor Pos selesai, saya segera melajukan sepeda motor menuju kantor disdikpora. "Markas" para pengawas segera saya masuki. Ada Pak Jumio, Pak Sukoco, Pak Sukma Widjaya, Bu Gustin Winaria, Bu Fitrawati, Bu Bahriah, dan beberapa pengawas SMP.

Dokpri
Dokpri
Para pengawas laki-laki jenjang SMP sempat berkumpul di teras ruang pengawas. Saya pun ikut nimbrung di luar ruang yang suhu udaranya terasa cukup hangat.  

Dokpri
Dokpri
Ada gurauan atau kelakar yang membuat Pak Prayitno tertawa. Rasa bahagia hadir tatkala berkumpul sesama pengawas dan bisa berkelakar.

Di kantor saya menunggu dua orang guru SMP 21 PPU. Masing-masing ada keperluan berbeda tetapi tujuannya sama, yaitu meminta tanda tangan. Saya perlu menghubungi Pak Jumardin, kepsek SMP 21 PPU agar guru yang akan menemui saya itu diingatkan. Rasanya kurang nyaman menunggu tanpa kegiatan.

Setelah dua guru yang saya tunggu itu datang (tidak bersamaan), saya pun merasa lega. Rencana kegiatan selanjutnya pun saya jalankan. Semula saya akan berkunjung ke SMP 10 PPU. Namun, di tengah perjalanan ada perubahan. Sepeda motor saya lajukan menuju SMP 22 PPU.

Dokpri
Dokpri
Rezeki memang tidak disangka-sangka. Saya mendapatkan suguhan soto banjar yang masih dibungkus plastik. Berhubung hari sudah cukup siang, saya pun segera menyantap rezeki yang datang lewat Bu Dwi Astutik, kepsek SMP 22 PPU.

Penajam Paser Utara, 5 September 2023 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun