Menghadiri Resepsi Pernikahan Putri Pak Didin
Pada hari Senin (28/8/23) kami menghadiri acara resepsi pernikahan putri Pak Didin di Girimukti. Sebagai makhluk sosial, kita perlu melakukan silaturahim untuk mempererat perkawanan (bukan perkawinan, lho). Kami baru saja berkunjung ke SMPIT Nurul Hikmah Penajam. Acara kunjungan ke sekolah yang dikepalai oleh Pak Damas itu bersifat kedinasan sementara acara menghadiri resepsi bersifat kekeluargaan.
Tugas kedinasan harus seiring dengan kegiatan kekeluargaan. Kalau kita hanya melakukan urusan dinas, bisa-bisa acara kekeluargaan akan terabaikan.
Baca juga: silaturahim-ke-smp-it-nurul-hikmah-penajam
Menjelang tengah hari, kami mendapat tumpangan mobil Pak Hasan, penilik sekolah yang baru. Kami cukup gembira karena dapat pergi bersama-sama.Â

Kebetulan saya mendapatkan tempat duduk di samping driver. Dengan begitu, saya dapat memotret penumpang yang duduk pada bangku bagian tengah danb belakang.
Hanya dalam waktu beberapa menit, kami sudah tiba di lokasi acara. Kami harus memutar untuk menuju lokasi acara karena sempat salah jalan. seharusnya masuk Strat Empat Girimukti. Atas arahan salah satu penumpang, mobil masuk  Strat Dua Girimukti. Untung banyak jalan tembus sehingga kami dapat menemukan lokasi tenpat acara.
Namun, kami harus melewati pintu belakang. Artinya, posisi mobil diparkir di belakang panggung tempat pengantin. Untung lagi, ada jalan masuk lewat samping panggung tempat pengantin. Dengan begitu kami bisa lewat meskipun harus berhati-hatio leweat jalan terobosan itu.
Pengalaman seperti itu pernah terjadi beberapa kali. Mengingat lokasi acara resepsi di tengah jalan, para tamu dapat masuk lewat  arah dari mana saja. Maksudnya, dari arah depan atau belakang panggung/tenda. Jika lokasi acara di dekat perempatan jalan, para tamu dapat datang lewat empat arah!
"Pak Kompasiana!" Begitu suara yang saya dengar. Â Â
Saya hanya dapat tersenyum. Tidak dapat berkata-kata di tengah banyaknya tamu udangan yang memenuhi area di bawah tenda. Warna putih sangat dominan dalam tenda.
Saya selalu berusaha menjepret atau mengambil gambar dengan latar yang bervariasi. Demi hasil yang akurat, saya sering berganti posisi atau arah pengambilan gambar. Momen langka memang perlu diabadikan.
Ayah atau orang tua laki-laki pengantin wanita mengenakan kemeja koko putih dan kopiah hitam. Beberapa tamu didatangi tempat duduknya untuk diajak mengobrol. Saat Pak Didin mendatangi tamu di depan tempat duduk saya, kesempatan untuk menjepret tidak saya sia-siakan.
Saya cukup menikmati nasi rawon yang masih hangat. Potongan daging cukup banyak. Saya harus berhenti beberapa saat mengunyah potongan dagung yang cukup empuk itu. Mangkok yang digunakan ternyata cukup cekung, cukup dalam. Perlu waktu agak lama untuk menghabiskan isi mangkok.
Di samping mangkok ada ketupat yang cukup menggoda. Saya tertarik untuk mencomot tetapi makanan di dalam mangkok masih cukup banyak. Khawatir tidak sanggup menghabiskan, keinginan untuk menikmati ketupat saya urungkan. Kawan tempat duduk kami ada yang mencomot atu bungkus ketupat. Saya hanya dapat melihat, tidak berani ikut mencoba.
Pada saat kami asyik menyantap hidangan, dari kejauhan saya lihat ada pak mokhamad Arsyad. Dengan bahasa isyarat, ia saya pangil untuk mendekat.
"Ayo berfoto dulu!" ucap saya saat menantu Pak Ahmad Muzni itu sudah dekat. Istri Pak Arsyad adalah PNS yang bekerja di rumah sakit umum bagian IGD. Setiap ada teman Pak Arsyad masuk IGD, sering istrinya memberi kabar.
Dalam menghadiri acara respsi di siang hari, kami tidak dapat berlama-lama. Biasanya tamu undangan akan datang saat jam istirahat kerja pada tengah hari. Apalagi cuaca cukup panas. Setelah menikmati camilan berupa kue-kue mini dan es krim, kami segera beranjak menuju tempat pelaminan di panggung depan.
Â
 Kami memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. Di bagian kiri dan kanan tenpat duduk pengantin tidak terlihat orang tua pengantin. Kami pun dapat segera turun dari panggung pelaminan untuk keluar dari arena atau tenda tempat resepsi. Langkah kaki kami pun lewat jalan terobosan di samping kanan panggung pelaminan.
Ada tambahan penumpang dalam mobil Pak Hasan. Pak Sugeng Mardisantoso ikut menggenapi jumlah penumpang. Kini, kami berdelapan orang. Bangku tengah dan belakang masing-masing diisi tiga orang.
Kami bersenda gurau lagi sepanjang perjalanan pulang. Sebenarnya saya sempat membuat rekaman video dalam perjalanan kembali ke kantor tersebut. Berhubung ada percakapan atau pembicaraan yang khusus dan saya belum bisa cara mengedit video, dengan berat hati video tidak dapat disertakan dalam artikel ini.
Penajam Paser Utara, 29 Agustus 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI