Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi "Arsitek" Dadakan: Menyusun Sedotan Minuman Jadi "Menara"

26 Agustus 2023   13:35 Diperbarui: 26 Agustus 2023   13:41 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penuh semangat merangkai sedotan (dokpri)

Menjadi Arsitek Dadakan: Menyusun Sedotan Minuman Jadi Menara

(dokumentasi pribadi)

Kegiatan permainan yang mengasyikkan dilakukan para guru SMP 2 PPU dan SMP 27 PPU di hotel Zurich pada hari Jumat (25/8/23). Empat kelompok beradu cepat menyusun sedotan minuman menjadi menara paling tinggi. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) disebutkan arti kata menara adalah bangunan yang dibuat jauh lebih tinggi daripada bangunan induk. 

Bentuk, model, ukuran, dan ketinggian tentu disesuaikan dengan bangunan induknya. Jika menara dibuat dengan sedotan minuman, bagaimana cara menyusunnya? Itulah permainan yang memerlukan kerja sama dan kecermatan.

Setiap kelompok mendapatkan lima kotak sedotan minuman, satu buah gunting kecil, dan perekat (selotip)  satu gulung. Waktu yang disediakan untuk permainan membuat menara adalah tiga puluh menit (setengah jam).

Mulai asyik bekerja (dokpri)
Mulai asyik bekerja (dokpri)

Satu hal yang lumrah dilakukan dalam membuat menara itu adalah merangkai atau menggabungkan sedotan plastik itu sambung-menyambung. Setiap kelompok berusaha untuk lebih cepat bekerja.

Penuh semangat merangkai sedotan (dokpri)
Penuh semangat merangkai sedotan (dokpri)

Dengan petunjuk atau instruksi sederhana, semua anggota kelompok dapat mengikuti atau mengerjakan dengan penuh semangat.

Semakin asyik merangakai sedotan (dokpri)
Semakin asyik merangakai sedotan (dokpri)
Ada beberapa kelompok yang sudah mendapatkan rangkaian sedotan yang agak panjang. Hal itu membuat anggota kelompok lain ikut giat mempercepat rangkaian sedotan berikutnya.


Keasyikan dalam merangkai sedotan plastik terlihat dalam video pendek di atas. Setiap anggota kelompok harus berpartisipasi agar bangunan menara segera berdiri.

Posisi duduk mulai berubah (dokpri)
Posisi duduk mulai berubah (dokpri)

Untuk mendapatkan hasil lebih baik, ada beberapa anggota kelompok yang mengubah posisi duduknya. Dengan sedikit jongkok atau berdiri, aktivitas merangkai sedotan plastik itu semakin nyaman.

Menara mulai terbangun (dokpri)
Menara mulai terbangun (dokpri)

Rangkaian sedotan plastik mulai terlihat cukup panjang sehingga dapat didirikan melebihi tinggi manusia. Mereka cukup berhati-hati untuk membuat sedotan itu menjadi berdiri.

Kelompok satu (dokpri)
Kelompok satu (dokpri)

Kelompok satu dari SMP 27 PPU tampak tidak terburu-buru menyusun menara menjadi tinggi. Pondasi bagian bawah dibuat kuat terlebih dahulu.

Naik meja (dokpri)
Naik meja (dokpri)

Ada anggota kelompok dari SMP 2 PPU menggunakan meja untuk dapat menjangkau posisi menara bagian atas. Perlu kehati-hatian agar tidak terjatuh atau membuat menara menjadi rebah.

Modelnya begini, ya? (dokpri)
Modelnya begini, ya? (dokpri)

Beberapa orang harus memegangi sisi-sisi menara agar tidak terlepas rangkaian sedotannya. Kalau rangkaian sampai terlepas akan kerepotan untuk menyusun ulang.

Bagian atas melengkung (dokpri)
Bagian atas melengkung (dokpri)
Upaya untuk membuat menara dapat menjulang dilakukan semua kelompok. Namun, bagaimana jadinya kalau bagian ujung atau bagian yang diharapkan paling tinggi justru melengkung? Tentu ketinggian semakin berkurang.

Model kelompok satu (dokpri)
Model kelompok satu (dokpri)
Kelompok satu dari SMP 27 PPU tidak memilih model seperti yang dipilih oleh kelompok dua, tiga, atau empat. Model yang dipilih cukup sederhana. Intinya, puncak menara dapat menjulang tinggi.  

Menit-menit terakhir para peserta menyusun menara terlihat lebih bersemangat. Mereka berupaya dapat mendirikan menara dengan sempurna, tidak bergoyang atau miring.


Suasana lebih seru pada saat detik-detik terakhir diumumkan. Para anggota kelompok saling menyoraki menara yang dibuat kelompok lain karena menara yang dilihtanya bergoyang atau dalam keadaan hampir roboh.


Setelah dilakukan penilaian, kelompok satu dari SMP 27 PPU berhasil memenangkan lomba menyusun menara dari sedotan platik. Tawa bahagia meledak dengan sempurna.

Penajam Paser Utara, 26 Agustus 2023 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun